Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Gereja: "Manipulasi Kebenaran"
Oleh Riwon Alfrey
Bagaimana tafsiran Matius 7:22-23 yang benar? Pertanyaan ini sering diajukan oleh orang Kristen kepada para pembina rohani dan pendetanya.
Beberapa waktu yang lalu, dalam suatu percakapan, saya juga menerima pertanyaan yang sama tentang ayat tersebut. Jujur saja saya tidak bisa menjawabnya secara gamblang dan langsung. Tetapi, suatu ketika saya membaca buku dan menjumpai pernyataan yang cukup menarik dan sekaligus mengingatkan saya terhadap ayat tersebut.
Dalam buku tersebut, pengarangnya mengomentari tentang manipulasi kebenaran yang terjadi di dalam gereja, sebagai berikut:
"Di gereja-gereja, khususnya di Indonesia terlalu banyak pendeta, majelis, pengurus jemaat yang sudah merasa berpuas diri. Terlalu banyak orang Kristen yang baru belajar sedikit sudah berani khotbah. Akhirnya kebenaran dikhotbahkan menjadi ketidakbenaran. Orang yang harusnya dapat percaya dengan benar jadi tidak percaya. Akibatnya orang-orang pandai yang berpikiran tajam semua berada di luar gereja, yang masuk gereja adalah yang bodoh dan yang pikirannya tidak tajam. Celaka kekristenan seperti ini".
Dari pernyataan ini saya terperanjat, kemudian membuat catatan, seraya berpikir, bahwa komentar ini adalah penafsiran yang cocok untuk nats Matius 7:22-23: "kata Yesus, 'Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!'" (Matius 7:22-23). Ini adalah memanipulasi kebenaran. Oknumnya bisa diasosiasikan seperti "serigala berbulu domba" atau "penjual kebenaran" demi sesuatu yang sementara.
Ya, gitu deh!
Bagaimana menurut Anda?
Sola Gratia
- Riwon Alfrey's blog
- 5461 reads
Kasihan Pendeta
+0.80 setuju
"Di gereja-gereja, khususnya di Indonesia terlalu banyak pendeta, majelis, pengurus jemaat yang sudah merasa berpuas diri. Terlalu banyak orang Kristen yang baru belajar sedikit sudah berani khotbah. Akhirnya kebenaran dikhotbahkan menjadi ketidakbenaran. Orang yang harusnya dapat percaya dengan benar jadi tidak percaya. Akibatnya orang-orang pandai yang berpikiran tajam semua berada di luar gereja, yang masuk gereja adalah yang bodoh dan yang pikirannya tidak tajam. Celaka kekristenan seperti ini".
walau ga se-ekstrim yang diungkapkan ini, gue setuju.
sayangnya, sikap gereja kadang2 juga terlalu defensif. orang2 yang sekedar mamakai logikanya untuk bertanya ini dan itu disebut sebagai "kurang Roh Kudus" lah, "kena roh kritikus dan harus ditengking" lah, "penyesat" lah, dan banyak lagi sentimen negatif semacam itu.
sekali lagi, walau ga semua, tapi ini banyak ditemukan, bahkan di sabdaspace ini sekalipun.
Lha Terus yang Khotbah Siapa Neh.. ?
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
salah sambung
Komentar yang Mana Josh?
Komentar yang mana Josh? Lha trus harusnya bagaimana?
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*