Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
INSIDEN DI TAMAN EDEN
Dalam membuat taman tentu kita sangat mempertimbangkan segala komponennya, baik lokasi, material yang dipakai maupun tanaman yang sesuai dengan tema taman tersebut. Semua melalui pertimbangan yang matang agar taman yang kita inginkan sesuai dengan impian.
Demikian pula Tuhan Allah dalam membuat taman. Setelah Roh Allah melayang mengelilingi Bumi, maka dipilihlah Bumi belahan Timur sebagai lokasinya, namanya Eden.
Dipilihnya Eden karena terdapat mata air yang besar, yang dari situ mengalir menjadi empat cabang sungai, yaitu sungai Pison, sungai Gihon, sungai Tigris dan yang terakhir sungai Efrat.
Tuhan Allah pun memilih pepohonan dari penjuru Bumi yang menarik, baik dan tentu bermanfaat, Apakah sudah menjadi skenario Tuhan Allah beserta kruNya? Beliau menaruh pohon Kehidupan dan pohon Pengetahuan di tengah-tengah taman itu. Sepertinya kedua pohon itu saling berdekatan.
(Seandainya Tuhan Allah tidak menumbuhkan pohon Pengetahuan di taman itu, tentu cerita tentang kehidupan manusia menjadi lain ya?)
Setelah taman itu jadi dinamakannya Taman Eden, karena lokasinya namanya Eden. Barangkali ini taman terluas dan terindah di Bumi yang pernah ada. Ya maklum sajalah, Arsiteknya Tuhan Allah sendiri. Namun, agar taman tidak terlantar, harus ada yang memeliharanya. Maka manusia yang sudah terlebih dahulu dibentuk, ditempatkannya di taman Eden.
Kepada manusia itu, Tuhan Allah membuat peraturan yang sebenarnya mudah, yaitu : "Jangan makan buah dari pohon Pengetahuan!" Itu saja. Sedangkan pohon Kehidupan, Tuhan Allah tidak memberikan larangan. Bahkan menyinggung pun tidak.
Manusia pemelihara taman Eden itu sehari-hari berkeliling taman sendirian. Memunguti daun-daun yang berguguran dan membuangnya ke sungai sambil memandangi dedaunan yang hilang di telan arus air. Dan ia makan dari banyak buah-buahan yang selalu berbuah dari berbagai jenis pohon buah. Tentu saja buahnya buah yang mudah dimakan, artinya tidak perlu susah payah mengupasnya, kenapa demikian?
Manusia pemelihara taman Eden itu adalah Bayi besar yang masih di "momong" Tuhan Allah walau tak perlu menggendongnya. Jadi Tuhan Allah sudah membuatkan segala sesuatunya mudah dan tidak membahayakan.
Melihat manusia itu sendirian di taman Eden, Tuhan Allah merasa kasihan, maka ia membentuk segala binatang hutan dan burung dari tanah, untuk menemani sekaligus bisa menolongnya.
"Berilah nama semua binatang itu!" perintah Tuhan Allah kepada manusia itu.
Kini pekerjaan manusia itu bertambah, yaitu memberi nama setiap binatang yang berpapasan dengannya. Namanya aja binatang, bagaimana bisa menjadi penolongnya, sedangkan mereka tidak bisa diajak bicara.
Walau sudah di beri nama, tapi binatang itu tetap cuek kalau dipanggil. Kadang ada yang menoleh ke arah manusia itu, tetapi kembali sibuk sendiri dengan sifat kebinatangannya.
"Ah, tidak ada yang bisa menolongku dalam memelihara taman ini. Semua pada sesukanya sendiri," keluh manusia itu.
Rupanya Tuhan Allah mendengar keluhan manusia itu, maka ketika manusia itu tidur nyenyak karena memang Tuhan Allah sendiri yang menidurkannya. DiambilNyalah tulang rusuk yang paling bengkok dan ditiupkan Roh Kehidupan, jadilah satu lagi manusia yang disebut perempuan.
Kej. 2:23 Lalu berkatalah manusia itu : "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
Nah itu dia, rupanya manusia pemelihara taman itu namanya Laki-laki!
*****
Manusia Laki-laki itu memandang perempuan itu dari atas ke bawah, hanya memandang saja, tidak ada pikiran lainnya. Demikian juga perempuan itu, keduanya saling berpandangan. Ya, bayi besar baru berkenalan tanpa perlu salaman atau cium tangan apalagi cium pipi, waow!
"Hai perempuan, tugas kita menjaga taman ini agar selalu terpelihara dengan baik. Pungutlah daun-daun yang berjatuhan lalu buanglah ke sungai agar air membawanya ke luar taman. Dan ingatlah, jangan kau makan buah dari pohon Pengetahuan itu. Demikianlah larangan dari Tuhan Allah," kata Laki-laki itu mengawali pembicaraan.
"Lalu bagaimana dengan binatang-binatang yang ada di taman ini?"
"Mereka sudah kuberi nama, kalau ada yang kelewatan, bantulah aku untuk memberinya nama. Mereka semua jinak dan menyembunyikan kotorannya dari kita,"
Dan dari sinilah kebiasaan laki-laki dan perempuan, serta kelak di kemudian hari menjadi kegemaran kita juga, yaitu laki-laki sangat asyik bermain dengan para binatang-binatang di taman itu. Kadang naik ke punggung Kuda, Keledai atau bahkan Domba sambi tertawa-tawa bahagia, persis deh seperti kanak-kanak kita tatkala main kuda-kudaan dari kayu atau dari mesin coin.
Bahkan tak jarang Laki-laki itu berbicara sendirian, karena binatang-binatang itu hanya jinak tetapi tidak dapat berbicara. Ingat ini taman, bukan sorga!
"Eh, kenapa bulumu rontok begini? Hati-hati ya kalau terbang," begitu kata Laki-laki itu bila sedang bersama burung-burung.
Sementara pemelihara taman yang perempuan sangat menikmati bila sudah berhadapan dengan tanaman-tanamannya. Mengagumi bentuk dedaunan maupun warna-warni serta menciumi bebungaan yang aneka jenis dan aromanya itu.
Perempuan itu pun melakukan hal yang sama, berbicara dengan tanamannya. "Aduh bungamu indah sekali, minta satu ya, untuk kuselipkan di rambutku," ujarnya sambil memetik satu bunga. Dan perempuan itu akhirnya sering memberi nama pada bunga-bunga atau tanaman lainnya.
Suatu ketika, Laki-laki itu bertanya, saat keduanya tengah duduk di bawah rindang pepohonan. "Engkau beri nama apa bunga indah itu?"
"Karena warnanya indah merekah kuberi nama bunga Mawar," jawab perempuan itu. Di taman Eden bunga mawar belum berduri.
"Kalau yang itu?" tunjuk Laki-laki itu pada bunga berwarna putih kecil-kecil dan harum sekali.
"Ooo itu kuberi nama bunga Melati karena menarik hati,"
Dan perempuan itu bertanya pada Laki-laki itu nama binatang yang tengah duduk dekat dengan perempuan itu.
"Oh itu kuberi nama Ular karena pintar. Yang sering kunaiki itu namanya Keledai, bulunya tebal dan hangat, enak kalau naik ke atasnya." jawab Laki-laki itu tersenyum.
Walau mereka berdua telanjang, tapi tidak ada rasa dingin atau panas, karena Tuhan Allah selalu mengatur taman Eden agar selalu sejuk sepanjang hari. Embun dan Kabut menyirami taman itu setiap hari. Sementara kabut tebal menutupi empat penjuru taman Eden itu, agar penghuni yang di dalam tidak bisa keluar, sementara kehidupan yang di luar Eden tidak bisa masuk.
*****
Di antara binatang itu adalah Ular yang paling dekat dan disukai perempuan itu. Pada waktu itu Ular mempunyai kaki, seperti Naga, kaki yang untuk berjalan agak panjang dan yang di atas agak pendek seperti Kangguru.
Ular selalu menemani perempuan itu bila sedang asyik dengan tanaman-tanamannya. Perempuan itu sering mengajak Ular berbicara dan sepertinya memahami maksudnya, hingga pertemanan mereka sangat baik.
"Ular, ambilkan buah itu, tubuhmu yang tinggi itu pasti bisa menjangkaunya!" ujar perempuan itu kepada sang Ular yang mempunyai tinggi sekitar 2 meteran. Dengan kaki atas yang bisa berfungsi sebagai tangan itu tentu bisa memetik buah dengan mudah.
Sementara manusia laki-laki itu paling senang naik Keledai, kenapa bukan kuda? Ya karena Keledai lebih pendek entar kalau terjatuh kan nggak terlalu sakit, jarak dengan tanah cukup dekat. Sementara kalau naik Kuda, bila jatuh terasa lebih sakit. Rasa sakit memang dirasakan manusia itu, tapi cuma sebentar. Bagaimana kalau sampai terkilir? Tuhan Allah jelas turun tangan, bukankah mereka masih dalam momongannya.
Dan Keledai bagi laki-laki itu bisa dengan mudah dikendalikan, oleh sebab itulah sang penjaga taman itu bila berkeliling sering naik ke punggung Keledainya.
Jadi masing-masing sudah punya teman dekat di antara semua binatang yang ada di Taman Eden, karena memang nggak ada masalah di taman itu, jadi bukan teman untuk curhat.
*****
Pagi yang cerah, seperti hari-hari biasanya di Taman Eden, kedua penjaga taman tampak bermain dengan kesenangannya masing-masing. Sementara Tuhan Allah selalu mengawasinya dengan tanpa terlihat. Tiba-tiba menghadaplah Iblis.
"Ada apa engkau menghadapKu?"
"Aku ingin bermain dengan anak-anakMu di taman Eden,"
"Boleh, kuserahkan mereka padamu, tapi jangan kau celakai mereka!" firman Tuhan kepada Iblis, dan Iblis pun pergi dari hadapan Tuhan.
Roh Iblis melayang masuk ke dalam Taman Eden, ia melihat-lihat situasi terlebih dahulu sebelum menentukan langkah berikutnya. Tiba-tiba terbersitlah akal licik Iblis, binatang yang paling dekat dengan perempuan itu menjadi sasaran rohnya untuk menjadi media mendekati manusia penjaga taman itu
Perempuan itu berlari-lari kecil mencari temannya.
"Ular......Ular......dimana kau?!" Perempuan itu terus mencari sahabatnya yang selalu menemani bila ia berjalan-jalan itu kini menghilang, tidak seperti biasanya. "Ada apa?" tanya laki-laki ketika berpapasan. Setelah tahu, laki-laki itu pun turut menemani mencarinya.
Pencariannya dalam mencari sahabatnya itu sampai ke wilayah pohon Pengetahuan, yang sebelumnya jarang ia bermain-main dekat tempat tersebut.
"Ular! Ular dimana kau?" teriak keduanya bergantian, hingga pencarian mereka menuju ke arah pohon Pengetahuan itu.
"Aku ada di sini!" sebuah sahutan mengagetkan keduanya , mereka mendekat ke arah pohon Pengetahuan.
"Benarkah, engkau berbicara Ular?" tanya perempuan itu setengah tidak percaya.
"Kenapa heran? Aku sudah lama dekat denganmu, aku sudah mempelajari segala yang engkau lakukan, kini aku bisa bicara bukankah itu akan sangat menyenangkan bagimu?"
"Tapi mengapa engkau berada di pohon Pengetahuan yang tidak boleh kita mendekat agar tidak tergoda oleh buahnya?"
"Ya, sudah lama aku ingin mengatakan kepadamu. Tentulah Allah berfirman : Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Lalu sahut perempuan itu kepada ular : "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, jangan kamu makan atau pun raba buah itu, nanti kamu mati,"
Tetapi Ular itu berkata kepada perempuan itu : "Sekali-kali kamu tidak akan mati. Lihatlah aku sudah meraba buah ini, tanganku sudah menggenggam satu buah dan aku telah memakannya, apakah engkau mendapatiku mati? Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
Melihat Ular itu makan dengan nikmatnya, perempuan itu tak tahan juga, ia menerima buah yang telah dipetik Ular dan memakannya. Dan diberikannya juga kepada laki-laki itu, dan mereka berdua lahap memakannya.
Roh Iblis pun keluar dari tubuh Ular dan menjauh.
Kej. 3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang ; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada watku hari sejuk, bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
9. Tetapi Tuhan allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya : "Dimanakah engkau?"
10 Ia menjawab : "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang, sebab itu aku bersembunyi."
11 Firman-Nya : " SIapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari bua pohon, yang Kularang engkau makan?"
12 Manusia itu menjawab : "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan,"
13 Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu : "Apakah yang telah kau perbuat ini?" Jawab perempuan itu : "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."
14 Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu : "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan ; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kau makan seumur hidupmu............................................................
Seketika Ular menggelepar, keempat kakinya menghilang dan ia keluar dari taman Eden dengan susah payah, berjalan dengan lenggak-lenggok perutnya, sangat menyakitkan!
Kabut yang menutupi taman Eden perlahan terbuka, memberi jalan kepada kedua manusia penjaganya dalam kesedihan yang mendalam.
*****
Kisah ini berlanjut pada blog sebelumnya yaitu : ADAM MERAYU HAWA DI
DALAM GOA.
Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
- Tante Paku's blog
- Login to post comments
- 8170 reads
yuhuu tante:D
Seketika Ular menggelepar, keempat kakinya menghilang dan ia keluar dari taman Eden dengan susah payah, berjalan dengan lenggak-lenggok perutnya, sangat menyakitkan!
Kalo gitu sebelum jadi ular dia nogo/naga/nogosari/nogo sosro/dinosaurus, ato gimana nih?:D
JESUS IS GOD
JESUS IS GOD
Godarmy, ularnya manis.
Soal ular, saya membayangkan bukan seperti naga apalagi dinosaurus, tapi seperti ular Cobra yang meliuk-liuk mendengar suara seruling para fakir india sana, cuma ini pakai kaki sebelum kena kutuk. Nogosari belum ada he he he.....di taman Eden baru ada pisangnya doang.
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
ular sahabat siapa Tante?
ular itu sahabat Adam dan selalu bersama Adam atau sahabat Hawa????
·siapa seperti Allah?·
·siapa seperti Allah?·
Wilg, kamu kurang teliti sih.
Di cerita tersebut kan teman dekatnya Hawa ya Ular itu, sedang Adam suka ama Keledai, yang kelak kulitnya jadi pakaian pertamanya. Tapi ini tidak Alkitabiah lho, mungkin penulisnya Alkitab lupa nulisnya ya, mungkin dianggapnya kagak penting, jadi diabaikan , soalnya intinya Firman bukan itu.
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
@tante paku Kutukannya..
Seketika Ular menggelepar, keempat kakinya menghilang dan ia keluar dari taman Eden dengan susah payah, berjalan dengan lenggak-lenggok perutnya, sangat menyakitkan!
Tante yang bener yang mana nich?
Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.
Yang bener ya di Alkitab itu, Sandman.
Yang kutangkap dari makna "kutukan" tersebut "hanya" pada ular yang terlibat dalam proses pen"dosa"an pada manusia itu, bukan pada ular-ular yang lainnya. Saya tidak menuliskan tentang "nasib" ular tersebut, tergesa-gesa nulisnya, harusnya ular tersebut akhirnya mati tak berapa lama setelah keluar dari taman Eden. Semoga anda bisa membayangkan betapa sengsaranya sang ular tersebut.
Terima kasih Sandman, kirain EGP lagi hi hi hi......
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
@tante..
itu tuh tante "berjalan" atau merayap?
Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.
berjalan kemudian merayap
Ketika di taman Eden berjalan dengan kaki, anda bayangkan seperti kaki naga deh, tapi kagak setajam naga. Setelah kena "kutuk" baru merayap. Seterusnya, kutuknya tetap berlaku tapi sepertinya tidak mutlak, hanya merayap yang rasanya bisa kita lihat sekarang ini. Soal makan "debu tanah" sepertinya sudah tidak demikian, apakah ini salah satu "kasih" Tuhan kepada ciptaanNya yang lain?
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
@Tante Paku, Huruf R
ular diciptakan tanpa kaki demi orang-orang yang bisa mengucapkan huruf R. Bila ular punya kaki, mustahil orang demikian punya ujar-ujar:
ular melingkar-lingkar di atas pagar.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Hai namanya ular-ular
Ketika memasuki "hidup baru" dalam pernikahan sakral, mereka pun butuh ular-ular, agar hidupnya lancar tidak merayap belak-belok seperti ular. Ular pun ada falsafahnya ya, wah bagian anda yang mengupasnya, aku bagian humornya aja he he he......
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
maksudnya apa Hai
ra mudeng aku...
·siapa seperti Allah?·
·siapa seperti Allah?·
Billy... Tante Paku
bikin cerita porno lageeeee......
·siapa seperti Allah?·
·siapa seperti Allah?·
@wilg...tante
wilg sebenarnya saya salut bin kagum ama nih tante, karena pikiran imaginasinya yang ruar biasa , sebab itu saya mau memberi julukan buat tante yaitu "tante liar"
terus berkarya dengan imagenasi liar tante, semoga menjadi berkat bagi yang belom liar
tks
salam JBU&m
Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...
@Tante Paku
Saya terhibur membacanya serasa 30 tahun lebih muda dari usia saya sekarang
anya4everlove.blogspot.com