Pengalaman berburu gereja di Lagos yang gagal seminggu sebelumnya mengajarkanku untuk lebih bijaksana. Seperti berburu hewan, maka sudah seharusnya sang pemburu mengenal hewan buruannya, kapan biasanya hewan tersebut berkeliaran, makanannya apa, karena makanan akan menentukan di area mana hewan tersebut biasanya berada, bahkan juga harus mengenal kebiasaan-kebiasannya. Maaf…tidak ada maksud menyamakan gereja dengan hewan. Tetapi sebagai orang asing yang masih baru disini, maka kali ini aku sudah intruksikan sopir untuk mencari informasi terlebih dahulu mengenai gereja Redeemed terdekat.
Masih dengan model pakaian yang sama seperti seminggu yang lalu, celana hitam dengan jaket semi jas, pukul 9 pagi aku sudah bersiap-siap. Hanya dengan sapaan “Good Morning” dan tanpa banyak bicara, sopirku sudah tahu misinya minggu pagi ini, yaitu membawa "master"nya ke gereja Redeemed terdekat. Alamak…ternyata gereja yang dituju dekat sekali dengan tempat tinggalku, boleh dikatakan masih satu kompleks, kira-kira 6 menit 15 detik kalau berjalan kaki. Tetapi ada yang membuat aku lebih terkejut.
Memasuki gereja tersebut terpampang dengan jelas di pagar spanduk bertuliskan nama gereja RCCG (Redeemed Christian Church Of God), jadi sudah sesuai dengan target buruan minggu lalu. Anehnya tidak tampak ada bangunan yang berbentuk seperti ruangan untuk ibadah. Gereja ini seperti gedung setengah jadi, tanpa dinding cuma ada tiang-tiang besi yang menopang atap dari alumunium atau seng dan lantai hanya disemen serta dikelilingi pagar dari batako tanpa cat. Tadinya aku pikir mungkin ini pengaruh gaya minimalis yang sedang tren saat ini, tetapi ketika mendapat amplop pembangunan gereja, pikiran tren minimalis tersebut langsung dibuang jauh-jauh.
Di atas lantai semen sudah berjajar kursi plastik putih dengan sandaran dan walaupun gedung gereja ini masih “minimalis”, tetapi perlengkapan band-nya cukup lengkap, ada perkusi, keybord, gitar, gendang tradisional Nigeria (semacam gendang kecil yang digantung di pundak, dan dipukul dengan tongkat kecil berbentuk huruf L). Mungkin inilah contoh semangat gereja kharismatik, perlengkapan pujian adalah number one, yang lain-lain seperti tembok, cat, keramik bisa menyusul kemudian. Hebatnya lagi, walaupun tanpa dinding tembok tetapi paling tidak ada empat kipas angin model standing fan ukuran besar disetiap pojok. Dalam hati, aku bersyukur memakai jaket semi jas, bayangkan…apa kata dunia nanti, kalau sampai masuk angin dan kerokan setelah mengikuti ibadah pertama di Afrika!
Dari kursi-kursi yang tersedia, diperkirakan tempat ini muat untuk sekitar 100 jemaat dalam sekali ibadah. Tetapi yang hadir saat itu tidak sampai 20 orang, dan mereka duduk berkelompok, setiap kelompok sekitar 5 orang. Aku mengambil tempat duduk di kiri belakang sebelum akhirnya diminta bergabung dengan salah satu kelompok. Selidik punya selidik ternyata ibadah baru mulai pukul 9:30 pagi, sedangkan pukul 9:00 sampai 9:30 adalah pendalaman Alkitab. Menyadari aku tidak terlalu fasih dengan bahasa Inggris-Afrika dan agar tidak kelihatan seperti orang tolol karena tidak terlalu mengerti apa yang sedang didiskusikan, aku berusaha duduk diam dan semanis mungkin menghindari setiap gerakan yang akan menarik perhatian. Strategi ini berhasil, anggota kelompok sibuk berdikusi dan berargumen sampai waktu PA selesai, dan aku seperti terlupakan.
Susunan acara ibadah tidak terlalu berbeda dengan gereja-gereja aliran sejenis di Indonesia. Ada pujian penyembahan sebelum memasuki firman, kolekte dua kali, satu untuk pembangunan gereja, dan satu persembahan umum/perpuluhan/syukur. Ada beberapa lagu pujian penyembahan yang dinaikkan kedengarannya sudah tidak asing lagi, tetapi karena tidak hafal bahasa Inggrisnya dan tidak ada layar projector, maka mulutku hanya diam sambil kadang bertepuk tangan. Firman yang dibawakan pendeta-pun tidak terlalu ku mengerti, sepertinya perlu waktu untuk dapat memahami bahasa Inggris-Afrika. Ibadah selesai. Aku bergegas keluar, dan ternyata sopir sudah menunggu dengan mobilnya. Raut wajahnya tampak ceria seakan turut bersuka cita melihat "master"nya akhirnya dapat menikmati “buruan”nya.
Dalam perjalanan pulang ke apartemen, mobilku melewati Gereja Anglikan, sangat berbeda dengan dengan gereja tampat ibadah pertamaku di Afrika. Gedung ini megah sekali terdiri dari dua lantai dan bangunan pendukung bertingkat serta menara lonceng. Letak Gereja Anglikan ini sekitar 100 meter dari gereja tempat ibadah pertamaku tadi, dan dari rumahku paling 5 menit dengan berjalan kaki. Sebenarnya setiap keluar masuk kompleks perumahan pasti melewati gedung Gereja Anglikan ini. Tetapi entah kenapa setelah mencicipi ibadah pertamaku di gereja tadi, aku menjadi tertarik kepada Geraja Anglikan ini, sedap kelihatannya serta menarik hati. Rencana minggu depanpun sudah mulai muncul dipikiran.
ada apa dengan Gereja Anglikan?
Part 2 dah tuntas dibaca. Penasaran dengan part 3, "Ada apa dengan Gereja Anglikan?"
Eha
eha
to be continue
@eha, part tiganya coming soon ya..thank
Salah Itung
Yakin, bukannya 6 menit 15.4 detik?
Margin Error
Dengan margin error kira 5% kan masih dalam batas toleransi dong.
@Andy Ryanto
Kabarnya Afrika merupakan tempat / benua dimana pertumbuhan Kekristenan tumbuh terpesat di dunia sekrang ini, bagaimana pengalaman anda bergereja di sana apakah kabar tersebut benar ? bagaimana kondisi dan antusiasme warga di tempat yang anda kunjungi ?
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
@KH
Aku juga pernah dengar tentang itu, tetapi menurutku secara umum pertumbuhan Kekristenan terpesat di dunia saat ini ada China daratan.
Populasi di Nigeria adalah kedelapan terbesar di dunia (+/ - 146 juta), dimana Kristen dan Islam masing-masing hampir 50:50. Kristen adalah mayoritas di daerah selatan sedangkan Islam mayoritas di utara. Bentrokan dan kerusuhan antar agama masih sering terjadi, terakhir beberapa bulan yang lalu terjadi di salah satu negara bagian di utara dan memakan korban jiwa 300 orang (bisa baca/search di kompas)
Memang disini ada bangunan gereja terbesar di dunia yang masuk Guiness Book of Records, namanya Winners` Chapel di Canaanland,Otta Nigeria. ( http://amazing-facts-information.blogspot.com/2008/03/worlds-biggest-church-buildingnigeria.html ) . Nanti akan aku share pengalaman mengunjungi gereja ini, begitu juga pengalaman2 lainnya. Salam.
kulinernya dunk...
bang andy, usul tema dunk: kulinernya afrika kayak gmn?
hehehe
but the one who endure to the end, he shall be saved.....
but the one who endure to the end, he shall be saved.....
Kuliner? Boleh juga
Boleh juga usul soal kulinernya, tapi aku harus belajar dulu sedikit bahasa jurnalis kuliner. Nanti aku siapkan tulisan tentang itu. Thank
@great great!
Keep going brother!
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
If Not Us, Who?
If Not Now, When?
* yuk, jangan asal ngeblog *
____________________________
* yuk, jangan asal comment *
Politik Cinta?
Thank Bro! Bagaimana politik cintamu? kalau masih mumet juga belajarlah berkoalisi kayak parpol2 sekarang ini, BERSAMA KITA BISA!
@AR
Hahahaha.....
Saya memang mumet mengingat kejadian itu sehingga membuat saya lupa2 ingat bro hahahaha...
nanti deh, kalau saya punya waktu luang yg bener2 longgar, saya akan buat komplitnya, gak sedikit demi sedikit lagi hahaha...
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
If Not Us, Who?
If Not Now, When?
* yuk, jangan asal ngeblog *
____________________________
* yuk, jangan asal comment *