perenungan

Matius 22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.

22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Dengan sebutan apakah aku dipanggil ?

pantaskah ? wajarkah ? sesuaikah ?

seorang tua memanggilku : "anak"

bangun pagi aku merenung, sudahkah aku menjadi ANAK yang baik ?

menjelang tidur malam, aku kembali merenung, sudahkah aku menjadi ANAK yang baik ?

CINTA TANPA SYARAT

UNCONDITIONAL LOVE

Bagaimanakah aku memahamimu ?

Firman berkata :

Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita.

kita mengasihi, karena ALLAH lebih dulu mengasihi kita.

aku ingin lebih dulu mengasihi istriku

BERTAHAN...

lo bisa ke mall, lo bisa ke supermarket

tapi lo suka tawar menawar

lo gak jualan, lo gak beli, jualan lo gak laku, lo bangkrut

tapi lo tetap lihat-lihat

lo tunggu diusir

GANTI TOPENG...

lo pakai spg, lo pakai mesin kasir

lo gak jual sayur lagi, lo jual ikan

lo gak jual ikan lagi, lo jual sayur

comfort zone...

banyak orang mencarinya

banyak orang tidak menyadarinya

banyak orang tidak mengakuinya

comfort zone...

ahhh tahu apa kamu soal saya

saya lakukan lebih banyak dari kamu

saya lakukan lebih lama dari kamu

saya lakukan lebih baik dari kamu

Terkadang seseorang memiliki gagasan negatif tentang dirinya. Gagasan tersebut terbangun melalui sikap lingkungan terhadap kita. Seorang anak yang selalu tidak diperhatikan ketika menyampaikan pendapat atau mendiskusikan sesuatu akan mencitrakan dirinya sebagai orang yang tidak berharga atau tidak bernilai.

Pagi tadi saya melintas di sebuah rel kereta api. Seperti perlintasan kereta pada umumnya, lintasan tersebut dilengkapi dengan palang dan tanda peringatan sebagai perangkat keselamatan bagi pengguna jalan. Sebuah kejadian menarik perhatian saya. Tepat ketika akan melintas, sirine berbunyi dan palang perlahan turun dan melintang tepat di depan saya.

Cerita ini saya tulis ulang dari cerita kotbah Bp. Pdt. SN 23 September 2007