Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kecewa Berat!
Sepertinya ini pengalaman banyak orang dan
semua orang pasti pernah mengalaminya. Kecewa
bisa ditimbulkan oleh berbagai sebab.
Bayangkan, ketika ada orang yang sudah
dipromosikan untuk jabatan tertentu, namun ternyata batal
dan orang tersebut diganti oleh orang lain yang
menurut perusahaan jauh lebih tepat.
Atau kita belum sempat dipromosikan tetapi ingin
sekali dipromosikan, dan tentu yang berkinginan
seperti ini pasti banyak juga di kantor kita. Tetapi 2
minggu kemudian yang dipromosikan malah teman
kita, atau malah orang yang selama ini jelas-jelas
menentang kita. Pasti kita akan kecewa dan
berusaha untuk menahan kekecewaan kita untuk
tidak dilihat oleh orang lain apalagi oleh dia yang
sedang naik daun. Kecuali kita adalah orang yang tidak suka menutupi sesuatu.
Kekecewaan juga melanda kita ketika kita berpikir
bahwa orang yang kita kasihi pun mengasihi kita
ternyata adalah orang yang diam-diam
menjelekkan kita atau dengan terang-terangan
mengkhianati kita.
Atau kita kecewa karena usul kita ditolak oleh
panitia natal di gereja. Kita kesal dan jengkel
karena usul yang sudah kita pikirkan baik-baik
ternyata ditolak begitu saja tanpa diolah dulu.
Kita juga kecewa karena orang yang kita harapkan
datang di hari yang istimewa ternyata malah
mengurusi hal lain yang menurutnya itu jauh lebih
penting. Padahal diam-diam kita mengharapkan
kedatangannya, sangat!
Ada juga yang kecewa karena produk yang
dilihatnya di iklan ternyata dalam kenyataannya
sangat merugikan. Dan yang tambah
mengecewakan lagi ternyata pemasang iklan tidak
bertanggung jawab untuk produk yang
dipasangnya.
Sementara di beberapa tempat ada yang kecewa
kepada Tuhan karena Ia tidak mengabulkan
doanya seperti yang ia harapkan. Ada yang
kecewa karena 25 tahun melayani hidupnya biasa-
biasa saja sehingga ia harus ‘melacurkan’
prinsipnya untuk menjadi orang lain demi kata
sukses yang diimpikannya.
Kalau ada yang kecewa seperti hal-hal di atas
saya ingin mengatakan bahwa itu hal yang wajar
namun jangan dibiarkan. Analoginya, jika jari anda
teriris benda tajam maka ia akan berdarah. Itu hal
yang wajar tetapi jangan dibiarkan. Kekecewaan
adalah hal wajar namun jangan dibiarkan.
Kekecewaan yang tertahan akan menimbulkan
kefrustasian yang berkepanjangan atau malah
menjadi semacam phobia atau semacam trauma, marah dan benci.
Saya mengajukan tiga saran:
1. Kekecewaan anda sebaiknya ditumpahkan kepada
Allah di dalam doa, sekalipun menurut anda, anda justru
sedang tidak merasa enak dengan Dia.
2. Kekecewaan harus ditumpahkan kepada orang
lain tetapi kepada orang yang tepat. Jangan
sembarangan menceritakan kekecewaan kepada
orang lain, mungkin orang itu tidak tepat, sebab
bisa-bisa malah menambah kekecewaan kita
menjadi semakin besar.
3. Dalam proses hilangnya kekecewaan dari hati, jangan terlalu larut dan cengeng, tetapi percaya kecewa itu juga ada batasnya.
Salam
Daniel Zacharias
Daniel Zacharias
- Daniel Zacharias's blog
- 5290 reads
demo
@daniel: sekarang saya tidak pernah kecewa lagi ^_^
Halo p Dan, Salam kenal
Halo p Dan,
Salam kenal ya,
Tidak ada orang yang tidak pernah mengalami kekecewaan, tapi bagaimana mengontrol sikap kita ketika sedang kecewa itu yang sulit.
Ada yang: emosi,cuek,kesal,murung gak mau makan, bahkan sampai bunuh diri.
Mau nanya ke p Daniel nih, kira2 sikap yang baik dalam menghadapi kekecewaan gimana ya, soalnya biar sudah berdoa kekecewaan kadang tidak langsung hilang.
Apa asal-usul kita juga bisa mempengaruhi? mis: Kalo orang Jawa, orang Batak, orang Cina, orang Menado,orang Ambon dll.
Salam
doa sambil marah?