Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Hikmat si Kejam
Hikmat si Kejam.
Banyak orang berpikir Hikmat adalah seorang wanita muda yang mengajar dengan sopan santun padahal dia adalah nenek peot yang suka menghina sebelum menegur, menertawakan kemalangan orang dan sangat kejam.
Amsal 1:20-28 Hikmat berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia memperdengarkan suaranya,
di atas tembok-tembok ia berseru-seru, di depan pintu-pintu gerbang kota ia mengucapkan kata-katanya.
"Berapa lama lagi, hai orang yang tak berpengalaman, kamu masih cinta kepada keadaanmu itu, pencemooh masih gemar kepada cemooh, dan orang bebal benci kepada pengetahuan?
Berpalinglah kamu kepada teguranku! Sesungguhnya, aku hendak mencurahkan isi hatiku kepadamu dan memberitahukan perkataanku kepadamu.
Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku,
bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku,
maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu,
apabila kedahsyatan datang ke atasmu seperti badai, dan celaka melanda kamu seperti angin puyuh, apabila kesukaran dan kecemasan datang menimpa kamu.
Pada waktu itu mereka akan berseru kepadaku, tetapi tidak akan kujawab, mereka akan bertekun mencari aku, tetapi tidak akan menemukan aku.
Terjemahan Indonesia Baru.
Kalau misalkan anda berada di jalanan dan ada orang berteriak-teriak memperingatkan sesuatu bahaya maka walaupun anda orang yang tidak peduli dan sukar percaya anda pasti akan memperhatikan peringatan itu dan berjaga-jaga. Anehnya peringatan dari Hikmat ditolak dan diabaikan. Kenapa demikian? Itu karena peringatan Hikmat didahului dengan hinaan.
Ada seorang pemuda menaiki gunung. Tiba-tiba di tengah jalan ada seorang nenek tua memperingatkan dia, "Pendaki bau kencur macam lu jangan naik, nanti lu modar". Pemuda itu tidak peduli. Pemuda itu diam saja tapi dia berpikir, "Lu nenek peot tahu apa sih." Pemuda itu melanjutkan pendakian.Ternyata gunung itu memang berbahaya. Pemuda itu terjatuh ke jurang tapi untungnya masih sempat berpegangan pada sebuah cabang pohon yang agak rapuh. Selagi dia tergantung mempertahankan nyawa tiba-tiba nenek itu muncul. Orang itu minta tolong, "Nek, tolong aku". Nenek itu bukannya menolong dia malah tertawa riang lalu berkata "Gua bilang juga apa. Dasar goblok lu". Pemuda itu putus asa dan berteriak, "Nek, ampuni aku, tolong aku." Nenek itu berkata, "Biar mampus lu". Nenek itu berlalu. Cabang pohon itu patah.
- Samuel Franklyn's blog
- Login to post comments
- 5361 reads
Silap Mata
Entah sudah berapa kali saya membaca frase di Amsal ini, tapi baru sekarang saya benar-benar memperhatikan dan menjadi heran. Benar, kejam sekali rupanya si Hikmat ini.
Kesadaran ini membuat saya menjadi semakin takut. Kenapa mata saya baru tercelik sekarang ? Apakah yang salah yang saya lakukan sehingga makna segamblang ini bisa tidak saya lihat ? Dan apakah cuma ini yang tersilap atau masih banyak bacaan lain dari Alkitab yang juga tersilap ?
Saya akan "periksa mata" saya dulu. Terima kasih buat pencerahan ini.