jejak iman di padang gurun (malam itu di getsemani)

Getsemani lewat tengah malam...

Aku bersembunyi di antara pohon yang ada di taman dan terus memperhatikan Dia. seorang pria yang aku yakin paling menanggung beban berat malam ini. aku melihatNya berlutut dan mulutNya terus bergerak berkata-kata tapi aku tak bisa mendengarNya dengan jelas. aku hanya sempat mendengar Dia berkata kalau jangan kehendakNya yang jadi tapi kehendak BapaNya. tubuhNya bergetar.

aku bergerak hati-hati di sela-sela pohon agar tidak ketahuan olehNya. udara semakin dingin terasa. menusuk di kulit. kulipat tanganku agar aku bisa sedikit hangat. dari kejauhan kulihat seekor ular mendekati tempatNya berdoa. bodoh Kau kalau mau melakukannya manusia hanya makhluk kotor yang harus binasa, mereka makhluk yang tidak tahu mengasihi. kudengar ular itu berkata padaNya. tapi Dia tetap diam dan terus berdoa. manusia hanya akan mengikuti maunya saja, mereka lebih menyukai dosa daripada Engkau, bukankah Engkau menurunkan air bah dulu karena mereka menyakiti hatiMu. ingat bagaimana mereka bersungut-sungut bahkan membuat patung sesembahan setelah Kau membawa mereka dari mesir. mereka tidak berterimakasih padaMu malah mereka melupakan kasihMu. apa Kau yakin manusia yang Kau tebus akan mengingat kematianMu nanti. tidak...mereka pembohong sama sepertiku, mereka menyatakan mengasihiMu tapi coba lihat mereka lebih senang menyimpan benci dan dendam daripada memaafkan. mereka ke gereja tapi tidak mencariMu mereka lebih senang bergosip menceritakan orang lain, menjelekkan sesamanya dan menyebar kabar bohong. lihat baik-baik anak-anak mudaMu, mereka melayaniMu tapi di hatinya mereka mulai mencuri kemuliaanMu. mereka melayani bukan lagi untuk menyenangkanMu tapi untuk menunjukkan kehebatannya agar di puji orang. Kau berdoa agar mereka satu tapi lihat mereka malah saling menjelek-jelekkan, menganggap gerejanya lebih baik dari gereja lain, ajarannya yang paling benar ajaran lain salah. apa gunanya mati bagi mereka. ular itu semakin keras bersuara mengejek Dia. tapi yang di katakan ular itu benar aku dan manusia lainnya memang tidak layak di selamatkan. kami makhluk berdosa. kami tidak melakukan kehendakNya.

lamunanku terpecah saat mataku melihat Dia berdiri dan berbalik ke arah ular itu. Aku mengetahui betapa jahatnya manusia mereka membenci kehendakKu dan menyakiti hatiKu. tapi Aku sangat mengasihi mereka walaupun kadang mereka tidak menyadarinya. Aku akan membawa mereka semua pada BapaKu. Aku akan membayar harga mereka. Aku akan terus menunggu sampai mereka berbalik padaKu. Aku ingin mereka saling mengasihi. Aku ingin mereka tahu kalau kasih bukanlah kasih kalau di lakukuan untuk tujuan sesaat. Aku menaruh hati pada mereka untuk mengenalKu, memberi telinga untuk mendengar teguranKu, menaruh akal budi untuk membedakan yang baik dan yang jahat, tangan untuk melakukan kasih pada sesamanya dan kaki untuk melangkah menceritakan pengorbananKu pada dunia dengan mulut mereka. Kulihat Dia menangis airmataNya menetes.

tapi ular itu terus saja menyerangNya. tapi mereka tidak menghargaiMu sama sekali. Kau adalah raja penguasa dunia ini mengapa Kau mau mempermalukan diriMu, di hina dan di khianati...Kau tidak pantas mengalaminya...kayu salib itu hanya bagi pendosa bukan untukMu. Dia hamya diam dan melangkah meninggalkan ular itu.

Dia adalah pemenang. Dia memenangkan pertempuranNya. pertempuran yang di bayarNya dengan hinaan, ejekan, kesakitan dan bahkan dengan nyawaNya. mati demi sebuah alasan. alasan yang kadang sulit di mengerti oleh manusia. kematianNya mengalahkan ego dan harga diri manusia. 2009 tahun yang lalu salib itu membuat seorang pria tak berdosa mati karena Dia mengasihimu.

www.fredrik-kristen.blogspot.com