Jika Aku Boleh Memilih

“Cukuplah sudah kasih karunia-Ku untukmu,
Aku tak ‘kan memberi yang tak dapat kau tanggung,…” Thanks...

kau boleh memilih

sebuah rumah

Yang di atasnya langit selalu berpelangi

Namun karena pilihanmu,

maka engkau takkan pernah merasakan rintik air hujan

dengan musik perkusinya

dan hangat sinar matahari membelai kulit lembutmu

Jika kau meminta

tamanmu selalu berbunga

Dan harumnya menerobos

Sampai ke peraduanmu

Maka kau harus rajin bangun pagi

tuk menyirami semua bunga itu,

memberinya pupuk

dan mencabuti rumput liar.

Engkau diijinkan

tuk melihat Air mancur di halamanmu

Selalu memancarkan kesejukan Namun,

engkau harus rela membiarkan tubuhmu

terhembus angin senantiasa

dan nyamuk-nyamuk mengigit sekujur tubuhmu,

debu-debu mengotori seisi rumahmu,

bahkan melumuri wajah cantikmu

Tetapi, hari ini

Ketika kulihat langitku mendung,

Tamanku tak lagi berbunga,

Dan air mengering di telagaku,

Aku mendengar Kau berkata kepadaku,

"Cukuplah sudah kasih karunia-Ku untukmu,

Aku tak ‘kan memberi yang tak dapat kau tanggung,..."

Kau salah dengar,

kasih tak ada batas

juga kematian tak mampu membendung

mendung kan membawa hujan

setelah hujan berlalu

pelangi kan nampakan diri

Tamanmu tak lagi berbunga,

karena sudah saatnya

kau menanam bunga bunga baru

telagamu mengering

kenapa tidak masukan air baru yang bening?

Aku tak memahami,

Namun aku berjanji :

Aku mau setia dan percaya pada-Mu

Sebab seperti yang sudah pernah

Kau buktikan Kau adalah

Dia yang selalu Dia,

Yang tak pernah

sekalipun berdusta kepadaku.

Bukan janji yang buat orang setia

bukan setia yang buat orang percaya

rela yang membuat orang memaksa diri

memaksa diri yang membuat orang rela

rela memaksa diri untuk rela

adalah permulaan anugerah

berdansalah seolah besok nggak bisa dansa lagi.