Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
IMAN DAN KEPINTARAN
IMAN DAN KEPINTARAN
1. Relasi Iman dan Kepintaran
Bagaimanakah relasi yang benar antara iman dan
kepintaran (kepandaian)? Untuk bisa menjawab pertanyaan ini, beberapa prinsip
di bawah ini perlu dipahami dengan baik:
(1) Beriman kepada Allah, berarti beriman pula kepada
Alkitab, yaitu firman-Nya yang merupakan wahyu khusus Allah kepada kita tentang
Diri-Nya.
(2) Alkitab menyatakan bahwa kepada manusia Allah
memberikan “mandat budaya” untuk memenuhi bumi ciptaan-Nya dan menaklukkan
segenap alam semesta (kej. 1:28).
(3) Dalam rangka melaksanakan tugas itu Allah memberikan
kemampuan kepada manusia berupa akal budi, sehingga manusia dapat menghasilkan
berbagai penemuan yang menakjubkan, misalnya:
Kej. 2:20 – taxonomi Adam dalam ilmu
zoologi
Kej. 4:20-22 – Yabal menjadi pelopor real
estate dan peternakan; Yubal menjadi pelopor dalam musik dan industri hiburan;
Tubal-Kain menjadi pelopor dalam teknik industri.
(4) Namun, karena manusia jatuh ke dalam dosa, maka
terjadilah kerusakan total dalam akal budi manusia, dimana mereka mencapai
prestasi bukan untuk memuliakan Tuhan, melainkan memuliakan dirinya sendiri
(peristiwa Menara Babel dalam Kej. 11:1-9).
(5) Dengan demikian diperlukan adanya pemulihan dan
pembaharuan terhadap motivasi kepandaian manusia melalui karya penebusan Yesus
Kristus (Efs. 4:23).
Dengan demikian, relasi antara
iman dan kepandaian adalah relasi yang saling melengkapi, yang menyeimbangkan
kehidupan kita. Sekalipun demikian, Alkitab berkata bahwa bukan kepandaian yang
mengalahkan dunia, melainkan iman kita (1 Yoh. 5:4). Itu berarti bahwa
bagaimanapun juga iman memiliki nilai lebih di hadapan Allah dibandingkan
kepandaian manusia (bdk. Daniel).
- Ciri-ciri
Kepintaran yang Alkitabiah
Sebagai mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di
Perguruan Tinggi di mana Tuhan telah menempatkan kita, maka kita dituntut untuk
memberdayakan akal budi dan potensi yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita
seoptimal mungkin. Untuk itu perlu diperhatikan ciri-ciri kepandaian yang
berkenan di hati Allah sebagaimana berikut ini:
(1) Permulaan dari kepandaian kita adalah takut akan TUHAN (Amsal
1:7).
(2) Penggunaan kepandaian itu harus sesuai dengan
kehendak-Nya, yaitu dalam kebenaran dan kekudusan (Kol. 3:17).
(3) Tujuan penggunaan kepandaian itu adalah untuk kemuliaan
Tuhan dan kesejahteraan umat manusia (Kej. 12:3).
(4) Argumentasi dengan kebenaran Allah harus berakhir
dengan penundukan akan budi kepada ketaatan total kepada kehendak-Nya (2
Kor. 10:5).
(5) Prestasi yang berhasil dicapai oleh kepandaian kita
adalah semata-mata karena anugerah Tuhan, sehingga kita memiliki kerendahan
hati dengan tetap mengakui kedahsayatan Tuhan (2 Kor. 3:5b; Roma 11:33-36).
pdt. drs. petrus f. setiadarma, mdiv.
- petrus f. setiadarma's blog
- 9505 reads
salam perkenalan