Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Genius Mind Consultancy (GMC) – Tips or Trick
Baru-baru ini masyarakat dikejutkan oleh siaran beberapa televisi swasta tentang fenomena yang membuat sebagian orang penasaran dan sebagian lainnya gelisah. Beberapa anak menunjukkan kemampuan mereka menebak warna kertas, jenis kartu remi, membaca bahkan naik sepeda dengan mata tertutup sebuah selendang. Pertunjukkan itu menuai berbagai reaksi: Ada yang menganggapnya sebagai penemuan ilmu pengetahuan yang luar biasa, ada yang menganggapnya sebagai kekuatan mistik yang dibungkus dengan topeng ilmu pengetahuan, namun ada pula yang menyangkanya sebagai muslihat untuk mencari uang gampang. Apa yang sesungguhnya terjadi? Apabila itu adalah muslihat, kenapa tidak ada orang yang menguaknya? Apabila itu adalah kekuatan mistik, bagaimana membuktikannya? Apabila itu adalah penemuan ilmiah, kenapa tidak dimuat di dalam jurnal-jurnal ilmu pengetahuan? Handai taulan sekalian, sebagai seorang Tionghoa Kristen, seorang yang takut akan Tuhan, seorang warga negara Indonesia yang peduli dengan pendidikan anak-anak Indonesia, izinkan saya MENGUJI fenomena itu di depan banyak saksi."
Memberanikan diri bertanya, beberapa stasiun televisi di Indonesia menyiarkan:
GMC dalam berita
Healty Life Metro TV - Aktifkan Otak Tengah
silahkan klik di sini
Aktivasi Otak Tengah Di Indonesia – Bianglala – TVRI Jawa Barat
silahkan klik di sini
GMC surabaya dalam Liputan6 SCTV
silahkan klik di sini
Kursus Genius di seputar indonesia RCTI
silahkan klik di sini
Di dalam situsnya, Genius Mind Consultancy Indonesia (GMC) menulis:
Sebuah penemuan yang baru adalah metode yang berbeda dengan lainnya. Berdasarkan ilmu psikologi yang luar biasa, teknik kegeniusan mutakhir, neurolinguistik, ilmu komunikasi, ilmu tingkah laku dan lain sebagainya serta menggunakan teknologi komputer ilmiah mutakhir, dalam waktu yang sangat pendek yaitu satu setengah hari, dapat berhasil mengaktifkan midbrain anak-anak. Hal ini merupakan sebuah prestasi yang dikagumi oleh orang-orang di luar dan di dalam negeri dan juga merupakan kehormatan bagi umat manusia modern.
Umumnya, setelah midbrain diaktifkan, daya ingat mereka dapat meningkat, daya konsentrasi membaik; daya kreasi bertambah, gerakan kinetik juga menjadi lebih baik, hormon menjadi seimbang, serta emosi menjadi stabil dan lain sebagainya. Aktivasi ini sangat jelas terlihat hasilnya bagi anak hiperaktif maupun anak dengan daya ingat yang lemah.
Melalui teknik “Genius Mind”, pelatihan ini disebarluaskan; yang dinamakan dengan “Metode Belajar Midbrain”. Berdasarkan penjelasan para ahli, setelah midbrain diaktifkan, midbrain akan dapat mengeluarkan gelombang otak untuk merasakan dan bereaksi terhadap benda-benda di luar. Dapat dikatakan juga bahwa dengan menutup mata, masih dapat mengenali benda-benda, huruf, warna dan lain sebagainya. Jadi, dengan pelajaran dan pelatihan selama satu setengah hari, akan dapat membantu anak “melihat” dengan menutup mata.
Untuk membaca tulisan lengkapnya silahkan klik di sini.
Bengcu Menjawab
Belajar adalah suatu keharusan. Belajar sekarang atau belajar nanti, belajar pelan-pelan atau belajar sekaligus. Selama masih hidup manusia harus belajar. Andai tidak belajar sekarang karena merasa belum perlu, pasti tidak akan belajar nanti ketika perlu karena merasa tidak keburu.
Ada yang belajar sekali langsung bisa ada yang belajar berkali-kali baru bisa namun yang namanya BISA itu hanya satu. Meskipun belajar seribu kali baru mengerti namun tetap disebut orang yang BISA.
Hakekat Belajar
Tak peduli siapapun penemunya dan apapun nama metode belajarnya, namun faktanya hanya SATU. Metode membuat orang tua percaya dan anak-anak suka belajar. Namun, yang membuat anak-anak menjadi ISTIMEWA adalah BELAJAR berulang-ulang. Anak-anak menjadi hebat karena mereka terus belajar dan berlatih. Belajar dan berlatih berulang-ulang, itulah kuncinya. Tidak ada jalan pintas untuk menjadi pintar karena satu-satunya jalan adalah:
Belajar dan berlatih berulang-ulang
Tips atau Trick?
Handai taulan sekalian, pada saat ini, saya tidak akan membahas teori-teori pendidikan anak-anak maupun teori-teori tentang otak. Nama saya hai hai, panggil saja suhu hai hai bila itu membuat anda merasa lebih nyaman.
Saya TELAH MENGAKTIVASI otak tengah seluruh umat manusia normal yang hidup dalam generasi ini. Karena GMC mengajarkan bahwa Blindfold Reading alias Membaca Dengan Mata Tertutup adalah BUKTI otak tengah yang telah diaktifkan, maka SAYA, SUHU hai hai, MENJAMIN: BILA anda MAMPU membaca TULISAN ini, maka anda pun akan MAMPU melakukan SEMUA yang dilakukan oleh anak-anak di dalam FOTO-FOTO.
Untuk membuktikan bahwa saya tidak MEMBUAL, maka lakukanlah hal ini: Ambilah sebuah kain atau sapu tangan besar atau selendang atau handuk atau dasi atau sabuk Taekwondo, Karate, Silat, Kungfu atau kain apa saja yang bisa dibentuk menjadi sebuah PITA dengan lebar kurang lebih 3-4 jari atau + 5 – 7 Cm seperti yang digunakan oleh anak-anak di dalam foto-foto di atas. Kain itu jangan terlalu tipis, bila anda hanya memiliki kain tipis, lipatlah agar menjadi tebal. Kain yang agak tebal dan kaku sangat ideal karena itu menjamin bahwa pori-pori kain benar-benar rapat dan mata anda benar-benar tertutup dengan baik. Jangan takut dengan yang tebal! karena setelah diaktivasi oleh suhu hai hai, anda akan melihat dengan gelombang otak tengah, bukan?
Ajaklah seorang teman atau lebih untuk menjadi saksi bahwa SUHU hai hai sama sekali tidak MEMBUAL ketika menyatakan bahwa dia telah mengaktivasi otak tengah seluruh umat manusia yang hidup dalam generasi ini itu sebabnya anda memiliki KESAKTIAN untuk melakukan Blindfold Reading alias melihat dengan mata tertutup kain juga untuk melihat kesaktian yang akan anda tunjukkan setelah mendapat PENCERAHAN.
Pejamkan mata anda lalu gunakan kain pita itu menutupi mata anda lalu ikatlah dengan baik. Jangan ikat terlalu kencang, karena akan menghambat peredaran darah anda. Jangan biarkan kain pita itu menutupi telinga karena akan menghalangi pendengaran anda. Setelah mata anda tertutup dengan baik, duduklah dengan santai, lalu bukalah mata anda. SUHU hai hai menjamin anda PASTI mendapat pencerahan.
Handai taulan sekalian, bagi anda yang percaya akan kekuatan kuasa-kuasa kegelapan, tidak ada salahnya bagi anda untuk mempersiapkan diri menghadapinya. Berdoalah! Berdoalah menurut keyakinan anda masing-masing. Terserah apakah anda mau berdoa menolak AKTIVASI dari suhu hai hai atau mengucap syukur karena telah diaktivasi oleh suhu hai hai. Namun perlu anda ketahui, suhu hai hai adalah seorang Tionghua Kristen.
Menguji Aktivasi Otak Tengah
Handai taulan sekalian, karena otak tengah anda sudah diaktivasi oleh suhu hai hai sehingga mampu melakukan semua yang dilakukan oleh anak-anak di dalam foto-foto tersebut di atas dengan mata tertutup, maka marilah kita mencatat apa yang terjadi pada anak-anak diakui telah diaktivasi otak tengahnya. Inilah fakta-fakta yang kita lihat:
- Mata anak-anak tersebut ditutup dengan selendang yang menurut saya lebarnya kira kira 3 jari atau sekitar 5 cm.
- Selendang yang digunakan tidak menutupi telinga atau bila menutupi telinga, maka tidak menutupi semua telinga, telinga bagian bawah tidak tertutup.
- Barang-barang yang dilihat letaknya selalu di bawah mata, tidak pernah sejajar dengan mata apalagi lebih tinggi dari mata.
- Ketika melihat barang yang akan ditebak atau diwarnai, kepalanya agak mendongak. Hal yang sama juga terjadi ketika naik sepeda.
- Anak yang ditutup matanya bebas untuk mengucek-ngucek matanya dan membenarkan letak selendang yang menutup matanya.
Mari Menguji Yang Kekeh Jumekeh
Handai taulan sekalian, apabila ada yang kekeh jemekeh menyatakan yang terjadi pada anak-anak yang diakui telah diaktivasi otak tengahnya tidak seperti yang anda alami setelah otak tengahnya diaktivasi oleh suhu hai hai, maka ujilah mereka seperti ini:
Lapisan Penutup Mata
Ketika seseorang memejamkan mata, maka matanya tertutup oleh SATU lapis penutup yaitu kelopak mata. Ketika memejamkan mata dan ditutup dengan selendang, itu berarti matanya tertutup oleh DUA lapis penutup yaitu kelopak mata dan kain selendang, bila selendang penutup ditambah, itu berarti lapisan penutupnya pun bertambah.
Apabila anak-anak yang telah diaktivasi otak tengahnya mampu melihat tembus dua lapis penutup, bahkan berlapis-lapis penutup, itu berarti mereka PASTI mampu melihat dengan SATU lapis penutup alias mata terpejam tanpa selendang penutup.
Apabila anak-anak itu TIDAK mampu melihat dengan mata terpejam tanpa penutup, itu berarti MUSTAHIL mereka mampu melihat dengan dua lapis bahkan berlapis-lapis penutup. Saya yakin anak-anak yang diakui telah diaktivasi otak tengahnya itu MUSTAHIL menunjukkan kesaktiannya dengan mata terpejam tanpa selendang penutup mata.
Atas kegagalannya melewati pengujian, kemungkinan besar anda akan mendapat jawaban: Menutup mata dengan selendang adalah cara untuk meyakinkan anak-anak tersebut bahwa mereka MUSTAHIL bisa melihat. Dengan keyakinan MUSTAHIL bisa melihat maka mereka tidak akan BERUSAHA melihat namun benar-benar FOKUS mengerahkan seluruh kemampuan otak tengahnya yang telah diaktivasi.
Apabila jawaban demikian memang menyatakan kondisi sebenarnya, itu berarti menggunakan kaca mata renang yang kacanya ditutup lakban akan memberi dampak yang lebih baik kepada anak-anak tersebut. Namun bila anda mencobanya, saya yakin anak-anak itu akan menolak dengan alasan sakit atau tidak nyaman. Saya yakin anak-anak yang diakui telah diaktivasi otak tengahnya itu MUSTAHIL menunjukkan kesaktiannya bila mereka menutup mata dengan kaca mata renang.
Gelombang Otak Tengah
Kenapa barang-barang yang ditebak harus diletakkan lebih rendah dari mata?
Menurut GMC Indonesia gelombang otak tengah bekerja seperti gambar tersebut di atas. Itu sebabnya semua benda yang ditebak harus diletakan lebih rendah dari dagu.
Kenapa barang-barang yang ditebak harus dekat dengan tubuh? Karena anak-anak yang baru diaktivasi, gelombang otak tengahnya belum bisa mencapai jarak yang jauh.
Handai taulan sekalian, apabila anda mendapat jawaban-jawaban demikian, ujilah mereka berdasarkan jawaban demikian.
Berdasarkan cara otak tengah memancarkan gelombangnya, itu berarti bila si anak membuka mulutnya, maka gelombang otak tengahnya akan memancar tanpa halangan sama sekali. Semakin lebar mulutnya terbuka, semakin lancar gelombang otak tengahnya terpancar. Mintalah si anak menebak gambar sambil membuka mulutnya. Beri keringanan kepada anak-anak itu, tutuplah mata mereka dengan kain tipis yang teksturnya lemas, misalnya kain sutra atau lenan.
Saya yakin anak-anak yang diakui telah diaktivasi otak tengahnya itu MUSTAHIL menunjukkan kesaktiannya bila mata mereka ditutup dengan kain tipis yang lemas dan mereka melihat dengan mulut menganga. Jangan anggap enteng kain tipis bertekstur lemas. Ketika digunakan menutup mata, kain demikian akan menutupi mata dengan sempurna karena bentuknya kontur wajah yang ditutupi.
Berdasarkan cara gelombang otak tengah bekerja, maka anak-anak yang diakui telah diaktivasi otak tengahnya akan mudah sekali menebak kartu yang ditempelkan pas di antara mulut dan dagu mereka. Bukankah jaraknya dekat sekali? Saya yakin anak-anak yang diakui telah diaktivasi otak tengahnya itu MUSTAHIL menunjukkan kesaktiannya dalam kondisi demikian.
Bila para trainer GMC menyatakan kegagalan itu terjadi karena gelombang otak belum menyebar melebar ketika dekat dengan otak, maka mintalah anak-anak itu menebak warna gambar kecil atau menebak warna saja.
Teknik Mengikat Selendang
Apabila anda diperkenankan untuk menjadi sukarelawan yang mengikatkan selendang kepada anak-anak tersebut, lakukanlah. Anda pasti akan diingatkan untuk jangan mengikat selendang itu terlalu keras, karena anaknya akan merasa sakit. Anda memang tidak perlu mengikat dengan keras. Ikatlah sewajarnya, hanya agar selendang itu tidak jatuh. Yang perlu anda perhatikan adalah letak selendang itu ketika menutup mata.
Ketika mata terpejam, maka kelopak mata akan menutupi mata dari atas ke bawah. Mata yang setengah terpejam adalah mata yang bagian atasnya tertutup namun bagian bawahnya tidak tertutup. Fakta demikian memberitahu kita bahwa ketika menutup mata dengan selendang, maka bagian bawah jauh lebih penting daripada bagian atas mata karena bagian atas mata pasti tertutup oleh kelopak mata. Bila anda mengikat dengan cara demikian, percayalah, anak itu akan berusaha menggeser selendang ke atas. Bertanyalah kepadanya dengan santai kenapa dia harus menggesernya ke atas? Bila anak yang anda hadapi cukup muda, maka kemungkinan besar dia akan menjawab secara reflek, "Soalnya nggak kelihatan." Nggak kelihatan itu berarti bila selendang digeser ke atas akan kelihatan. Kelihatan berarti melihat dengan mata.
Bila anda menutup terlalu bawah, kemungkinan anak yang pinter yang telah diajari akan menolak dengan alasan telinganya tidak boleh tertutup semua atau telinganya tidak boleh tertutup. Ikutilah kemauannya tutuplah matanya sebawah mungkin tanpa menutup telinganya. Saya yakin anak-anak itu akan kesulitan menunjukkan kesaktian otak tengah yang diakui telah diaktivasi bila selendang menutup mata sebawah mungkin. Anak-anak tanpa dosa itu pasti secara reflek akan menggeser penutup matanya.
Teknik Mengikat Dan Lebar Kain Penutup
Handai taulan sekalian, coba perhatikan ketiga foto si gondrong. Apa yang anda lihat? Bukankah anda melihat mata seseorang yang ditutupi kain batik yang tebal? Benar! Di dalam ketiga foto itu matanya ditutupi dengan delapan lapis kain baik. Apabila orang tersebut adalah orang biasa, bukan orang sakti apalagi orang yang otak tengahnya sudah diaktivasi oleh GMC, mungkinkah dalam kondisi demikian, dia mampu membedakan dan menebak kartu warna, menebak kartu, mewarnai gambar, membaca, makan, main catur, berjalan di atas papan titian yang lebarnya 8 cm dan naik sepeda bahkan mengendarai motor dan mobil? Handai taulan sekalian, orang di dalam gambar tersebut MEMANG mampu melakukan semua hal yang disebutkan dan anda pun mampu melakukannya bila tahu caranya bukan karena otak tengah anda diaktivasi.
Sesungguhnya, dibalik selendang penutup, mata orang itu sama sekali tidak terpejam. Walaupun NAMPAK tertutup selendang batik, sesungguhnya dia bisa melihat melalui BAGIAN bawah selendang batik tersebut. Dia mampu membedakan dan menebak kartu warna, menebak kartu, mewarnai gambar, membaca, makan, main catur, berjalan di atas papan titian yang lebarnya 8 cm dan naik sepeda bahkan mengendarai motor dan mobil karena dia bisa melihat melalui BAGIAN bawah selendang batik tersebut. Ketika penonton menyangka selendang batik tersebut menutupi matanya sesungguhnya yang terjadi adalah hal sebaliknya, selendang itu membut penonton tidak TAHU bahwa dalam kondisi demikian orang tersebut bisa melihat. Itulah Trick sulap yang disebut blindfold reading.
Handai taulan sekalian, tahukah anda kenapa semua benda-benda yang ditebak dan dimainkan itu diletakkan di bawah mata dan ketika tidak mampu melihat dengan baik, maka benda itu akan didekatkan ke hidung dengan pura-pura menciumnya? Karena dia melihat dari BAGIAN bawah selendang yang menutupi matanya. Itu sebabnya ketika melihat benda yang lebih jauh, dia perlu mendongak sebab dia melihat dari BAGIAN bawah selendang. Meraba, mendengar, mencium hanya aksi untuk meyakinkan penonton.
Handai taulan sekalian, bagaimana anda tahu bahwa yang saya tulis itu benar? Anda akan tahu setelah mencobanya sendiri.
Dalam pertunjukkan demikian, umumnya selendang diikat oleh seorang sukarewan. Pejamkan mata anda kencang-kencang lalu biarkan dia menutup mata anda dan mengikat selendang itu. Bila dia mengikat terlalu kuat, minta dia mengendurkannya dengan alasan rasa sakit akan mengganggu konsentrasi anda. Bila kain selendang menutupi telinga, itu berarti dia mengikat terlalu bawah. Beritahu dia bahwa anda memerlukan telinga untuk membantu anda menunjukkan kesaktian, mintalah dia membebaskan telinga anda dari selendang atau jangan biarkan selendang menutupi seluruh telinga anda. Separuh telinga tertutup adalah batas maksimal.
Setelah selendang terikat dengan baik, cobalah buka mata anda dan berusahalah melihat dari bagian bawah selendang. Bila anda tidak dapat melihat dengan baik, mungkin itu karena selendangnya diikat terlalu kencang atau terlalu ke bawah. Mungkin pula kain selendang itu terlalu lemas. Melipat kain selendang lebih tebal akan membuat tektur kain lebih kaku. Tekstur kain batik yang digunakan orang tersebut sangat lemas, itu sebabnya setelah dilipat delapan lapis baru didapat kekakuan yang cukup ideal.
Pejamkan mata keras-keras lalu bukalah, itulah cara untuk menggeser penutup mata agar anda mendapatkan kondisi yang paling nyaman. Ketika membuka mata dan merasakan bagian bawah selendang menyentuh kelopak mata bawah, anda merasa kuatir Trick anda akan ketahuan karena penonton bisa melihat dengan gamblang mata anda melotot dari bagian bawah selendang. Jangan kuatir, itulah kondisi di dalam ketiga foto tersebut di atas.
Trick sulap ini paling mudah dilatih bersama teman. Dia akan mengamati sebagai penonton sementara anda mencari letak selendang yang paling nyaman tanpa ketahuan penonton. Selendang yang lebih lebar seperti yang digunakan dalam ketiga foto di atas akan membuat kesan yang lebih baik. Namun resikonya adalah anda harus berlatih untuk menentukan batas bawahnya ketika mengikat. Bila selendang terlalu bawah, maka anda tidak akan bisa melihat dengan baik bahkan tidak bisa melihat sama sekali. Bila anda yang mengikat selendang itu sendiri atau teman yang tahu Trick itu yang mengikatnya dan telah berlatih mengikat anda dengan benar, maka selendang yang lebar adalah keuntungan karena menambah kesan betapa rapatnya mata anda tertutup. Namun bila selendang diikat oleh sukarelawan, maka saya anjurkan anda untuk menggunakan selendang standard. Berdasarkan pengalaman, lebar selendang penutup mata yang ideal lebarnya kira-kira 3 – 4 jari tangan atau 5 – 7 Cm.
Kesimpulan
Handai taulan sekalian, apakah yang ditunjukkan oleh anak-anak yang diakui telah diaktivasi otak tengahnya itu adalah trik sulap yang saya sebutkan atau memang kesaktian karena otak tengahnya telah diaktivasi? Saya siap untuk menerima tantangan guna membuktikannya di depan banyak saksi bahkan di depan aparat hukum sekalipun.
Sebagai seorang Tionghua Kristen, saya menghimbau semua orang Kristen baik para orang tua yang anaknya diakui telah diaktivasi otak tengahnya maupun kepada seluruh trainer GMC Kristen serta orang Kristen lainnya untuk menguji apa yang sesungguhnya terjadi.
Sebagai seorang Tionghua yang takut akan Tuhan, saya menghimbau semua orang yang takut akan Tuhan untuk menguji apa yang sesungguhnya terjadi.
Sebagai seorang ayah yang peduli pada pendidikan anak-anak, saya menghimbau semua orang tua yang peduli pada pendidikan anak-anak untuk menguji apa yang sesungguhnya terjadi.
Sebagai seorang warga negara Indonesia, saya menghimbau semua warga negara Indonesia yang peduli pada pendidikan anak-anak untuk menguji apa yang sesungguhnya terjadi.
Sebagai seorang warga dunia, saya menghimbau semua warga yang peduli pada pendidikan anak-anak untuk menguji apa yang sesungguhnya terjadi.
Tips atau Trick? Bila Tips, PUJI Tuhan! Bila Trick, kebenaran harus ditegakkan!
NB.
Silahkan klik di sini untuk mengetahui diskusi TIPS atau TRICKS aktivasi otak tengah lainnya.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
- hai hai's blog
- Login to post comments
- 14757 reads
@ndrong izin sebar luas
boleh dong ndrong, maksa.com.
Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.
@Sandman, Memang Untuk Disebar
manusia pasir, ini memang untuk disebar. Besok mau pasang di FB. Kepanjangan nggak ya?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ini tulisan yang mesti disebarkan
Inilah tulisan yang mesti disebarkan luas sebelum praktek tidak bertanggung jawab yang mengklaim berdiri atas landasan ilmiah (namun belum terbukti) semakin menyebar dan menjadi-jadi. Tulisan yang langsung menguji secara PRAKSIS dengan tajam metode aktivasi otak tengah ini. Mari kita peduli terhadap segala penyimpangan yang mengatasnamakan pendidikan khususnya pendidikan anak-anak, dengan tujuan mengeruk keuntungan yang tidak pada tempatnya.
@Vant, Bila Mereka Benar
Vant, bila yang mereka ajarkan benar, saya akan berdiri paling depan untuk mempromosikannya. Namun karena yang diajarkan belum teruji, maka saya berdiri paling depan mengajak kita semua untuk mengujinya di depan banyak saksi.
Saya akan email SEMUA gmc agar mereka juga tahu keberadaan tulisan ini.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Orang buta yang ikut GMC
Ko..gimana kalo orang buta yang ikut GMC, trus bisa baca.. misalnya seperti bacaan ini :
Kurnia Puspitasari, 16 tahun, buta sejak tiga tahun silam gara-gara kelenjar getah bening dan tumor otak menekan saraf mata. Sudah dirawat di rumah sakit, dan dokter menjanjikan Kurnia bisa melihat kembali berangsur-angsur dalam enam bulan. "Tapi sampai sekarang belum bisa melihat juga," kata Djamad, ayah Kurnia. Siswa kelas dua SMP itu merasa putus asa dan malu, serta tak bisa sekolah. Namun, setelah mengikuti pelatihan aktivasi otak tengah selama satu setengah hari di Genius Mind Consultancy (GMC) Serpong, Banten, Minggu pekan lalu, Kurnia bisa menyebut warna kartu remi. "Mudah-mudahan dengan pelatihan lanjutan dia bisa membaca, tumbuh percaya dirinya, dan bisa sekolah lagi," Djamad berharap. diambil dari link :
http://www.gmc-geniusmind.com/home.html
Kalo emang benaran ...waduh boleh juga yah:p he..he...
@Yenti, GMC dan Orang Buta
Yenti, menurut pengakuannya sendiri, aktivasi otak tengah dibuktikan dengan Blindfold Reading alias membaca dengan mata tertutup.
Aktivasi otak tengah sama sekali tidak berpengaruh pada fisik.
Apabila GMC konsisten pada apa yang disebut PENEMUAN mereka, maka seharusnya yang terjadi adalah Kurnia Puspitasari HANYA bisa melihat dengan GELOMBANG otak tengahnya. Artinya dia bisa melihat ketika matanya ditutup dan kembali buta ketika penutup matanya dibuka.
Apabila Kurnia Puspitasari,memang bisa melihat saat ini dan saya BERHARAP itulah yang terjadi. Mungkin yang terjadi bukan gara-gara aktivasi otak tengah namun terbuktinya janji dokter yang merawatnya:
okter menjanjikan Kurnia bisa melihat kembali berangsur-angsur dalam enam bulan.
Soal kemampuannya membaca dengan mata tertutup. Kita bisa mengujinya. soal kesembuhan matanya, biarlah itu diteliti oleh dokter yang memiliki kualifikasi untuk hal demikian.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ketidakmengertian
Ketidakmengertian manusia adalah ladang yg subur bagi manusia2 lain yg mengerti dan melihat peluang itu. Kita harus waspada, byk hal kosong yg dijual dgn menggunakan kata2 yg disusun sedemikian rupa shg nampak masuk akal dan berbau ilmiah.
OOT: Pengumuman
Pengumuman...pengumuman..... buat para fans Hai Hai yang kebelet dan penasaran, hari ini sang pujaan memutuskan untuk menyingkap jati dirinya. Silakan lihat wajahnya di sini.
------------
Communicating good news in good ways
Salam Pak Purnawan
Tadi juga saya sudah menduganya,,,berarti benar ya ??
Tuhan Yesus memberkati
Dear Roger
Dear roger
Gosipnya sih begitu. Tapi jangan tertipu oleh penampilan. Hai Hai itu mirip Ethan Hunt. Dia bisa menyamar menjadi orang lain. Sekarang ini, dia sedang menyamar jadi si buta dari goa hantu
------------
Communicating good news in good ways
Ha ha ha ha.Thank,s pak Wawan.
Tuhan Yesus memberkati
@Wawan, Yang Separuh ...
mas wawan, yang separuh lagi nanti di kopdar aja ya? Tadinya saya mau pakai teman sebagai modelnya. Namun dia kekeh jumekeh nggak mau. Terpaksalah turun tangan.
Masak musti pakai wisely untuk modelnya? Sebenarnya ada sebuah Film yang dibuat oleh wisely pribadi untuk mengajarkan trick ini. coba nanti saya cari. Saat ini Wisely lagi suka membuat Film membongkar trick sulap.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ko Hai,saya mencoba.
Salam Ko Hai
saya mencobanya,justru semakin diletakan kebawah malah semakin jelas kelihatan karena kain berada diselah-selah hidung.....
Trims tulisannya.
Tuhan Yesus memberkati
@rogermixtin09, Terlalu Bawah
rogermixtin09, itu berarti anda punya hidung yang mancung. Bila terlalu bawah, orang akan melihat CELAH itu dan tahu triknya. Di samping itu, terlalu bawah berarti semakin SEMPIT area yang bisa DILIHAT. Temukan yang paling nyaman, paling aman. Itu akan membuat anda semakin sakti.
Jangan lupa, PURA-PURA cium, dengar, raba dan ..... Jangan lupa, bila ketemu orang Kristen, pura-pura kesulitan melakukannya karena mereka diikuti Yang Lanjut Usianya.
Bila anda ketemu Pdt. Budi Asali MDIV, tanya apakah dia berdoa? Bila dia berdoa, maka pura-puralah gagal melakukan trik itu. Ha ha ha ha ha ha .....
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
alasan aja...
Alasan untuk tidak mau diketahui belangnya
Semut,bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas, Amsal 30:25
Semut,bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas, Amsal 30:25
@Antowi, Namanya Juga Usaha
Mas Antowi, gimana dong? Namanya juga usaha.
Namun anda nggak perlu kuatir karena suhu hai hai sudah mengaktivasi seluruh umat manusia. Bila nggak percaya, buktikan dengan membaca dengan mata tertutup.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@KO Hai
Itu foto pertama, ada Kak Seto didalamnya. Apakah Kak Seto juga termasuk dalam lembaga GMC? Aneh...
@minmerry, Foto GMC Seragen
minmerry, foto itu saya dapatkan dari FB GMC Sragen. Pada situs itu saya juga mendapatkan foto Walikota Solo dengan anak Genius (?).
Mungkin Kak Seto hanya diundang untuk menghadiri sebuah perayaan.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Hai2, kopdar plus
Setelah membaca komentar Tante Paku di blog vantillian, dan membuktikan sendiri pamflet2 dan iklan di Solo Grand Mall mengiklankan GMC Sragen dengan photo Walikota Solo dan kak Seto, wah ternyata GMC sudah merambah Solo dengan cepat, dan pas Joli datang di Seminar di sebuah gereja, ada pertanyaan dari orang tua yang menanyakan tentang GMC, anak2 yang menjadi sakti bisa membaca dengan tutup mata, bagaimana pandangan gereja mengenai hal ini. Jawaban pendeta tidak seberapa cetho, alias kemana-mana :(
Hai-hai sudah waktunya memberikan penjelasan dengan benar akan hal ini, bgmn bila datang kopdar nya di tambah hari, tuk kopdar dengan bbrp teman pemerhati pendidikan anak di Solo? harusnya sih lebih baik juga buat seminar untuk para ortu anak..
@Joli, Saya akan Senang Sekali
Joli, saya akan senang sekali melakukan hal itu. Bila teman-teman di solo memang menghendaki, saya akan sediakan waktu untuk ngobrol saling bertukar pengetahuan. Itu merupakan suatu kehormatan.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Media Brengsek
Ini udah jadi contoh kesekian kalinya (setelah cerita2 mengenai Anne Ahira yang diorbitkan koran Kompas, Roy Suryo yang diorbitkan Metro TV, Susno Duadji yang diorbitkan Gatra, dll) bahwa ada hal-hal keblinger yang jadi tenar bahkan profitable karena media massa yang mengorbitkan mereka.
Saya tau media massa mencari profit. Tapi kalo kaidah2 jurnalisme gak diindahkan, ini namanya bukan lagi mencerdaskan kehidupan bangsa tapi memperbodoh kehidupan bangsa.
One man's rebel is another man's freedom fighter
@PlainBread, Jurnalis dan Uang
Waktu kuliah salah satu dosen saya adalah pemimpin redaksi sebuah koran yang paling berkuasa di Indonesia saat itu. Saat itu saya mengikuti pendidikan jurnalistik. Dalam pendidikan itu diajarkan tentang idealisme, namun sayangnya ketika jadi wartawan benaran, semua idelasime itu hanya bisa dikenang dna bila mau diperjuangkan harus dilakukan dengan cerdik. Bila nggak dipecat bisa diculik.
Ketika berhadapan dengan hal-hal gaib yang tidak ajaib, Mas media akan senang sekali memberitakannya. Fenomena aktivasi otak tengah ini memang bikin heboh. Itu sebabnya masyarakat terpikat.
Melihat dengan mata tertutup, bukan tanda kegeniusan. Yang disebut Genius adalah meningkatnya kemampuan memahami pelajaran. Itu yang tidak di sadari banyak orang tua yang anak-anaknya diaktivasi otak tengahnya. Itu sebabnya mereka lupa bertanya kepada guru-guru anaknya tentang prestasi anak-anaknya.
Bila menonton atau membaca kesaksian, maka hal paling hebat yang tercapai setelah anak-anak itu bisa membca dengan mata tertutup adalah rasa percaya diri yang meningkat.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@Hai Percaya Diri
Memang ada banyak wartawan yang latar belakangnya jurnalistik, tapi begitu di lapangan sudah tidak peduli lagi apa yang diajarkan di sekolah. Tapi biar pun begitu, saya masih percaya masih ada banyak juga wartawan2 yang tetap idealis.
Kalo soal membangun percaya diri, sayang sekali ya mesti lewat program seperti ini. Bayar beberapa juta hanya untuk 2 hari. Kalo memang tidak sempat mendidik anak atau tidak punya waktu, kenapa gak diikutkan seperti program2 seperti perkemahan pramuka atau sejenis boot camp, yang bisa diadakan di liburan panjang atau di setiap wiken. Saya rasa duit yang dikeluarkan juga gak bakal lebih mahal dari program sim salabim ini.
Tapi yah mo gimana, sekarang jamannya mie instan. Semuanya pengen serba instan. Plus ditambah masyarakat klenik. Klop deh. Orang2 yang bisnisnya "namanya juga usaha" dengan cara2 seperti ini, memang paling gampang kaya di tengah sikon masyarakat seperti masyarakat kita.
One man's rebel is another man's freedom fighter
Media Brengsek? Tunggu Dulu
Media brengsek? Stop.....tunggu dulu. Sebelum menghujat media, kita perlu berhenti sejenak. Mari duduk dulu dan kita ngeteh. Mari kita bicara tentang anatomi media massa. Di dalam stasiun televisi, secara sederhana, struktur isi [content] siaran terbagi atas dua bagian yaitu:
a. Berita/News: straight news, breaking news, soft news, feature news. Pada divisi ini, kejujuran adalam dogma tertinggi. Fakta itu kudus [fact is sacred]. Mereka memiliki kode etik yang sangat garang. Jika jelek katakan jelek, jika baik, ya katakan baik. Wartawan harus menulis berita yang akurat, berimbang, aktual dan faktual.
Kita tidak bisa mempengaruhi wartawan, apalagi memaksa mereka, untuk menulis atau tidak menulis berita tertentu. Independensi dijunjung tinggi. Bahkan pemilik media pun sesungguhnya tidak dapat mempengaruhi para wartawannya. Itu dapat kita lihat ketika bos TV One menekan Indi Rahmawati supaya membuka identitas nara sumber yang diwawancarainya, namun Indi menolak karena dia harus memegang teguh rahasia narasumber.
Dengan independensi ini, maka pihak perusahaan tidak dapat menyetir wartawan supaya meliput perusahaan/lembaganya. Meski dijanjikan akan dibayar mahal sekalipun, jika wartawan tidak melihat ada nilai berita dalam peristiwa itu, maka wartawan tidak akan menulisnya.
b. Non Berita/Non News: Contohnya, talkshow, pertunjukan musik, drama, film, kuiz, dll. Di sini pembuat acara tidak terikat dalam kaidah jurnalistik. Dia bisa memasukkan opini. Tayangan yang diangkat tidak harus selalu faktual. Bisa saja berupa rekaan. Nah dalam konteks GMC, program tersebut dipasang dalam acara non-berita.
Di sini ada celah untuk mempromosikan sesuatu secara wajar. Artinya, apa yang akan ditampilkan itu masih ditentukan media yang bersangkutan.
Namun ada kalanya perusahaan/lembaga ingin mengendalikan pesan/informasi yang ditampilkan di televisi. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan tersebut berani membeli slot-time atau jam siaran stasiun televisi. Dalam hal ini, program tersebut dimasukkan ke dalam ranah iklan atau promosi. Ada kalanya, perusahaan/lembaga ingin supaya iklan mereka dikemas seolah-olah sebagai berita. Maka dibuatlah advetorial atau pariwara. Meski demikian, promo ini tidak boleh ditayangkan dalam program berita. Biasanya baru ditayangkan setelah program berita itu diakhiri.
***
Nah berdasarkan pemisahan itu, mari kita simak satu-satu:
Tayangan di Metro TV itu berupa talkshow/variety show sehinggal tidak termasuk dalam kategoro berita. Maka media tidak wajib mengikuti kaidah jurnalistik.
Tayangan di SCTV dan RCTI memang masuk dalam kategori berita. Ada kemungkinan mereka memutuskan meliput acara tersebut karena memiliki nilai berita, yaitu unsur human interest. Kemampuan membaca, menulis dan berjalan dengan mata tertutup itu menarik minat masyarakat banyak. Maka mereka menayangkannya. Meski menyebutkan nama lembaganya, namun sang jurnalis tidak menanjung-nyanjung atau mempromosikan GMC secara berlebihan.
Kekurangan dari kedua berita ini adalah keberimbangan. Mestinya wartawan mewawancarai dan meminta pendapat dari ahli otak independen [yang tidak berkaitan dengan GMC]. Pendapat ini bisa meneguhkan atau malah melemahkan GMC.
Sedangkan berita di TVRI pada mulanya mereka sudah melakukan langkah tepat yaitu menempatkan berita itu pada segmen feature news. Dalam feature news atau berita khas terdapat sedikit kelonggaran atas kaidah Jurnalistik. Masih ada toleransi atas masuknya sedikit opini yang wajar. Namun langkah bluder TVRI adalah memasang running text yang menginformasikan tentang alamat web GMC dan kelabihan aktivasi otak tengah. Hal ini memang berlebihan dan mengurangi independensi media meski toh bisa saja redaksi berkilah: "Kami hanya menampilkan informasi apa adanya."
***
Berdasarkan penyisiran tersebut, saya merasa pelabelan "brengsek" pada media sudah berlebihan. Tanpa bantuan media maka kasus Prita Mulyasari, Cicak VS Buaya, Century Gate, dan Mafia Pajak mungkin tidak akan pernah diungkap di hadapan publik.
Meski demikian patut diakui bahwa media massa memang masih banyak memiliki PR untuk pembenahan. Tapi saya kira kekurangannya ini belum sampai pada level "brengsek."
------------
Communicating good news in good ways
@Purnawan Media, Politik dan Rating
Kita tidak bisa mempengaruhi wartawan, apalagi memaksa mereka, untuk menulis atau tidak menulis berita tertentu. Independensi dijunjung tinggi. Bahkan pemilik media pun sesungguhnya tidak dapat mempengaruhi para wartawannya. Itu dapat kita lihat ketika bos TV One menekan Indi Rahmawati supaya membuka identitas nara sumber yang diwawancarainya, namun Indi menolak karena dia harus memegang teguh rahasia narasumber.
Betul. Tapi kode etik mana pun (kedokteran, militer, jurnalistik) tidak terpakai jika sudah berada di dalam ruang pengadilan alias di depan hakim. Kita tunggu saja nanti perkembangan kasus Indi Rahmawati.
Nah berdasarkan pemisahan itu, mari kita simak satu-satu:
Tayangan di Metro TV itu berupa talkshow/variety show sehinggal tidak termasuk dalam kategoro berita. Maka media tidak wajib mengikuti kaidah jurnalistik.
Saya malah tidak tahu, Pur, kalo tayangan tersebut berupa talkshow, karena saya lihat di linknya malah masuk di dalam segmen "news program".
Tayangan di SCTV dan RCTI memang masuk dalam kategori berita. Ada kemungkinan mereka memutuskan meliput acara tersebut karena memiliki nilai berita, yaitu unsur human interest. Kemampuan membaca, menulis dan berjalan dengan mata tertutup itu menarik minat masyarakat banyak. Maka mereka menayangkannya. Meski menyebutkan nama lembaganya, namun sang jurnalis tidak menanjung-nyanjung atau mempromosikan GMC secara berlebihan.
Kekurangan dari kedua berita ini adalah keberimbangan. Mestinya wartawan mewawancarai dan meminta pendapat dari ahli otak independen [yang tidak berkaitan dengan GMC]. Pendapat ini bisa meneguhkan atau malah melemahkan GMC.
Betul. Dan sejak 10 tahun terakhir ini, media massa sepertinya selalu lupa akan kaidah jurnalistik yang "berimbang" atau selalu menyajikan sumber yang pro dan kontra Itu sebabnya saya bilang brengsek.
Ketika saya bilang brengsek, tentu saya tidak bermaksud bahwa semua yang ada di dalamnya brengsek. Ketika saya bilang brengsek, itu karena media yang tugasnya selain memberi informasi dan entertainment, malah melupakan tugasnya yang lain untuk mendidik masyarakat. Ketika saya bilang brengsek, itu karena media nasional cuma mencari rating. Ketika saya bilang brengsek, itu karena media sudah menjadi korporasi yang isinya sama buruknya dengan pemerintah.
Berdasarkan penyisiran tersebut, saya merasa pelabelan "brengsek" pada media sudah berlebihan. Tanpa bantuan media maka kasus Prita Mulyasari, Cicak VS Buaya, Century Gate, dan Mafia Pajak mungkin tidak akan pernah diungkap di hadapan publik.
Meski demikian patut diakui bahwa media massa memang masih banyak memiliki PR untuk pembenahan. Tapi saya kira kekurangannya ini belum sampai pada level "brengsek."
Maaf kalo saya terpaksa berbeda pendapat dengan anda.
Memang susah untuk mencapai kaidah jurnalistik yang independen dan berimbang. Kita tentu tau bahwa uang berbicara dan nunansa politik di balik masing2 media sangatlah besar, terutama media2 nasional. Setiap partai politik memiliki backing media masing2, setiap kandidat2 presiden punya gacoan televisinya masing2.
Terus terang, walaupun saya aktivis kemanusiaan, saya tidak simpati dengan kasus Prita Mulyasari. Bukan tidak simpati ke orangnya, tapi tidak simpati dengan kasusnya. Kasus tersebut muncul di tengah suasana politik sedang sangat panas. Kasus tersebut justru menunjukkan bahwa masyarakat kita adalah masyarakat munafik. Ketika tidak ada tujuan politik, orang2 seperti Prita Mulyasari tidak akan pernah diliput oleh media massa.
Soal kasus "Cicak Vs Buaya", buat saya justru itu contoh yang sangat bagus. Lihat bagaimana media bisa menyetir opini publik. Dalam kurang dari satu tahun, Susno Duadji bisa menjadi lawan lalu kawan rakyat. Siapa yang bodoh di sini? Rakyat atau SD?
Buat saya Susno Duadji sama saja, seperti layaknya polisi kebanyakan di institusi POLRI. Saya tidak akan memberikan kredit lebih kepada dia karena saya tahu (mertua saya adalah kongkow dari SD, kalo di atas kertas seharusnya saya mendukung SD) dia berada di atas angin tahun ini. Kasus "century gate" adalah angin buat dia untuk bisa membangun image dia yang tahun lalu sudah runtuh. Di sini saya tidak mengerti, siapa yang pintar menyetir opini publik, SD atau media massa. Ketika tidak ada "century gate", bukankah SD akan tetap menjadi SD yang dahulu?
Soal "Century Gate" dan "Markus", buat saya juga sama saja. Angin berubah. Ketika politik menentukan arah media, di situlah buat saya media tidak lagi independen dan berimbang. SBY jadi tenar karena media, unsur politiknya kental sekali. Megawati naik pamor karena kental dengan politik. Sekarang SBY memudar, juga karena media.
Itulah sebabnya saya tidak pernah menonton TV khususnya berita. TV saya matikan, kecuali jika ingin menonton film atau entertainment lainnya (drama, lawak, dll). Ketika saya ingin mencari tahu berita, saya lebih memilih internet. Internet memberikan alternatif kepada saya untuk melakukan tugas jurnalistik yang tidak dilakukan media, yaitu menyajikan fakta dan opini yang berimbang.
Mungkin berlebihan ketika saya bilang "brengsek". Tapi sewaktu saya berpikir dua kali, walaupun saya berikan label yang lebih kejam atau buruk daripada "brengsek", saya tidak tahu apakah itu akan membuat media menjalankan tugasnya dengan baik. Atau mungkin standar yang saya harapkan dari mereka adalah standar yang berlebihan.
Saya kangen media2 seperti RRI. Beritanya tidak menarik, tidak ngetren, tidak populis, bahkan tidak memiliki rating tinggi sampai untuk mencari iklan atau sponsor pun susah. Mau gimana? Habisnya menyajikan berita2 di pedesaan, di pelosok, mewawancari orang2 tidak terkenal, bahkan orang2 yang mau makan pun susah. Tapi buat saya yang seperti itulah berita.
One man's rebel is another man's freedom fighter
@ PB: Catatan Tambahan
Tapi kode etik mana pun (kedokteran, militer, jurnalistik) tidak terpakai jika sudah berada di dalam ruang pengadilan alias di depan hakim. Kita tunggu saja nanti perkembangan kasus Indi Rahmawati.
Dalam kasus Indi Rahmawati ini, dia menggunakan Hak Tolak wartawan. Hak ini bukan sekadar kode etik melainkan hak yang dilindungi oleh
UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, pasal 4, ayat 3: "Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai Hak Tolak"
Tujuan utama Hal Tolak adalah agar wartawan dapat melindungi sumber-sumber informasi dengan cara menolak menyebutkan identitas sumber informasi.
Hal tersebut dapat digunakan jika wartawan dimintai keterangan oleh penyidik dan/atau diminta menjadi saksi di pengadilan.
Hak tolak dapat dibatalkan demi kepentingan dan keselamatan negara atau ketertiban umum yang dinyatakan oleh pengadilan
Memang susah untuk mencapai kaidah jurnalistik yang independen dan berimbang. Kita tentu tau bahwa uang berbicara dan nunansa politik di balik masing2 media sangatlah besar, terutama media2 nasional. Setiap partai politik memiliki backing media masing2, setiap kandidat2 presiden punya gacoan televisinya masing2.
Sampai kiamat pun, kita tidak akan pernah bisa mendapatkan lembaga pers yang benar-benar bebas nilai dan streril dari kepentingan. Media dengan reputasi sebesar Washington Post pun memiliki afiliasi politik pada partai politik tertentu meski tidak dinyatakan secara vulgar. Majalah Times juga tidak sepenuhnya "bebas"
Begitulah yang saya pelajari ketika saya kuliah itu. Media massa itu menjadi ajang tarik-menarik kepentingan. Siapa yang berkuasa [baik secara politis, sosial atau ekonomis], pasti akan berusaha menghegemoni media. Itu sebabnya, McLuhan mengatakan: "Medium is the message it self." Setiap media sudah mengkomunikasikan pesan sendiri-sendiri. Kalau mau tahu berita tentang Lapindo jangan mencarinya di TV One atau Anteve. Kalau mendengar berita seputar keluarga Cendana dari RCTI, TPI atau Global, maka jangan pernah percaya karena berita itu pasti berat sebelah. Pengaruh Chairul Tanjung juga sangat mewarnai pilihan program TransTV dan Trans7. Oleh teman-temannya, dia dijuluki "Last Mohicans" dan hal ini terlihat dalam kebijakan strategis Trans media.
Begitulah, yang dibutuhkan adalah daya kritis. Sama seperti Anda, saya tidak mudah percaya dengan berita. Inilah "kutukan" bagi orang yang mempelajari komunikasi: Mereka sulit sekali menelan pesan-pesan yang disampaikan oleh media. Namun karena keterbatasan manusia, mustahil saya tahu segala hal melalui panca indera sendiri. Saya membutuhkan media sebagai radar untuk mengumpulkan koleksi. Maka yang saya lakukan adalah mencerna informasi secara selektif. Di balik setiap informasi mungkin saja terdapat kebenaran. Kita tidak mungkin mendapatkan sebutir intan tanpa mau berlepotan lumpur.
Terus terang, walaupun saya aktivis kemanusiaan, saya tidak simpati dengan kasus Prita Mulyasari. ...Soal kasus "Cicak Vs Buaya"......Susno Duadji...."Century Gate" dan "Markus."
Sekali lagi, sampai kiamat pun kita tidak akan mendapatkan kasus/kejadian yang benar-benar ideal untuk dibela. Kalau kita menunggu hal yang ideal, maka kita tidak akan pernah bisa benar-benar "bekerja di ladang Tuhan." Beberapa aktivis "menunggangi" kasus-kasus ini untuk menyuarakan isu-isu yang lebih mendasar. Misalnya tentang kebebasan berekspresi dalam kasus Prita. Jadi yang dilakukan bukan membela Prita secara an sich.
Saat negeri ini dicengkeram rezim Orde Baru, saya dan aktivis konsumen lainnya justru membela PLN. Apakah saat itu PLN sudah ideal, tanpa cacat sama sekali? Tidak. Saat itu kondisi internal PLN masih karut-marut. Lalu mengapa kami membela PLN? Karena saat itu PLN diharuskan membeli pasokan listrik dari perusahaan swasta dengan harga yang gila-gilaan. Tebak siapa yang punya perusahaan listrik swasta ini?
Contohnya lagi, soal Susno. Semua orang juga tahu kalau dia itu bukan santo atau nabi. Akan tetapi sebagai whistle bowler, dia punya informasi-informasi yang mungkin hanya diketahui oleh "kalangan dalam." Saat WP menjungkalkan presiden Nixon, mereka mengandalkan deep throat, yaitu informan dari kalangan intelijen negara. Sebagai agen rahasia, tangan informan ini juga tidak sepenuhnya bersih. Maka dukungan yang diberikan kepada Susno ini dalam langka mbombong dia supaya mau mengungkap informasi yang tidak mungkin didapatkan oleh orang luar. Kata Yosua, "jeruk makan jeruk."
Saya kangen media2 seperti RRI. Beritanya tidak menarik, tidak ngetren, tidak populis, bahkan tidak memiliki rating tinggi sampai untuk mencari iklan atau sponsor pun susah. Mau gimana? Habisnya menyajikan berita2 di pedesaan, di pelosok, mewawancari orang2 tidak terkenal, bahkan orang2 yang mau makan pun susah. Tapi buat saya yang seperti itulah berita.
Jangan lupa bahwa RRI pernah menjadi media yang hegemonik. Saya tidak tahu berapa usia Anda sekarang, tapi mungkin masih ingat sampai dengan awal tahun 1990-an, semua radio swasta wajib merelai berita dari RRI. Radio swasta dilarang membuat berita sendiri. Saat itiu saya begitu muak dengan berita RRI karena sumber beritanya hanya dari pemerintah. Mulai dari "petunjuk bapak Presidennya"-nya Harmoko sampai dengan harga cabai keriting pun sumbernya dari departemen perdagangan [bukan survei sesungguhnya di pasar].
Memang mereka tidak mencari rating karena dibiayai oleh pemerintah, tapi wartawannya tetap saja menerima lundsum dari bagian human instansi yang diliput. Beritanya juga tidak berimbang karena melayani kepentingan penguasa. Saat mereka melakukan liputan ke pelosok desa, itu tidak semata-mata untuk mengabarkan realitas, namun juga dalam rangka "menyukseskan" politik pembangunan [developmentalisme].
Saat ini RRI/TVRI sudah ditetapkan sebagai media publik. Hal ini sebenarnya sangat strategis sebagai pengimbang berita-berita dari media swasta. Akan tetapi harapan ini masih terlalu berlebihan untuk waktu yang dekat ini. Mentalitas pegawai dan sistem birokrasi belum bisa diajak untuk melakukan peralihan paradigma dari melayani kepentingan penguasa menjadi melayani kepentingan publik.
------------
Communicating good news in good ways
@Purnawan Terima kasih Infonya
Dalam kasus Indi Rahmawati ini, dia menggunakan Hak Tolak wartawan. Hak ini bukan sekadar kode etik melainkan hak yang dilindungi oleh
UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, pasal 4, ayat 3: "Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai Hak Tolak"
Tujuan utama Hal Tolak adalah agar wartawan dapat melindungi sumber-sumber informasi dengan cara menolak menyebutkan identitas sumber informasi.
Hal tersebut dapat digunakan jika wartawan dimintai keterangan oleh penyidik dan/atau diminta menjadi saksi di pengadilan.
Hak tolak dapat dibatalkan demi kepentingan dan keselamatan negara atau ketertiban umum yang dinyatakan oleh pengadilan
Betul bahwa wartawan punya hak tolak. Dalam kasus Indri sebenarnya memang susah kalo di bawa ke pengadilan. Tapi rupanya Institusi POLRI tidak sebodoh yang saya duga. Gak seperti dugaan saya, ternyata mereka gak membawa ini ke pengadilan tapi ngadu ke dewan pers. Hasilnya lebih terasa, TVOne minta maaf karena sudah melanggar kode etik jurnalistik.
Jadi walaupun ada hak tolak, yang diserang bukan ekornya tapi kepalanya. Wartawan bisa punya hak tolak, tapi wartawan juga gak bisa makan kalo kepalanya diserang. Wartawan juga punya hak, tapi perusahaan tempat dia bekerja juga menjamin bahwa bukan hak saja yang dimiliki wartawan, tetapi juga kewajiban. Hak dan kewajiban yang setara, yang diatur dalam kode etik jurnalistik.
Contohnya lagi, soal Susno. Semua orang juga tahu kalau dia itu bukan santo atau nabi. Akan tetapi sebagai whistle bowler, dia punya informasi-informasi yang mungkin hanya diketahui oleh "kalangan dalam." Saat WP menjungkalkan presiden Nixon, mereka mengandalkan deep throat, yaitu informan dari kalangan intelijen negara. Sebagai agen rahasia, tangan informan ini juga tidak sepenuhnya bersih. Maka dukungan yang diberikan kepada Susno ini dalam langka mbombong dia supaya mau mengungkap informasi yang tidak mungkin didapatkan oleh orang luar. Kata Yosua, "jeruk makan jeruk."
Kasus Susno agak berbeda dengan kasus deep throat (DP). Si DP tidak pernah menepuk2 dada membela institusinya dan menghina institusi lain lalu di tahun berikutnya malah jadi whistle blower. Kalo Susno tidak pernah punya kasus "cicak vs buaya" tahun lalu, saya akan memberikan pujian setinggi langit buat dia atas bocoran markus dari dia.
Tapi komentar anda secara umum saya sangat setuju. Tarik menarik kepentingan antara pihak2 yang besar ini memang harus dimanfaatkan oleh rakyat untuk kepentingan rakyat sendiri. Oposisi dan pemerintah buat saya sama buruknya. Tapi sistem demokrasi yang dimiliki Indonesia sekarang -seperti India, atau Amrik- memungkinkan untuk "whoever evil is, make sure they don't have too much power-. Jadi kalo pun misalnya Golkar, PDIP, Gerindra, PKS, menang di pilpres berikutnya, mereka juga gak akan memiliki kekuasaan yang kuat sekali karena PD sudah membangun basisnya juga.
Soal "Mana yang terjadi duluan, minat masyarakat terhadap berita tertentu sehingga mengakibatkan media bekerja seperti sekarang ini, Vs. media yang memilih2 berita mana yang memiliki rating tinggi sehingga mengakibatkan masyarakat dicekoki oleh berita2 yang tidak seimbang dan obyektif" sampe sekarang menjadi diskusi yang tidak tuntas antara saya dan beberapa teman. Seperti memilih antara telur dan ayam, mana yang duluan.
Terima kasih atas catatan tambahannya. Ada info baru yang saya dapatkan dari situ.
One man's rebel is another man's freedom fighterTer
@PB, Bila Waktunya Tiba
Plainbread, waktu muda, saya adalah seorang pemarah yang selalu menggebrak dengan nyawa sebagai taruhannya. Saat itu tahun 1988, saya menjadi panitia seminar yang dipimpin oleh Almarhum Li Tek Tjeng, ahli Timur Jauh dari LIPPI.
Dia memulai seminarnya dengan bertanya, "Apa perbedaan orang Orde Lama dan anak muda alias Orde Baru?" Setelah semua yang ingin menjawab, melontarkan jawabannya, dia berkata kira-kira begini, "Waktu muda, saya punya banyak sekali cita, setelah setua ini, hanya sedikit dari cita-cita itu yang terwujud, namun saya belum berhenti mengejar semua cita-cita saya tersebut. Anak-anak muda saat ini, hari ini punya cita-cita, besok HARUS jadi kenyataan. Bila tidak tercapai, mereka MARAH. Bila tidak tercapai juga, mereka BERHENTI mengejar cita-citanya."
Ucapannya itu sangat berbekas di hati saya. Sejak itulah saya PAHAM apa arti kata BERJUANG.
Sejak itulah saya MENUNDA cita-cita saya memperbarui dunia melalui tulisan-tulisan saya, yang saya yakini saat itu bisa dicapai dengan mudah bila saya menjadi JURNALIS dan bergabung dengan KORAN yang paling berkuasa saat itu di Indonesia. Saya lalu memilih jalur NONGKRONG dengan keyakinan, "We move with the mover!"
Ketika sang naga kehilangan cakarnya
dia gerakan kurcaci merah jadi balatentara
Sang Agung marah
Naga pun turun takhta
bahkan mati
Ketika sang petarung kehilangan arena
dia gerakan petani jadi balatentara
Sang Agung marah
ksatria pun jadi pecundang
bila sejarah berulang
inilah waktunya
Sekarang
Semar hilang bijaksana
gerakan ulama jadi balatentara
seharusnya Sang Agung marah
Sang Agung benar-benar marah
tanda-tandanya
NYATA
Siapa yang kan paksa semar bertapa?
Inilah aku
utuslah aku
NAWILIS
bila ini waktunya
NAWILIS
bila belum saatnya
NAWILIS
Sejak tahun 1998, saya bercita-cita menulis sebuah novel dengan judul "Sang Alfa adalah NAWILIS." saya tidak tahu kapan cita-cita itu akan terwujud. Bila pun tidak terwujud, saya masih bisa berkata, "Sudah terjadi, harganya terlalu maha, namun sudah terjadi."
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ko Hai : Ada saatnya...
Ko Hai...pengujian yang sangat baik...dan yang lebih keren,..kenapa ada foto Ang Cit Kong disitu? hehehe..
Ide smile,..kenapa himbauan dan tulisan ini ga coba anda buat blog sendiri di blogspot, kompasiana, dan kirimkan ke harian media Indonesia atau ke kompas,...pasti akan jadi dead line,..walaupun bukan itu tujuan utamanya saya yakin...
Ada saatnya kita harus diam, dan ada saatnya kita harus mengungkapkan kebenaran,..ada saatnya jadi macan kandang, ada saatnya jadi si raja rimba...
Jika anda terkenal di luar sana,..otomatis akan banyak pendeta goblok dan penipu yang takut untuk macam macam dan menyesatkan dengan konsep ilmu keagamaannya bial sudah mengetahui kalau nama anda diakui bukan dalam dunia persilatan saja,..tapi dikenal diseluruh Indonesia khususnya,..dan dunia semoga...oke ko Hai,..itu pendapat dan sharing smile...
*Penakluk sejati adalah orang yang mampu menaklukkan dirinya sendiri*
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
Ko hai : bisakah
KO HAI...saya ijin mengcopasnya dalam blog saya,...kalau anda keberatan saya batalkan,..kasih kabar saja ya, ko...thanks before
*Penakluk sejati adalah orang yang mampu menaklukkan dirinya sendiri*
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
@Smile, silahkan
Smile, semua tulisan saya bebas di copy paste dan disebarkan karena itulah tujuan saya menulis. Hanya ada satu hal yang perlu anda ingat, tolong cantumkan bahwa tulisan itu dicopas dari SABDA Space. Hal itu untuk menghindari seseorang datang ke SABDA Space lalu menuduh hai hai copy paste.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@Smile, Meneladani Paulus
Smile, saya sudah memberitahu GMC-GMC yang membuka lapak di Face Book. Ada yang saya beritahu sebagai Fans ada yang saya beritahu sebagai Friends. Di samping itu, saya juga memberitahu teman-teman yang saya yakin peduli dengan kebenaran dan pendidikan anak-anak, yang buka lapak di Face Book. Selain itu saya juga menambah teman-teman baru dan menjadi fans dari group yaitu gereja-gereja dan sekolah-sekolah Kristen dengan tujuan memberi tahu mereka tentang blog ini dan note dengan isi yang sama di lapak Face book saya. Sebagian sudah saya beritahu.
Harapan saya dengan tindakan demikian adalah semua penyelenggara dan trainer GMC, teman, gereja dan sekolah Kristen yang mengetahui blog ini dan note dengan isi yang sama di lapak Face book saya melakukan PENGUJIAN atas fenomena Blindfold Reading alias membaca dengan mata tertutup yang diakui sebagai BUKTI aktivasi otak tengah alias midbrain. Itulah yang saya sebut dengan MENGUJI di hadapan banyak SAKSI.
Ingat Smile, saya adalah seorang Tionghua Kristen. Baik Alkitab maupun kitab Tiongkok kuno sama mengajarkan bahwa untuk MEMPERBARUI DUNIA itu harus dilakukan dengan MEMPERBARUI diri sendiri, keluarga dan handai taulan. Empat penjuru dunia adalah saudara. Smile, saya suka sekali dengan ajaran kitab-kitab kuno.
Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain. 2 Timotius 2:2
Di zaman ini, ajaran Paulus itu disebut, "Member gets Members!" Seru bukan? Li Kuan Yew pendiri Singapura menamainya, "together we work better!" dan almarhum Soekarno pendiri NKRI menamainya, "gotong royong!" Paulus, Soekarno dan Lee Kuan Yew, kita sudah lihat kinerja mereka dan hasilnya. Itu sebabnya saya tidak punya alasan untuk TIDAK meneladani mereka.
Maaf Smile, saya menolak usulan anda, bukan karena usulan anda itu salah namun karena saya ingin melakukannya bersama-sama dengan orang-orang yang saya PERCAYAI. Bila jemaat bijaksana, mustahil nabi palsu unjuk gigi. Bila rakyat bijaksana, mustahil Dorna untuk hidung.
Saya pernah membaca kisah sejarah salah satu kerajaan pesisir Jawa Timur. Rajanya bernama Nawilis. Seorang raja petani karena dia ikut bertani, menggarap sawah dengan rakyatnya. Ketika penjajah Belanda berusaha menangkapnya, mereka benar-benar kebingungan, karena setiap orang yang tertangkap selalu mengaku dirinya Nawilis.
Beberapa orang teman bilang, kisah Nawilis itu sudah dinovelkan, jadi anda bisa mencari dan membacanya. Walaupun nggak pernah diberitakan, namun saya menjamin, bahwa kisah Nawilis itulah yang menjiwai gerakan Reformasi oleh mahasiswa Indonesia pada tahun 1997 dan mencapai puncaknya pada tahun 1998. Semua mahasiswa adalah Nawilis bahkan semua yang terlibat dalam gerakan itu adalah Nawilis. Itu sebabnya sampai saat ini kita tidak tahu siapakah pemimpin GERAKAN mahasiswa Indonesia pada waktu itu, karena dia adalah NAWILIS dan NAWILIS adalah siapa saja yang ikut BERGERAK.
We move with the mover! Kita bergerak dengan orang yang bergerak! Itulah semboyan yang dipahami oleh almarhum Dr. Bill Bright ketika mendirikan Campus Crusade for Christ (CCC). Itu pula yang dipahami oleh para pendiri CCC Indonesia yang dikenal dengan nama Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia (LPMI). Itu sebabnya, saya tidak akan merasa heran bila anda tidak tahu siapakah Dr. Bill Braight? Siapakah almarhum Drs. Agus B Lay? Siapakah almarhum Louis Pattipeilohy BA? Bahkan anda mungkin tidak akan kenal bila saya menyebut nama "Pdt. Dr. Nus Reimas".
Smile, sudah bertahun-tahun saya tidak bertemu dengan Pdt. Dr. Nus Reimas dan terlibat dengan kegiatan LPMI. Dulu ketika sering bertemu pun kami tidak terlalu akrab. Saya terlalu muda dan dia terlalu sibuk. Suatu hari, salah satu adik saya bertemu dengannya dan setelah mereka ngobrol panjang lebar, dia berkata, "Kasih tahu kakakmu si ..., we move with the mover! Jangan hanya cari duit saja!" Adik saya sama sekali tidak memberitahunya bahwa dia adalah adik saya dan itu pertemuan pertama mereka yang tidak direncanakan sama sekali.
Adik saya itu wajahnya agak mirip saya, namun yang membuat dia yakin bahwa dia adik saya adalah apa yang dilakukan dan dikatakan adik saya ketika mereka ngobrol panjang lebar. Dia tahu itu adik saya karena apa yang dia ajarkannya di depan banyak saksi diajarkan kembali oleh orang yang dipercayainya yang juga cakap mengajar orang lain, salah satu yang diajarinya adalah adik saya.
Ha ha ha ha ha .... Sebelumnya saya nggak pernah percaya ketika teman-teman bilang bahwa Pdt. Dr. Nus Reimas sangat menyayangi saya dan menaruh harapan tertentu pada diri saya. Ha ha ha ha ha ... Mungkin sudah tiba saatnya saya menemuinya?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@Smile, Saya Kirim Ke Kompasiana
Smile, setelah mengirim tulisan ini ke gereja-gereja dan sekolah Kriten, beberapa orang teman mengusulkan seperti anda agar blog ini dikirim juga ke situs-situs non Kristen, seperti Kompasiana dan blog Indonesia. Setelah menimbang dan mendiskusikannya, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti nasehat anda.Untuk yang kompasiana, silahkan klik di sini.
blog ini sudah terpasang di Kompasiana dan Blog Indonesia serta blogdetik. Kita akan lihat apakah blog tersebut mampu menggerakkan Indonesia? Bila Indonesia BERGERAK.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ko Hai...Bravo
Alangkah bahagianya jika pendapat kita didengar,..smile mode on...
Itulah yang dinamakan luarbiasa,..jangan hanya macan kandang..beraninya hanya didaerahnya sendiri,...
Bravo,..
*Penakluk sejati adalah orang yang mampu menaklukkan dirinya sendiri*
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
Smile king.
Macan kampung masuk kota,Smile jadi jadi rajanya,,,he he he
Tuhan Yesus memberkati
@smile, hai hai orang desa
smile, hai hai orang desa, itu sebabnya pemalu dan merasa malu untuk nongkrong di kota. Terima kasih sudah membujuk untuk ikut nongkrong di kota.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ko Hai : adidas dan bekal saya
Ko Hai,..bukankah anda ADIDAS?
saya kadang sering miris melihat dunia dlluar sana,..ketika saya melihat orang mendeskreditkan tentang iman percaya kita pada Yesus Kristus, di Sabda Space justru terjadi perang saudara,..tapi jujur dari situlah saya merasa kuat mendapat bekal untuk melihat dunia luar....
*Penakluk sejati adalah orang yang mampu menaklukkan dirinya sendiri*
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
@smile, hai hai adalah Sentinel
Smile, selain orang desa, hai hai juga seorang SENTINEL. Itu sebabnya dia hanya main di kampung sendiri. Namun sentinel adalah sentinel, bukan Sang Alfa. Itu sebabnya ketika harus pergi menyerang walau enggan, sentinel akan pergi.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
spesial thx buat hai dan vantilan
spesial thx buat vantilan dan hai2......klo gak ada blog ini mungkin gw jg akan tertipu dan kagum dg istilah aktivasi otak tengah!...satu kepalsuan terbongkar...maka anak2 Allah melompat2 krn kebenaran ditegakkan....thx bro....klo gak mungkin gw akan mengajari anak2 tetangga utk kursus di gmc...thx hai and vantilan...gw akan sebarkan tulisan ini ama temen2 di gereja gw....heran ya berani bgt mereka, menipu orang tua yg gw rasa emang orang2 berduit...apa anak2 nya gak cerita ya ama ortu mereka bhw sebenarnya mereka di ajari sulap, bukan aktivasi otak tengah?
orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.
orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.
Kena kibul
Saya malah sudah beli bukunya, tapi masih rapi dalam kemasan karena belum sempat saya baca. Awalnya saya tertarik dengan "Otak Tengah " karena dari dulu cuma ada otak kanan dan otak kiri, apa ini termasuk penemuan baru ? Belum lagi cover yang lumayan sedap dipandang.
Setelah baca baca sekilas maka saya putuskan untuk beli, kebetulan juga ada diskon 35 % di Gramedia. "Kelihatannya ini boleh juga !" pikir saya. Kepada istri, saya membanggakan "penemuan' baru ini.
Tak beberapa lama ( semingguan ) Vantilian mengunggah tulisannya yang begitu bagus dan akurat tetapi sekaligus menimbulkan keraguan akan Otak Tengah ini. "Sialan, ternyata gua salah!?" gerutu saya.
Eh Hai Hai ternyata menyambung lagi dengan unduhannya ini, pakai foto foto yang jelas dan lengkap lagi. Wah lengkap sudah "penderitaan " saya. Buku yang masih terkemas rapi itu entah kapan mau dibaca, hilang sudah semangat buat membacanya.
Semprul ha ha ha ha ha
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
@Kingheart, Jangan Kecewa
kingheart, jangan kecewa. Cobalah anda membacanya sambil mengenakan penutup mata. Di samping itu, anda bisa membuktikan kepada teman-teman bahwa otak tengah anda sudah diaktivasi.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@B7, Mari Kita Mengujinya
Bintang tujuh, kembali kasih untuk terima kasihnya. Dlam blog ini saya hanya FOKUS pada BLINDFOLD Reading yang diakui sebagai BUKTI bahwa otak tengah seorang anak telah diaktivasi.
Satu hal yang saya amati dari rekaman film-film tentang AKTIVASI otak tengah adalah para trainer mengaku bahwa mereka tidak bisa blindfold reading karena sudah terlalu tua. Pertanyaannya adalah, "Dari sekian banyak trainer, berapa dari mereka yang merasa penasaran lalu mencoba mengaktivasi otak tengah diri mereka sendiri lalu menemukan kenyataan tentang Blindfold reading?"
Rasanya mustahil bila tidak ada trainer yang penasaran lalu mencoba. Bila ada yang mencoba, mustahil mereka tidak melihat kebenarannya. Masalahnya adalah, kenapa mereka DIAM?
Bintang seven, berikut ini adalah sebuah berita yang tempat nongkrongnya diberitahukan oleh John Liem, seorang teman di Face Book. Untuk membacanya silahkan klik di sini.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
lagi males
lagi males menguji2...emang semua perlu diuji ya?...misal istri si hai itu apa perlu diuji dia perempuan atau bukan?....terus klo perempuan emang perlu diuji bisa bikin anak berapa? yg paling gawat klo kita gak bisa mengujinya...apa perlu nyuruh org lain?
kadang2 gak perlu nguji...enakan nonton...biar yg lain yg menguji...kita tinggal tunggu hasil akhir...menerima kesimpulan dr pengujian org adalah berkat=pemenang dr segala pemenang...
menguji gak asoi...enakan main drama....asik
tinggal tunggu lakon dr dalang nih...n tinggal cari korban...
*pundung gw*
orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.
orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.
@B7, Biar hai hai yang Uji
lagi males menguji2...emang semua perlu diuji ya?...misal istri si hai itu apa perlu diuji dia perempuan atau bukan?....terus klo perempuan emang perlu diuji bisa bikin anak berapa? yg paling gawat klo kita gak bisa mengujinya...apa perlu nyuruh org lain?
Biar hai hai yan mengujinya. Dan dia memang sudah teruji.
Bila anda tidak mau ikut merasakan keasykan menguji anak-anak GMC ya sudah. Gitu aja kok repot?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@hai hai
sorry bro gw lg pundung kemarin malem gw dikerjain di kotak ijo...ada setan ngaku2 dede wijaya....ampe panas hati gw eh ternyata bukan dedew tp setan beneran...itulah yg bikin gw sedikit males...
soal gmc...hai lo inget kisah daud tony? ati2 orang yg kehilangan ladang mata pencaharian klo marah bakal kayak singa yg mengaum2...gak takut?...ihh seraammm....gw inget kasus prita ama rs omni....pencemaran nama baik...hai hai masuk penjara....tenang hai temen gw byk sipir penjara....klo mo pesan kopi ato indomi bisa gratis kok....sedikit penghiburan buat lo....hahahah..ahaha
orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.
orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.
B7, Semoga Tuhan ...
bintang seven, thanks untuk dukungannya. Semoga Tuhan menjauhkan hari-hari demikian dari kehidupan kita.
Saya hanya memberikan FAKTA-FAKTA untuk diuji oleh rame-rame termasuk para trainer GMC. Saya memberitahu hampir semua GMC Indonesia tentang tulisan saya ini dan mengajak mereka untuk MENGUJI.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@hai hai
bintang seven, thanks untuk dukungannya. Semoga Tuhan menjauhkan hari-hari demikian dari kehidupan kita.
tetep hrs siap2...krn klo ketauan kedoknya bukankah mereka akan cari anda?...
wakakak....ihh...seraammm.....
orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.
orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.
@B7, Kita Tidak Boleh Berprasangka
Kita tidak boleh berprasangka buruk kepada orang lain.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak