Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kefas, anakku!
Pernahkah anda mendengar istilah "anak autis"? Apakah autis itu?
Dalam sebuah situs kesehatan dijelaskan bahwa autis adalah gangguan neuropsikiatrik dengan karakteristik utama adanya penyimpangan/keterlambatan
Itulah yang dialami oleh anakku Kefas Benjamin Runtu. Pada 8 Mei 2009 nanti ia akan genap berusia 12 tahun. Itu bermakna bahwa hampir 12 tahun sudah ia hadir mewarnai kehidupan keluarga kami.
Ia lahir sebagai bayi yang sehat dan lucu. Tangisan dan genggaman jari-jari tangannya yang mungil dan lembut diujung jariku adalah pengalaman terindah dan sangat mengharukan. Sebuah relasi dalam wujud paling nyata dan sederhana antara seorang bapa dengan anaknya.
Tatapan mata kecilnya yang jernih dan senyumnya yang tulus mampu meneduhkan hiruk pikuk kepenatanku setelah seharian penuh berlomba dengan kehidupan demi sesuap nasi. Bahkan, ketika ia pulas dengan mulutnya yang memundar di sekeliling puting susu ibunya, ia tetap memberikan kebahagian tatkala menerima sari-sari kehidupan itu dari sang bunda. Sungguh.., sebuah relasi dalam wujudnya yang penuh kasih hadir senyata-nyatanya di hadapanku!
Dalam keheningan, sang bunda dan anak berpelukan. Mengajariku arti kedamaian. Mereka sedemikian larut dalam ketenangan, hingga aku mampu mendengarkan detak jantung dan hembusan nafas dari dua makhluk yang diciptakan dalam gambar dan rupa Allah.
Oh, betapa aku merindukan... sangat...sangat merindukan saat-saat itu lagi! Karena waktu-waktu yang berjalan dengan segala ketetapan alaminya telah membawa serta anakku tumbuh namun tak memberinya perkembangan yang alami...
Kefas tumbuh dan berkembang seolah melawan hukum alam! Bahkan diabaikan oleh hukum alam!
Karena Kefas tidak seperti Resa,adiknya, yang bisa memanggil Papi kepadaku dan Mami kepada bundanya.
Karena Kefas tidak seperti Resa,adiknya, yang merengek-rengek minta permen dan ngambek jika tidak diberikan.
Karena Kefas tidak seperti Resa, adiknya, yang selalu menyambut pelukan Papi dan Maminya.
Karena Kefas tidak seperti Resa, adiknya, yang setiap Senin hingga Jumat harus bangun pagi-pagi karena sudah ditunggu Miss Dian, gurunya, di sekolah.
Karena Kefas tidak mungkin juga seperti Vara, kakaknya, yang kini duduk di bangku kelas 3 SMA!
Karena Kefas tidak seperti....
Karena Kefas tidak mungkin...
Ah, Kefas! Kefas! Kau sendirian di duniamu, Nak!
Apakah yang kau lihat di sana? Apakah yang kau dengar di sana? Apakah yang kau rasakan di sana? Apakah yang kau tertawakan di sana? Apakah yang kau tangisi di sana? Adakah yang berbahasa denganmu di sana?
Mengapa kau tak diberikan kesempatan untuk mengenali dirimu? Memahami dirimu? Mengasihi dirimu? Atau, bahkan membenci dirimu!?
Mengapa keberadaanmu hanyalah untuk tiada?
Mengapa bumi yang telah diciptakan dengan segala keindahannya tak memberimu tempat agar kau bisa turut menikmati keindahannya? Akankah berkurang keindahan bumi itu jika engkau bisa menikmatinya? Atau, akankah bertambah-tambah keindahan bumi itu jika engkau bisa mengalaminya?
Ah, Kefas! Kefas! Kau sepertinya memang telah diabaikan oleh alam!
Semua mata menatapmu aneh! Seolah kau bukan manusia! Kau bukan siapa-siapa atau apa-apa! Kau hanya "benda" yang belum atau memang tidak punya nama atau definisi! Kau sebuah noda kecacatan yang tidak diakui oleh alam!
Kefas! Ini aku BAPAMU! PAPIMU, Nak!
Aku hendak berseru nyaring mengatasi seluruh suara bumi...
"Sesungguhnya, kau adalah milik pusaka dari yang MAHATINGGI! Kau adalah upah bagi kandungan-ku!"
"Genggamlah lagi ujung jariku dengan jari-jari tanganmu yang lemah, Nak! Karena aku bapamu tidak akan meninggalkanmu!"
"Sekalipun hancur hatiku, namun tanganku tak akan pernah menjadi lelah menggendongmu!"
Tangerang, 1 Februari 2009
I love my autistic son, Kefas!
- alfian's blog
- Login to post comments
- 6850 reads
The Great Love Of Father
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Dear jesusfreaks, Anda
Dear jesusfreaks,
Anda benar!
Banyak dari kita anak-anak BAPA SORGAWI yang hidup dalam dunianya sendiri dan terus menerus kebal dari kedekatan dan kepedulian BAPA SORGAWI.
Kesaksianku itu ingin menggugah setiap kita yang tanpa sadar menyandang autis di hadapan BAPA yang peduli!
Segala kemuliaan hanya bagi BAPA SORGAWI!
I love my autistic son, Kefas!
I love my autistic son, Kefas!
@alfian, ayah yang baik
@alfian, saya sangat terharu campur bangga karena kamu sudah menjadi ayah yang baik, yang dapat mengasihi anaknya walaupun ada kelainan dibandingkan kakak dan adiknya. Saya yakin kasih dari surga, kasih Bapa sudah mengalir dan mengalir memenuhi keluarga alfian. Tuhan pasti mempunyai rencana yang indah dalam kehidupan Kefas, tidak ada yang mustahil di dalam Tuhan.
@ kardi
Janganlah memuji sebagai ayah yang baik! Aku hanya diproses-Nya untuk menjadi seorang "ayah" seturut kehendak-Nya. Dan, proses itu menjadi anugerah BAPA SORGAWI bagiku seumur hidup. Tak ada apa pun padaku yang dapat kubanggakan!
Justru Kefas mengajariku mengalami kasih BAPA. Pada Kefas, aku melihat diriku sendiri...
Tuhan memberkatimu, kardi!
I love my autistic son, Kefas!
I love my autistic son, Kefas!
@alfian: Salut!!!
Anak yang terlahir dengan autisme adalah anak-anak istimewa yang diciptakan dengan tujuan yang istimewa yang juga memerlukan perlakuan istimewa. (Saya setuju dengan kejengkelan Anda, ketika ia dipandang seolah benda mati). Mungkin, Kefas akan terus memerlukan dukungan yang besar dari lingkungan sekitarnya.
Salut buat Alfian yang punya kasih yang begitu indah untuk Kefas...
GBU
anita
@anita...
Terima kasih anita...
Resa, Vara dan Kefas adalah anak-anak istimewa yang diciptakan dengan tujuan yang istimewa juga; yaitu untuk kemuliaan Allah.
Salutlah untuk BAPA SORGAWI yang telah memampukan aku dan keluargaku memelihara Kefas hingga saat ini! Sungguh sebuah anugerah besar dari-Nya buat kami yang terlalu kecil untuk dipedulikan-Nya!
Gbu, anita!
I love my autistic son, Kefas!
I love my autistic son, Kefas!
@Alfian: Anda Luar biasa
Wah... aku jadi tambah ngerti kasih Bapa itu kayak gimana... (sedikit terbuka lagi), kalau bapa yang di dunia aja seperti Anda Pak Alfian... gimana dengan Bapa di Sorga ya...
hikz... merinding membaca tulisan pak Alfian... karena kehidupan saya sendiri berbanding terbalik dengan kasih yang diterima Kefas dari Bapak.
Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan, itu saja yang bisa saya sampaikan...
GBU
For to me to live is Christ, and to die is gain.
@iik j
hikz... merinding membaca tulisan pak Alfian... karena kehidupan saya sendiri berbanding terbalik dengan kasih yang diterima Kefas dari Bapak.
Seperti yang anda katakan, "Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan."
Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku. (Maz. 27:10).
I love my autistic son, Kefas!
I love my autistic son, Kefas!
untuk seorang anak yang luar biasa
Kau sebuah noda kecacatan yang tidak diakui oleh alam!
namun ayahmu mengakuimu sebagai anak di antara anak-anaknya
dan Bapa di sorga menjadikanmu luar biasa di antara yang biasa
...
@ Rya A. dede
Biarlah segala hormat, puji dan kemuliaan hanya bagi Allah saja! Dan, biarlah Allah saja yang luar biasa dan aku ini menjadi yang biasa...
Tuhan memberkatimu, Rya!
I love my autistic son, Kefas!
I love my autistic son, Kefas!
@alfian... kasih dan penerimaan
Dear Alfian..
Tulisan yang sangat menarik, membuat pembaca ikut terseret merasakan kelembutan seorang bayi dengan damai dan haru di dalamnya..
Ia lahir sebagai bayi yang sehat dan lucu. Tangisan dan genggaman jari-jari tangannya yang mungil dan lembut diujung jariku adalah pengalaman terindah dan sangat mengharukan. Sebuah relasi dalam wujud paling nyata dan sederhana antara seorang bapa dengan anaknya.
Tatapan mata kecilnya yang jernih dan senyumnya yang tulus mampu meneduhkan hiruk pikuk kepenatanku setelah seharian penuh berlomba dengan kehidupan demi sesuap nasi. Bahkan, ketika ia pulas dengan mulutnya yang memundar di sekeliling puting susu ibunya, ia tetap memberikan kebahagian tatkala menerima sari-sari kehidupan itu dari sang bunda. Sungguh.., sebuah relasi dalam wujudnya yang penuh kasih hadir senyata-nyatanya di hadapanku!
Alfian...... kasih seorang bapa dan seorang ibu .. sungguh luar biasa..
Barusan seminggu lalu seorang teman, juga bercerita tentang anak semata wayang yang kini berumur 24 tahun, bertumbuh jadi cowok cakep gagah besar, namun tidak sempurna.. baik phisik maupun mentalnya..
Ketika kutanya siapa yang membantu anaknya ke kamar mandi.. dia mengatakan istrinya.. emang kuat? padahal anaknya bertubuh lebih besar dari sang bapak yang pasti lebih dari 65 kg.. oleh sang bapak di jawab kuat.. karena cinta seorang ibu dari hari ke hari dari bayi hingga dewasa hingga kuat menggendongnya ketika ke kursi roda maupun ke kamar mandi.. cinta ibu kepada anak membuat sang ibu kuat phisik maupun mental.. kasih dan penerimaan orang tua kepada anak.. membuat anak nyaman dan tetap menikmati dunia dengan caranya.. kasih dan penerimaan dari orang tuanya menular kepada tetangga sekitarnya, kasih dan penerimaan orang tuanya menular kepada teman2 gerejanya..
meski ketika ke mall .. banyak mata melihat dengan pandangan yang membuat orang tuanya risi.. namun hidup dan kebahagiaannya tidak bergantung pada pandangan dan tatapan mata orang..
so.. si anak tetaplah menikmati hidupnya dengan caranya.. karena cinta bapak dan ibunya..
bapak dan ibu nya menerimanya sebagai anugerah yang memang disediakan untuk menjadi bagian keluarga yang lengkap.. untuk saling mengisi selama hidup di dunia.. bukan sebagai kutuk atau akibat salah masa lalu.. cinta dan penerimaan.. membuat mereka bahagia.. tidak peduli pandangan dan tatapan mata orang lain..
@ joli
Terima kasih, joli! Ceritamu pun membuatku terharu dan memberiku pengertian untuk melihat keberadaan Kefas sebagai anugerah yang memang disediakan untuk menjadi bagian keluarga yang LENGKAP.. untuk SALING MENGISI selama hidup di dunia..
I love my autistic son, Kefas!
I love my autistic son, Kefas!
Team Hoyt, inspirasi untuk seorang ayah...
Untuk kasih seorang ayah, menurut saya, sampai saat ini, Dick Hoyt masih menjadi teladan yang paling baik. (beberapa videonya ada di youtube)
Saya punya beberapa teman yang anaknya autis, salah satu teman saya pernah diwawancarai TV berkaitan dengan ke-autis-an anaknya (waktu itu kebetulan saya pas lihat TV dan melihat teman saya ada dalam wawancara itu). Saya juga pernah membaca kesaksian ada anak autis yang sembuh berkat doa.
Dalam sebuah matakuliah Etika Bisnis, saya ingat seorang profesor, teman dan guru saya, mengatakan bahwa dasar dari etika adalah KASIH, ya.. seperti KASIH orang tua kepada anak-anaknya, tanpa pamrih. Jika pebisnis atau pengusaha memiliki kasih kepada rekan bisnis atau kepada (calon) konsumen, seperti kasih orang tua kepada anaknya, niscaya dunia bisnis tidak sekotor seperti sekarang ini.
@Alfian, salut buat anda...,selamat menjadi ayah yang baik bagi anak-anak anda...
(komentar ini saya posting sudah lewat jam 3 pagi, hampir tiap malam saya punya tugas menunggu anak kedua saya yang lambat sekali tidurnya.., ini tadi baru tidur jam 01.30, dan setelah itu saya baru bisa (benar-benar) kembali ke laptop.)
=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)
=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)
@pwijayanto, inspirasi untuk seorang ayah...
Hanya ALLAH sajalah yang baik!
Sewaktu kuliah dulu, aku sering bercerita tentang kasih Tuhan kepada teman-teman seiman dan keluarga. Aku tergolong "fasih" jika sudah berbicara tentang kasih Tuhan...
Kini aku merasa, Tuhan bilang cukup bicara tentang kasih-Nya! Sekaranglah waktunya untuk melakukan kasih itu...
(komentar ini saya posting sudah lewat jam 3 pagi, hampir tiap malam saya punya tugas menunggu anak kedua saya yang lambat sekali tidurnya.., ini tadi baru tidur jam 01.30, dan setelah itu saya baru bisa (benar-benar) kembali ke laptop.)
Sama, Mas pwijayanto! si Kefas pun kerap tidur dini hari. Andai saja, Kefas bisa tidur jam 01.30, maka itu suatu "kemewahan" buat kami; karena Kefas tidurnya jam 04.00, malahan jika ia "salah makan", maka ia akan terjaga selama 24 jam!
Ada suplemen melantonin yg umumnya diresepkan oleh dokter untuk menenangkan anak-anak hiperaktif agar mereka bisa istirahat tidur. Tapi harus konsultasi dokter dulu untuk penggunaannya. Mudah2an bisa membantu anak kedua anda.
I love my autistic son, Kefas!
I love my autistic son, Kefas!
@ Alfian, saya gak kan mampu..
Salam Sdr. Alfian,
Rasanya saya tidak akan mampu seperti anda karena saya ini tipe orang "pemberontak" maka nya waktu anak saya akan lahir saya berdoa seperti ini. Semoga Tuhan tidak perlu membuat saya mengalami seperti anda.
Anda memang luar biasa! Kiranya Tuhan senantiasa menyertai anda!
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@ Debu tanah, saya sama seperti anda..
Saya pun "tidak akan mampu" jika hanya mengandalkan kekuatan manusia saya. Seperti anda, saya pun tipe orang "pemberontak", namun lewat anakku, Kefas, Ia memadamkan "pemberontakanku"....
TUHANlah yang luar biasa! TUHAN menyertaimu, Deta!
I love my autistic son, Kefas!
I love my autistic son, Kefas!
@alfian, Kasih Allah sungguh luar biasa.
Dalam kisah saudara, saya melihat bagaimana kasih dari Allah yang tak terbatas menjadi kekuatan dalam kasih seorang manusia yang terbatas.
Puji Tuhan.
Saya dukung dalam doa untuk anak suadara, saudara & keluarga. Tetaplah Setia. Tuhan memberkati saudara.
@yosefsurya, Kasih Allah sungguh luar biasa!
Anda benar! Kasih Allah sungguh luar biasa! Bahkan frasa "sungguh luar biasa" itu tetap tidak mampu menjelaskan kasih-Nya yang berdaulat itu!
Tuhan memberkati anda, saudaraku!
I love my autistic son, Kefas!
I love my autistic son, Kefas!
Anak autis, anak yang diberkati
Saya terkesan dan bisa memahami tulisan anda karena keponakan saya juga autis. saya pernah merawatnya beberapa lama waktu bayi sebelum kemudian tinggal dengan orang tuanya. Dia dititipkan ke saya karena waktu itu adiknya mengalami sakit jantung dan perlu penanganan khusus. Sekitar tahun 2004 si adik pulang ke rumah Bapa di sorga. Tita nama ponakan saya itu. Dia sekarang umur 9 tahun. Perkembangannya sangat pesat. Mengingat keadaannya waktu kecil dulu, orang tak akan menyangka kalau dia anak autis. Meski masih ada sifat dan perilaku autis yang muncul namun dapat dikendalikan. Kehadirannya mewarnai kehidupan keluarga besar saya dan mengajarkan kami banyak hal. Saya percaya Tuhan anugerahkan dia buat kami dan memberkati anak ini. Saya percaya Tuhan sudah dan akan memakai anak ini menjadi alatNya, menjadi berkat bagi orang2 di sekitarnya.
Demikian juga Tuhan memberkati Kefas dan membuatnya menjadi berkat bagi banyak orang. Percaya saja, pak. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Sampaikan salam sayang saya buat Kefas. Tuhan memberkati.
Salam dan doa,
Maria
Maria