Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Ketika Kotak Pandora Telah Terbuka
Menurut mitologi Yunani, dahulu kala api hanya dapat digunakan oleh dewa. Manusia tidak diperbolehkan untuk ’menyentuh’ dan merasakan faedah api dalam kehidupan sehari-hari. Adalah sesosok raksasa bernama Prometheus yang kemudian diam-diam mencuri api dan menyerahkannya pada manusia. Mengetahui hal itu, para dewa yang dikomandani Zeus berang. Mereka tidak terima salah satu bentuk kekuasaannya jatuh ke tangan manusia, dan khawatir manusia dapat mengambil alih kekuasaan mereka.
Sebagai langkah antisipasi, Zeus menyusun siasat. Ia meminta dewa Hephaestus untuk menciptakan makhluk yang disebut wanita. Wanita tersebut kemudian dinamakan Pandora. Pandora yang diberkahi kecantikan dan keutamaan yang luar biasa itu kemudian dikirim ke bumi untuk diperistri oleh Epimetheus, adik Prometheus. Prometheus yang mencium rencana busuk dewa-dewa tersebut memperingatkan adiknya untuk tidak menerima pemberian apa pun dari Zeus. Namun, Pandora menerima sebuah hadiah dari para dewa. Hadiah tersebut berwujud sebuah kotak disertai pesan untuk tidak membuka kotak itu apapun yang terjadi. Larangan tersebut justru membuat Pandora makin penasaran untuk membuka kotak misterius itu.
Kelanjutannya bisa ditebak. Rasa ingin tahu Pandora yang begitu kuat membuatnya tak sanggup menahan dorongan untuk membuka kotak misterius itu. Ketika kotak itu terbuka, seketika itu pulalah kejahatan dan wabah penyakit yang terhitung banyaknya keluar dari kotak itu. Pandora yang kaget dan ketakutan melihatnya berusaha menutup kotak yang terlanjur dibukanya. Sayang, hanya tertinggal satu hal tersisa dalam kotak itu. Hanya harapan yang tertinggal untuk menguatkan manusia melalui berbagai kesulitan yang telah dibiarkan keluar dari kotak tersebut.
***
Cerita itu hanya sebatas mitos yang kebenarannya hanya sebatas cerita. Namun, ketika saya sepintas membaca berita-berita di layar kaca dan media cetak, terbayang di benak saya berbagai kemalangan (kalau tak boleh dibilang tantangan) yang telah keluar dari ‘kotak Pandora.’
Menyusul ambruknya perekonomian di berbagai belahan bumi yang akhirnya merambah juga ke persada Indonesia tercinta, berbagai sektor mulai merasakan dampaknya. Kebijakan pemerintah menaikkan UMK pun tak banyak memberi harapan ketika berita tersebut disandingkan dengan berita dirumahkannya ribuan karyawan pabrik tekstil di kotaku tinggal. Kuamati beberapa tetanggaku yang bekerja di industri garmen di luar kota sudah tak lagi berangkat bekerja. Padahal kebanyakan dari mereka sudah berkeluarga dengan satu atau dua anak balita. Tak terbayang, dari mana susu untuk anak-anak itu terbeli. Di sisi lain, sudut-sudut kota mulai marak dengan spanduk, dan pamflet warna- warni para calon anggota legislatif – warna-warni yang bertolak belakang dengan suramnya suasana. Agaknya Desember tahun ini akan benar-benar jadi Desember kelabu untuk banyak orang. ’Kotak Pandora’ itu telah benar-benar terbuka.
Lalu adakah harapan tersisa di dalam kotak yang nyaris kosong itu? Ketika saya membaca ulang mitos Yunani itu, saya bertanya-tanya; harapan bisa saja memilih untuk pertama keluar dari kotak itu, tapi tidak. Adakah harapan sebenarnya memilih untuk tetap berada dalam kotak itu? Adakah ia sesungguhnya ingin tetap berada dalam kotak untuk menemani manusia? Mungkin saja.
Sayup-sayup terdengar seorang rekan yang punya kebiasaan aneh: menyanyikan lagu natal jauh sebelum natal tiba.
Hai dunia gembiralah
Dan sambut Rajamu
Di hatimu terimalah
Bersama bersyukur
Bersama bersyukur
Bersama-sama bersyukur
Demikian dendangnya. Dendang yang membawa saya pada satu analogi baru dari mitologi yang sedang mewarnai perenungan saya. Kotak itu adalah hati manusia. Sama seperti kotak Pandora, hati itu pun menyimpan berbagai hal, dan ketika hati itu hampir kosong sama sekali, HARAPAN itu tetap memilih berada di sana. HARAPAN itu tak lain adalah Tuhan Yesus yang lahir di malam yang mungkin sama atau lebih pekat dari malam-malam musim penghujan yang kelabu saat ini. Tuhan bisa memilih tinggal di mana saja tapi DIA memilih tinggal di dalam ‘kotak’ itu – di dalam hati kita. Ketika DIA ada dalam kehidupan kita adakah sesuatu yang tak mungkin? Jawabnya TIDAK. Semoga Harapan itu mampu membuat kita mampu melihat hidup ini sebagai sesuatu yang berharga. Biar krisis tetap kreatif....
… dan selama HARAPAN itu ada, yakinlah kita mampu mengarungi malam-malam tergelap sekalipun....
***
I Korintus13:13 Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
- clara_anita's blog
- 8477 reads
MASIH ADA HARAPAN
Dear Bu Guru....
Efek dibukanya kotak pandora itu ternyata juga mengimbas di dunia kecil saya. Sabtu siang dalam perjalanan menuju Jogja dengan menumpang bis ekonomi, saya tercenung. Bertanya-tanya, masih adakah harapan bagi saya (dan keluarga) untuk bisa kembali 'tertawa' bersama setelah perstiwa demi peristiwa menggoncang kami hingga hari ini, badai belum juga reda.
Sebuah lagu mengalun pelan melalui headset, membawa saya mengembara pada berbagai peristiwa seolah film tengah di putar di depan mata dengan sebuah lagu soundtrack mengiringinya hingga membuat mata jadi berkaca-kaca. Ketika refrain dinyanyikan, airmata yang sedari tadi saya tahan tak kuasa lagi bertengger di pelupuk mata. Dia mengalir turun dan membasahi pipi yang dihiasi oleh beberapa butir jerawat. Sontak saya memalingkan muka, berharap penumpang yang duduk di seberang tidak melihat saya menangis (weh, bisa gawat kalo ketahuan Mr. Uphil kalo saya nangis. Saya bisa membayangkan dia akan berkomentar dengan tengil begini : "Walah..preman kok cengeng!" ^_^).
Dunia saya memang sedang jungkir balik, tapi lagu itu mengingatkan saya akan adanya sebuah harapan seperti halnya tulisan Bu Guru tentang kotak pandora dan harapan yang tertinggal di dalamnya (juga nasehat sesepuh blogger yang sudah sudi meluangkan waktunya mendengarkan curhatan saya yang panjangnya seperti naskah pidato, hehe...).
Saya ingin membagi sepenggal syair lagu tersebut kepada teman-teman di Klewer, meski mungkin teman-teman sudah banyak yang tahu, tapi saya pengin menuliskannya di sini....
Teramat berat beban yang kau rasa, cobaan datang silih berganti
Semua yang kau rasa tak adil untukmu, seakan Tuhan jauh dan tak ada
Masih ada harapan...selama matahari masih bersinar
Selama nafas hidup masih berhembus, Tuhan tahu Dia ada di sisimu
Slalu ada harapan meskipun hatimu tak lagi merasa
Putus semua asa dan harapanmu
Dia sanggup Yesus sanggup pulihkan hidupmu
Bu Guru menuliskan (sekaligus menegaskan syair lagu tadi)
… dan selama HARAPAN itu ada, yakinlah kita mampu mengarungi malam-malam tergelap sekalipun....
Jesus loves Us
Krisi ekonomi -masa pengujian
Apakhabar Nita dan Noni?
Pernyataan imanmu berdua terhadap pengharapan di dalam Tuhan Yesus Kristus, pasti menyenangkan hati Tuhan. Noni, tepat pada masaNya Tuhan akan mengembalikan ‘tawa’mu dan keluargamu. Sementara itu tetaplah setia kerana Dia setia (2 Tim 2:13, Maz 33: 18 & Maz 145:18-20)
Hai Nita….!
Nita. Saya BERPENDAPAT bahawa dalam situasi seperti ini (krisis ekonomi) kita dituntut oleh 1 yohanes 3:17-18.Saya juga BERPENDAPAT bahawa Ini adalah MASA PENGUJIAN bagi orang-orang kristian dan gereja-gereja kristian! Karakter, iman, kepatuhan, kasih, integriti dan kesetiaan kita diuji. Saya berpendapat bahawa Tuhan menguji kita dalam hal berikut:
1. Apakah kita benar-benar mengasihi Tuhan dan tetap setia? (Ayub 2:9-10 & Luk 8:13)
2. Apakah kita benar-benar mengasihi sesama kita dan saling memperhatikan (1 Yohanes 3:17 – 18 & Lukas 10:27-37)? Apakah gereja ada kesanggupan untuk hidup seperti dalam Kis 2:44-47 sehingga krisis ekonomi berakhir?
3. Apakah kita benar-benar menjadi satu? (Yoh 17:21-23)?
4. Akhirnya apakah kita setia kepada HARAPAN itu?
Diakhir krisis ini, apakah keputusannya? LULUS? Atau GAGAL? (Maz 33:13-14,18-19, Pkh 12:14). Kita masing2 merenungkannya dan menilai diri kita sendiri dan gereja kita. Semuanya akan menjadi jelas apabila kita berdiri di hadapan Takhta PenghakimanNya nanti.
Saya benar-benar minta maaf jika kalian tersinggung dengan penggunaan bahasa saya. Saya orangMalaysia dan sebetulnya tidak pandai berbahasa Indonesia . Untuk memahami tulisan2 kalian, saya harus menggunakan kamus online Bahasa Indonesia – B. Inggeris. Harus saya akui bahawa Sabdaspace.org adalah webblog yang dinamik dan menakjubkan! Tahniah kepada admin!.
Tuhan Memberkati Kalian.
sahabat
"Aku yakin dengan sepenuhnya bahawa Berita Baik itu kuasa Allah yang menyelamatkan semua orang yang percaya kepada Yesus, mula-mula orang Yahudi, dan juga orang bukan Yahudi" - Roma 1: 16
@Sahabat: Bahasa Indonesia Anda bagus sekali :)
Dear Sahabat,
Kenapa harus tersinggung? Justru sayu salut pada semangat Anda. Saya khawatir tidak semua kata-kata dapat Anda temukan padanannya di kamus Indonesia-Inggris karena bahasa yang digunakan tidak selalu baku.
Saya setuju dengan pendapat Anda mengenai masa pengujian. Pengujian dengan api ya? Yang namanya api tentu panas, dan menyakitkan tapi bila tujuan akhirnya untuk kebaikan kita ... why not?!
Roma 5
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
^_^
@Mbak Noni:
Wah kok bisa-bisanya kita suka lagu yang sama...
Benar-benar sehati nih kita berdua mbak
GBU
anita
@Sahabat: Bahasa Indonesia Anda bagus sekali :)
Dear Sahabat,
Kenapa harus tersinggung? Justru sayu salut pada semangat Anda. Saya khawatir tidak semua kata-kata dapat Anda temukan padanannya di kamus Indonesia-Inggris karena bahasa yang digunakan tidak selalu baku.
Saya setuju dengan pendapat Anda mengenai masa pengujian. Pengujian dengan api ya? Yang namanya api tentu panas, dan menyakitkan tapi bila tujuan akhirnya untuk kebaikan kita ... why not?!
Roma 5
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
^_^
@Mbak Noni:
Wah kok bisa-bisanya kita suka lagu yang sama...
Benar-benar sehati nih kita berdua mbak
GBU
anita
Nita terima kasih atas pujian dan doronganmu
Hai Nita..............!
Saya tidak boleh bayangkan betapa manisnya senyuman Nita tatkala damai sejahtera dari Allah yang Maha Tinggi memenuhi ruang hati Nita.
Ya terima kasih atas pujiannya. Ia cukup mendorong saya. Namanya api sudah tentu panas banget. Sepanas-panas api pengujian, panas lagi api neraka yang tak berkesudahan ya?. Makanya pilih aja api pengujian.... setuju ? Mau lari ke mana sih? lari dari api pengujian maknanya lari menuju ke api neraka!
Nah, kata-kata yang di bawah ini tidak semestinya untuk Nita. Ia tidak melambangkan keberadaan sesiapa pun secara spesifik. Ia adalah umum dan untuk sesiapa saja yang memerlukannya. Demikian juga setiap blog dan komentar saya. Ia adalah untuk direnung bersama dan masing-masing kita membuat refleksi sendiri. Jika ada kesilapan menurut anda, kenapa tidak komentar? Dan jika terdorong, doronglah pula saya. He.he.he.he. Sebetulnya saya tidak mengenal Nita. Bahkan tidak ada seorang pun daripada pengguna sabdaspace ini yang saya kenal. Namun kerana Tuhan Yesus Kristus adalah saudara sulung kita, maka anda semua adalah adik-beradik saya dalam keluarga Tuhan Yesus Kristus! Amen?
Nah, apa yang ingin saya katakan ialah Tuhan itu baik. Bahkan Dia sangat baik. Tuhan tidak akan sekali-kali meninggalkan kita. Kalau kita terfikir yang Tuhan telah meninggalkan kita dan tidak mempedulikan kita yang dalam penderitaan, datanglah kepada Tuhan dan berperkaralah dengan Dia dan Dia akan membuat kita puas. Sekiranya kita ada kesalahan dan Dia menghajar kita, itu bukan kerana kebencianNya tetapi kerana kasihNya kepada kita. Dia mencintai kita.Dan benar-benar mencintai kita. Jika Dia menguji kita... Dia cuma mahu kita menjadi satu dengan Dia! Bukankah itu suatu ajakan yang sangat istimewa? Sang Raja yang mulia mengajak kita menjadi satu denganNya!!!!!!! Betapa istimewanya kita bukan?!
Apa yang Dia mahukan daripada kita dalam masa senang dan susah ialah hati yang remuk mendekat kepadaNya.
Mendekatlah kepada Dia, maka dia akan mendekat kepadamu.
Tuhan memberkatimu Nita dan seisi keluargamu!
Tuhan juga memberkati kalian dan seisi keluarga kalian semua!
sahabat
"Aku yakin dengan sepenuhnya bahawa Berita Baik itu kuasa Allah yang menyelamatkan semua orang yang percaya kepada Yesus, mula-mula orang Yahudi, dan juga orang bukan Yahudi" - Roma 1: 16