Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Hati-hati Penipuan via Obrolan Facebook
Fasilitas mengobrol [chatting] yang ditambahkan pada facebook, semakin memperkokoh posisinya ini sebagai situs jejaring sosial. Akan tetapi sebagaimana sebuah fungsi yang selalu dibuntuti oleh disfungsi, ternyata tersimpan penyimpangan di balik fungsi obrolan. Inilah yang kualami: nyaris menjadi korban penipuan.
Ceritanya begini: Aku punya kebiasaan mengakses facebook pada dini hari sembari menyelesaikan pekerjaan atau menunggu siaran langsung sepakbola. Seperti biasa, beberapa teman mengajak chatting, mengobrolkan hal yang ringan-ringan. Kadang, membicarakan soal pekerjaan dan pelayanan juga. Lalu, "pop!". Pukul 1:28, muncul pesan baru dari teman. Sebut saja namanya D. Dia adalah teman kuliahku dan seangkatan. Jadi kami cukup saling mengenal.
Berikut kutipan percakapan kami:
D: 'dmn neih'
Purnawan: 'Di rumah. Klaten'
D: 'kris gw bisa minta tolong ga'
Purnawan: 'Apa yg bisa kubantu?'
D: 'lagi megang uang ga 600rb d atm?'
[Sampai di sini, aku sudah mulai curiga. Ada banyak penipuan yang menggunakan fasilitas transfer ATM. Apalagi dia menyapaku dengan panggilan "Kris". D tidak pernah memanggilku dengan nama itu.]
Purnawan: 'Kenapa emangnya?'
D: 'anak ku sakit,,aku mau bawa ke dokter.
atm ku kan ilang belum aku urus jadi ga bisa tarik uang jam segini'
[Nah benar 'kan. Ini sih lagu lama]
Purnawan: 'Sakit dimana?'
[Aku mulai menguji, apakah orang ini memang D atau bukan. Saat ini D bertugas di Medan].
D: 'nah ini aku minjem atm tetanggga d medan bisa ga aku pinjem besok aku pasti kebaliin'
[Bah, dia menjawab dengan benar. Tapi aku belum percaya begitu saja. D yang kukenal itu memiliki pekerjaan yang lumayan baik. Bagi dia, uang 600 ribu hanyalah 'recehan.' Dalam situasi paling apes sekali pun, dia pasti memegang uang dalam jumlah itu.]
Purnawan: Transfer kemana?
[Aku terus mengorek informasi. Aku pura-pura percaya supaya dia tidak curiga dan menutup chat].
D: bni,
tolong DEMI ALAH besok aku ganti..
anak ku sakit panas.
[Sialan, dia membawa-bawa nama Tuhan segala].
Purnawan: 'A.N Siapa?'
D: 'Lxx Sxmxmxra. Gmn?'
[Bingo!]
Purnawan: 'Aku tanya dulu, boleh?'
D: 'tanya ke siapa?'
Purnawan: 'Tanya ke kamu'
[Aku ingin menguji orang ini apakah D atau bukan dengan mengajukan pertanyaan yang hanya bisa diketahui oleh D yang asli dan teman-teman seangkatanku].
D: 'apa?'
Purnawan: 'Siapa ketua angkatan kita?'
D: 'ya kamu lah'
[Wrong answer, tapi aku berpura-pura membenarkan jawabannya].
Purnawan: 'Oke. Siapa ketua jurusan kita?'
D: 'wan,gw lupa ..anak gw udah nangis. Yawdah kalo ga percaya ga pa2'
[Aku mengajukan pertanyaan kedua yang sangat sederhana. Sekali lagi jawabannya salah. D yang asli tak mungkin lupa kecuali kalau dia menderita amnesia berat. Namun pada deti ini, saya menjadi bimbang karena dia menyebut nama panggilanku dengan benar. Benarkah dia adalah D yang asli? Bagaimana kalau dia benar-benar butuh uang?].
Purnawan: Oke nggak apa-apa
No rekeningnya berapa?'
D: 'serius ga?
0131468xxx
an Lxx Sxmxmora
gw mw langsung k dokter'
Purnawan: 'Oke tunggu. Aku ke ATM dulu.'
[Aku berbohong lagi]
D: 'bni
makasih wan...
berapa lama kira2
wan?
berapa lama?'
Purnawan: 'Belum tahu. Aku harus memastikan bahwa ini benar-benar D. D yang aku kenal bukan seperti ini. Bye'
Akhirnya aku meneguhkan hati untuk menolak permintaannya dengan risiko jika itu memang D yang asli, maka aku akan merusak hubungan pertemanan. Namun biarlah pertemanan itu diuji dalam situasi seperti ini. Apa yang terjadi kemudian? Setelah aku cek beberapa menit kemudian, aku dihapus dari friendlist D. Aku menduga dua hal: Jika itu memang D yang asli, maka dia marah karena tidak aku pinjami uang. Atau jika itu D palsu, maka dia sengaja menghapus jejaknya.
Dinihari itu juga aku segera mengirimkan pesan ke milis angkatanku untuk mengecek kebenarannya. Setelah itu berangkat tidur.
***
Paginya, dengan perasan deg-degan, aku membuka email dan mendapati pesan dari D. Dia mengabarkan bahwa ada orang yang telah meretas akun email utamanya. Akibatnya, semua akun yang menggunakan email ini ikut-ikutan dibobol, termasuk akunnnya di Facebook. Dia tidak bisa log in ke akunnya di FB karena diubah oleh sang cracker ini.
Ternyata saya bukan satu-satunya orang yang pernah dicoba ditipunya. Beberapa teman seangkatan kemudian mengaku pernah mendapat pesan yang sama. Rupanya sang pelaku ini mengawasi teman-teman D yang sedang on line, kemudian mengajaknya mengobrol dengan menyaru D. Dari laporan teman-temannya, D sudah mendata setidaknya ada empat nomor rekening yang digunakan oleh si penipu ini.
***
Meski ada kemungkinan disalahgunakan, bukan berarti kita harus mengharamkan facebook. Yang perlu kita lakukan adalah bersikap kritis dan waspada, namun tidak menjadi paranoid. Lakukan cek dan ricek secara elegan sehingga tidak menyakiti orang tersebut jika ternyata nanti terbukti orang itu berkata jujur.
Ketika dia menyudutkan kita pada situasi yang tak punya pilihan, maka kita harus semakin curiga. Sang pelaku memilih beroperasi pada malam hari bukan tanpa alasan. Dia ingin membangun situasi yang genting: Malam-malam, ATM hilang, anak sakit. Maka karena merasa kasihan, biasanya sang calon korban menjadi lengah dan mudah kasihan. Apalagi jumlah yang dimintanya juga "tak seberapa." Pelaku memang sengaja tidak meminta dalam jumlah banyak supaya sang calon korban tak berpikir lama-lama untuk mentransfer uang. "Toh hanya 600 ribu. Kalau memang ini penipuan, aku tidak kehilangan banyak," demikian kondisi psikologis calon korban. Uang sejumlah 600 ribu memang "relatif sedikit", tapi jika ada 10 orang yang menjadi korban, maka sang pelaku mendapat 6 juta!
Gunakan fasilitas chatting untuk obrolan ringan saja. Untuk topik yang lebih konfidensial pilih jalur yang lebih aman. Misalnya menggunakan email yang terinskripsi.
Selain itu, kita juga perlu mencegah peretasan [pembobolan] terhadap akun kita. Berikut kiat-kiatnya:
1. Buat kata sandi yang rumit sehingga tidak mudah ditebak. Yang paling baik adalah kombinasi antara huruf dan angka. Misalnya "pjdh657gh". Jangan gunakan nomor telepon, handphone atau alamat Anda karena ini mudah ditebak.
2. Sering-seringlah mengubah kata sandi secara berkala.
3. Jika menggunakan komputer orang lain atau mengakses dari warnet, Anda wajib log out sebelum pergi. Bersihkan cookies dan periksa fasilitas penyimpan password pada perambah [browser] yang Anda gunakan.
4. Isilah email sekunder pada pengaturan FB. Ini untuk mengantisipasi jika email utama Anda diretas, maka Anda masih bisa menggunakan email cadangan ini.
5. Untuk kepentingan pendaftaran berbagai situs gratisan, semacam FB, twitter atau plurk, sebaiknya tidak menggunakan email utama. Buatlah email baru untuk setiap pendaftaran. Dengan demikian, jika salah satu email diretas, maka tidak akan mempengaruhi akun yang lain. Memang cara ini agak ribet, tetapi lebih aman.
Oh, ya...teman saya mengusulkan satu tips lagi. Sebaiknya Anda memiliki "keyword" atau kata-kata kunci yang hanya diketahui oleh Anda dan teman-teman Anda. Jika Anda curiga pada identitas akun tertentu, keyword ini dapat dimamfaatkan untuk memverifikasi kebenaran identitas akun tersebut. Semoga bermanfaat.
------------
Communicating good news in good ways
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- 5668 reads
Hati-hati banyak penipuan!
Blog yang perlu kita ingat, agar kita selalu waspada dalam menjalani hidup ini. Hidup yang selalu berinteraksi dengan banyak karakter manusia. Dulu teman sekarang bisa jadi batu sandungan. Dulu sahabat sekarang bisa jadi penjahat
Siapapun dia WASPADA itu perlu, apalagi bila berhubungan dengan UANG. Jangan mudah terpengaruh dengan segala iming-iming hadiah yang ujung-ujungnya minta ditransferkan sejumlah uang. Jangan MUDAH TERHARU bila ada orang/teman/saudara yang menghiba minta uang tanpa kita selidiki dengan pasti. Ditipu itu sangat menyakitkan, entah dengan merugi sejumlah materi yang tidak seberapa atau bahkan hati pun bisa dipatahkan.
Semoga para blogger SS bisa diingatkan dengan adanya blog ini, karena penipuan selalu mengintai kita di setiap waktu!
waspadalah....Waspadalah....WASpadalah....WASPADAlah....WASPADALAAAAH......begitu teriak Bang NAPI!
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
@Pak Kris..kok tidak rahasia ya...
Nama teman anda David ya?
Salam,
.: "Tuhan Yesus adalah Yang Awal dan Yang Akhir.
Dia-lah Jalan, Kebenaran, Kebangkitan, dan Kehidupan." :.
Uuuupsss!!!
Uuuupsss!!!
------------
Communicating good news in good ways
Semua memang harus diuji,
Semua memang harus diuji, dicek dan klo perlu konfirmasi lakukan, bukan masalah tidak percaya. Tips di atas saya rasa sudah lebih dari cukup.
kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini
@Waskita, Ada DUA Yang Tidak Boleh Diuji
Maas waskita, menurut saya ada satu hal yang tidak boleh DIUJI. Lelaki tidak boleh MENGUJI apakah calon istrinya masih perawan atau tidak. Lelaki juga tidak boleh MENGUJI apakah calon istrinya bisa hamil atau tidak dengannya.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@Pak Purnawan, waspada FB
Share tentang 1 lg bahaya FB
Beberapa waktu lalu saya di add oleh 1 orang teman dekat (selama ini kami berteman sangat baik) melalui FB. Seperti biasa saya cek dulu profile-nya, saya perhatikan dengan seksama. Tiba-tiba saja saya merasa aneh, karena ada 'tidak klop' dan janggal di mata saya tentang profile-nya meskipun sangat sangat sangat mirip dengan yang saya tahu selama ini.
Saya perhatikan 'mutual friend' yang dia punya. Ada 1 yang saya kenal baik.. tapi saya masih merasa itu belum cukup. Saya kirim message ke dia untuk 'ngetes'. Jawabannya 'aneh' dan sangat janggal bagi saya. saya hubungi 'mutual' friend' yang dia kenal itu, dan saya suruh perhatikan baik-baik status terbaru... dsb... Saya hubungi pula yang bersangkutan 'yang asli' untuk memastikan. Yang bersangkutan amat sangat terkejut..... he he he...
Ternyata dugaan saya benar. FB teman saya tersebut diduplikasi oleh seseorang. Dan orang itu bahkan telah menyebar message yang sangat berbahaya kepada teman-teman kami yang lain, bahkan beberapa message sudah termasuk kategori kejahatan (apalagi teman saya itu bekerja di suatu instansi penting).
Teman saya akhirnya (entah gimana caranya hi hi hi... dia punya orang-orang yang pasti bisa menemukan pelaku kayak begituan), menemukan si pelaku, dan mengakhirinya dengan urusan sangat serius. Beberapa waktu kemudian teman saya akhirnya menutup account FB nya, karena tidak ingin peristiwa yang sama terulang
Pelajaran bagi saya, untuk berhati hati dengan FB dan tidak gampangan berteman terutama di dunia maya.
passion for Christ, compassion for the lost