Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kesaksian Rohani: "Waspadalah!"
Ada banyak kesaksian yang menipu pendengarnya, termasuk kesaksian-kesaksian yang "berbau rohani". Walaupun ditipu, pendengarnya tidak mampu untuk berpikir "hitam-putih". Mengapa demikian? Karena emosi yang telah mengabaikan rasio.
Coba kita menganalisa, lemahnya sebuah kesaksian sebagai dasar kebenaran, dibawah ini:
Kesaksian, saksi: orang yang menjadi saksi terhadap sesuatu dan peristiwa. Sesuatu yang disaksikan bisa "pengalaman", misalnya, perjumpaan Ahmad Musadeq dengan malaikat(?)"; tetapi juga menyaksikan "efek sesuatu-benda", misalnya, melempar uang di kolam St. Petrus - Vatikan, akan mendapatkan sesuatu sesuai harapannya. Atau, dengan memakai produk kesehatan tertentu akan memberikan efek pada kesembuhan suatu penyakit." "Kesaksian bersifat "promotion" dan "entertain". Promosi seringkali mempengaruhi sikap untuk percaya [trust] mutlak kepada "sesuatu yang promosikan" dan berlanjut pada keputusan "membeli-menerima". Sedangkan, "entertain-hiburan". Biasanya berujung pada perasaan senang, tertarik, terhibur, puas dan semangat lagi. Seseorang yang dihibur akan mengidolakan peran utamanya. Dalam kondisi ini, 'fans' yang sudah terikat secara emosi tidak akan pernah atau sulit untuk berpikir hitam-putih, apakah sesuatu yang dipromosikan dan disaksikan itu benar atau salah. Dalam dunia kesaksian, emosi sangat dominan.
Di Alkitab ada contoh pengalaman pribadi Paulus naik ke Surga --- Mirip dengan penagalaman Muhammad naik Bouraq --- yang subyektif tidak perlu dibesar-besarkan, karena dianggap hanya milik sendiri.
Kisahnya, seperti ini: "Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. Aku juga tahu tentang orang itu, --entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya-- ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. (2 Kor.12:2-5)"
Realitas:
Penginjil terkenal, Reinhard Bonke seringkali mengadakan KKR di wilayah-wilayah "dunia ke tiga" yang dihadiri oleh ribuan orang. Dalam publikasinya, ia sering melakukan mujizat-mujizat. Tetapi, tahukah anda, Reinhard Bonke tidak dapat melakukan hal yang sama di Eropa (Misalnya, Jerman) dan Amerika. Pertanyaan: Apakah Tuhan hanya mampu bekerja di Asia dan Afrika, tetapi tidak mampu bekerja di Eropa dan Amerika? Atau, apakah Emosi sangat dominan di dunia ketiga seringkali mengabaikan rasio, yang dominan di Eropa dan Amerika? Entahlah! Yang jelas, di depan hukum, kesaksian emosional tidak bisa dijadikan bukti yang valid; yang diperlukan adalah kesaksian dengan alasan dan bukti-bukti. Lagi pula, belum ada teologi perasaan? Perasaan dan emosi seringkali tidak bisa diandalkan. Alasan emosi ini juga yang menyebabkan kesaksian tentang kenbangkitan Yesus yang diberitakan oleh para Wanita di dalam Injil itu tidak secara mudah dipercaya. Ya gitu deh… Jadi, kesaksian bisa saja upaya "manipulasi".
Kunjungi juga: http://www.riwonalfrey.blogspot.com/
Sola Gratia
Riwon Alfrey
- Riwon Alfrey's blog
- 16181 reads
biarlah waktu yang menjawab
Jangan Cepat Percaya!
Tuhan tahu, tapi kita...
Mau lihat gimana pohonnya, coba tengok buahnya =)
Jangan Mengandalkan Akal
Yang jadi masalah, selama meberi kesaksian, para saksi yang sakti mandraguna itu senantiasa mengingatkan agar jemaat tidak mengandalkan akal. Nah kalau nggak boleh mikir, ya terima aja semuanya apa adanya.
Padahal Tuhan menuntut umatnya untuk mengasihiNya dengan sepenuh akal budi.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Nah lho...
Allah Nggak Mau Yang Mapan?
Theologia Alam Roh
ulah, menurut saya semua hal yang dapat dipikirkan manusia itu masuk akal atau dapat diterima akal. Yang perlu kita lakukan hanya memilah-milahnya. apakah surga dan neraka tidak masuk akal? Saya justru menemukan bahwa keduanya masuk akal.
Yang benar adalah, Surga dan neraka itu tidak dapat dijelaskan secara mendetail, karena kita kekurangan data mengenai keduanya. Kekurangan data jelas tidak berarti tidak masuk akal.
Ajaran tentang keberadaan roh teritorial masuk akal,namun bertentangan dengan ajaran sejati Alkitab. Alkitab menyediakan data-data yang cukup bagi umat Kristen untuk menyimpulkan bahwa ajaran tersebut sesat. Namun para pengkotbah alam roh senantiasa mengajar jemaat untuk tidak mengandalkan akal (berpikir logis, menguji dengan ajaran Alkitab sebagai standart kebenaran). Ketika ada yang menyatakan kesesatan ajaran pengkotbah alam roh, mereka justru dituduh sesat dan mengandalkan akal.
Theologia alam roh memang lebih sulit berkembang di Amerika dan Eropah, karena di sana jemaat Kristen bersikap lebih kritis dan berpikir lebih logis. Syarat utama agar Theologia Alam Roh berkembang pesat adalah adanya kepercayaan tahyul.
Silahkan perhatikan handai taulan anda penganut Theologia alam roh, sebelum menjadi Kristen kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang percaya tahyul. Ketika menjadi Kristen mereka tetap percaya tahyul. Perbedaannya hanya, sebelum menjadi Kristen mereka menyuguhkan sesajen, setelah menjadi Kristen mereka menengking dalam nama Yesus. Namun inti kepercayaan mereka tetap sama, setiap wilayah ada roh penguasanya, setiap benda ada roh penunggunya, setiap kejahatan dan kemalangan ada roh penyebabnya.
Tulisan David Copperfield Sang Pemuja Iblis dan tulisan Roh Tumbal adalah contoh tentang ajaran Theologia Alam Roh. Di mata orang-orang yang tidak percaya tahyul dan berpikir dengan logis, nampak sekali kesesatannya. Namun di mata seorang yang percaya tahyul, keduanya menjadi kisah yang luar biasa.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Semuanya tergantung iman
Xiao Pink Berapa Mujizat Yang Sudah Kamu Lihat?
Xia Pink, tanpa mengurangi rasa hormat, yang kita permasalahkan bukanlah kemampuan Allah untuk melakukan mujizat namun klaim mujizat yang tidak pernah diuji secara klinis itu.
Memberanikan diri untuk bertanya, berapa banyak mujizat kesembuhan yang telah kamu dengar kesaksiannya? Berapa banyak kesembuhan ilahi yang telah kamu lihat dengan mata kepala sendiri? Berapa banyak mujizat yang kamu lihat dengan mata kepala sendiri lalu kamu uji secara klinis atau kamu amati orangnya?
Anda benar Tuhan itu ilahi namun mereka yang bersaksi itu adalah manusia biasa yang bisa dijamah dan dilihat dan bisa diuji. UJIAN hanya membuktikan yang benar adalah benar!
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
xiao pink, jadi kamu kira
xiao pink, jadi kamu kira kamu bisa dengan percaya bahwa Tuhan bisa menyembuhkan mu, maka Tuhan mau? itu semua cuma kedaulatan Allah kok. hehe.
masa kita jadi orang kristen mau jadi kristen cuma karena Tuhan bisa menyembuhkan kamu? itu berarti cuma menyenangkan ego manusia kamu doang dongg? justru kita diciptakan untuk memuji dan menikmati Tuhan selama lamanya. ya ga?