Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
tasikmalaya
Menabur Damai, Mengusir Serigala
Pikiran itulah yang tiba-tiba terlintas saat aku berada di atas bis Budiman, dalam perjalanan menuju Tasikmalaya. Misiku ke kota yang terkenal dengan bordirnya itu adalah untuk monitoring pembangunan rumah inti bagi korban gempa. Proyek kemanusiaan ini tidak berjalan mulus. Kami menemui berbagai macam kesulitan, terutama kecurigaan dari pemimpin agama. Akibatnya, proyek ini sempat dihentikan secara paksa oleh massa yang mengatasnamakan kepentingan agama.
- Purnawan Kristanto's blog
- 39 comments
- Read more
- 6913 reads
Pulang ke Jogja
Terjadi keanehan saat kami bersiap pulang ke Yogyakarta. Ketika pak Agus, kapten pilot, mengecek tangki bahan bakar di sayap sebelah kiri, volumenya sudah berkurang. Namun saat mengukur tangki pada sayap sebelah kanan, isinya tidak berkurang. Anehnya justru bertambah banyak! Ada apa ini?
- Purnawan Kristanto's blog
- 4 comments
- Read more
- 7401 reads
Kisah di Tasikmalaya
Hari Selasa [8/9/2009], saya bersama dengan pak Tjandra Agus, koh Januar, Doddy Hendro dan pak Hasan pergi ke Tasikmalaya untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan. Sekitar pukul sepuluh pagi, ditemani oleh pak Philipus Kristianto dan pak Jonson Sitorus, kami meluncur menuju desa Sukajaya, kecamatan Purbaratu. Sepanjang pengamatan, kota Tasikmalaya tidak terpengaruh sama sekali dengan adanya gempa. Semua berjalan dengan normal. Tidak ada tanda-tanda kedaruratan. Sedikit tanda bahwa ada gempa telah terjadi di sana adalah runtuhnya bangunan tua di sebuah perempatn dan aktivitas anak jalanan yang meminta sumbangan atas nama korban gempa. Aktivitas perekonomian berjalan dengan normal. Toko-toko buka seperti biasa, kecuali warung makan. Jalanan disesaki kendaraan pribadi dan angkutan umum. Tidak banyak terlihat mobil pembawa bantuan kemanusiaan.
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- Read more
- 7316 reads
Terbang ke Tasikmalaya
“Waktu” itu memang relatif. Waktu selama satu jam yang dipakai untuk bercengkerama dengan orang-orang tercinta rasanya terlalu singkat. Satu jam menunggu tanpa kepastian rasanya sewindu. Pesawat ultra ringan yang akan menerbangkan kami ke Tasikmalaya sebenarnya sudah siap. Kapten Pilot, pak Agus, sudah meminta izin ke menara pengatur lalu lintas udara. Langit di kota Yogyakarta terlihat cerah. Cuaca di Cilacap, yang akan kami lalui nanti, juga baik. Sayangnya, jarak pandang di landasan udara Wiriadinata, Tasikmalaya hanya 4 km. Maka izin terbang masih ditahan karena menurut peraturan, jarak pandang minimal 5 km. Kami harus menunggu ada perubahan visual.
- Purnawan Kristanto's blog
- 4 comments
- Read more
- 15224 reads
Pesawat Ultra Ringan
Sejak kecil saya memang menyukai pesawat terbang. Hampir setiap hari selalu ada pesawat latih yang berputar-putar di atas rumah. Seya selalu terkagum-kagum menatap besi terbang itu. Kadang benda berbentuk capung itu terbang sangat rendah sehingga kami bisa melihat kepala pilot menyembul di balik kokpit. Kadang pesawat itu bermanuver di angkasa dan menghilang di balik awan-awan.
- Purnawan Kristanto's blog
- 2 comments
- Read more
- 7928 reads