Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Double Esspresso - From A Heart to Joli
@ DOUBLE ESSPRESSO
Menunggu.
Setiap orang selalu menunggu.
Ada hari hari tertentu yang membuat mereka menunggu.
Mungkin mereka tahu, hari itu pasti akan datang.
Mungkin, aku juga.
Pagi ini cerah. Ini hadiah Tuhan untuk Joli? Haha. Anggap saja begitu, kataku dalam hati.
Jeans pendek. Kaos hijau, dengan angka 17 dipunggung. Rambut diikat asal-asalan--aku menyukainya. Memakai celemek hitam, sarung
tangan. Dan mulai menyapu lantai, mengepel dengan jumlah pewangi yang berlebihan.
Aku kembali mengeluarkan lilin-lilin hijauku. Meletakkannya di setiap sisi jendela. Meja. Coffee Bar.
Membersihkan tiap meja.
Mengganti bunga setiap meja. Bunga yang kupilih adalah bunga berwarna unggu. Bunga yang dipotong pendek dan aku mengikatnya menjadi satu. Aku letakkan begitu saja dalam gelas kecil, transparan. Sangat menggemaskan.
Memberikan diriku bonus segelas besar ice caramel coffee dan sepotong waffel madu.
Aku menyusun meja. Meja yang terpisah, aku dekatkan ditengah-tengah ruangan.
Tidak tahu berapa yang akan datang.
Aku meletakkan berapa lembar part lagu diatas piano, tugas Hayden memainkannya nanti malam.
Selesai sampai disitu, aku merasa gerah.
Dengan tergesa-gesa, aku berlari menaiki tangga. Menyambar handuk, dan mandi dibawah shower. Air dingin. Segar sekali. Setiap kali air jatuh dari shower, sedikit mengagetkanku. Tapi beberapa saat kemudian aku merasa rileks. Benturan saat jatuh minggu lalu, masih terasa sakit. Tidak perlu ada kerumitan hari ini.
Psalm 51:10
Create in me a clean heart, O God; and renew a right spirit within me.
Aku menelepon cake house. Menanyakan pesananku. Cupcakes. Yey. Tidak mungkin merayakan sesuatu tanpa cupcakes.
'Ya. Dengan Keira. Ya. Ya.' Jawabku.
Suara itu menjawabku dengan sopan.
'Ya, aku membutuhkannya sebelum jam 4. Ya, tolong diantar saja.'
'Oh tidak, tidak, aku cuma ingin memastikan saja. Baik terimakasih.'
Semoga Joli menyukai apa yang sudah kusiapkan.
Aku mengetik beberapa kalimat dan kukirimkan padanya, Joli.
'Waiting u to be here. I'm ready. Call your friends.'
Sepertinya yang akan sangat asyik sekali.
Joli membalas pesan teks yang kukirim.
'Glass juga dipanggil Keiiii....!'
Jadi, aku kembali mengetik beberapa kalimat untuk dikirim pada Glass.
'Be here, meet my friends. They re special to me.'
Ponselku berbunyi. Aku membuka tombol amplop kecil yang menyala-nyala.
'Ok.'
Sorenya. Cupcakes tersusun rapi dimeja bundar sudut ruangan. Balon sudah terpasang disetiap sudut langit langit dan pintu depan @Double Esspresso. Melihat hasil kerjaku, aku mulai memikirkan untuk menerima pekerjaan sampingan sebagai wedding planner, aku rasa aku bisa. Tapi aku membatalkan niat ini segera, karena, Pertama, aku tidak akan tahan menghadapi kegelisahan pasangan yang akan menikah. Dan, kedua, pengantin wanitanya, tentu saja, tidak akan menyukai wedding planner yang tidak suka komunikasi dua arah.
Lupakan soal wedding planner. Kembali ke @Double Esspresso, dan, aku suka coffee shop ini.
Aku memilih New Dawn untuk menemaniku bekerja.
New Dawn, album yang bagus. Lebih banyak humming dari pada lirik nya, percayalah, aku memang sangat membosankan.
Telepon coffee shop berbunyi. Aku tidak mengangkatnya. Aku membiarkan answer machine menjawabnya.
@Double Esspresso. For service in English press one, for Bahasa Indonesia press two, or Operator, press 0. Ok, not funny, i know. Ok. Please left message.
Bip.
Aku menyiapkan biji-biji kopi, cangkir, gelas plastik. Aroma kopi memenuhi coffee shop mulai itu. Setiap sisi dalam ruangan coffee shop masih kosong.
Memikirkan setiap detail hingga dini hari, membuat aku sangat mengantuk seharian ini.
Dan saat aku selesai, aku mendengarkan windbell.
Ah... Perasaan ini, semua akan berkumpul. Tertawa, kesal, bercanda. Setiap orang yang akan datang malam ini, aku sungguh berharap, mendapatkan malam yang menyenangkan.
Perasaan ini, perasaan berdebar yang hangat. Menyenangkan.
'Joli.' Sapaku.
Dia duduk didepanku. Di coffee bar.
Aku mulai mengikat pita emas di setiap coklat yang dikemas dalam kantung kecil. Souvenir kecil.Joli membantuku mengikatnya.
Seperti biasa, dia cantik. Dewasa. Dan tidak berhenti menanyakanku soal Glass.
Aku sudah sangat berusaha, aku bahkan mencoba membicarakan Global Warming, lalu, saat aku sadar, aku mendapati diriku sedang menjawab pertanyaannya soal Glass.
Bersama Joli selalu ada pembicaraan yang menyenangkan. Dia memperhatikan maksud setiap ucapanku, dan memikirkan apa yang menjadi keinginanku. Mencari setiap kelebihan yang ada padaku. Jika aku yang hanya seorang penunggu coffee shop yang membosankan, bisa
membuatnya begitu peduli, maka aku percaya, dia juga baik pada orang lain yang tidak kuketahui.
'A great mystery, a great secret, rahasia besar..
Sang Sutradara mengungkap-nya melalui step by step, langkah demi langkah hidup, melalui hidup pernikahan, hidup bersosial, hidup bergereja,.. dan semakin nyata ketika DIA bersama..' katanya, selalu.
Ponselnya berdering beberapa kali. Sepertinya, mereka sudah akan sampai. Aku mulai menebak siapa yang akan lebih dulu sampai.
Windbell.
Sesuai tebakkanku. Pria itu tinggi, sangat menarik perhatian, dengan rambut panjangnya. Muka jahilnya, terlihat.
Joli menyambutnya.
Saatnya aku mulai bekerja.
Dia membawa serta anaknya. Hai hai, begitu mereka memanggilnya. Suhu. Aku tertawa dalam hati. Kita lihat saja nanti.
Aku meminta wisely membantuku mengikat pita. Joli menemani Hai Hai mengobrol.
Espresso pertamaku.
'Coffee shop yang unik. Wah... Wisely pasti suka sekali, hijaunya sangat cantik.'
'Makasih. Ini espressonya, silahkan...' Aku tersenyum.
Aku membaca tentangnya.
Menyusul dibelakangnya, Happy Lee. Tidak rapi, tapi wajahnya ramah. Rambutnya putih, dan langsung duduk bersama dengan Joli dan Hai Hai.
Windbell.
Sandman. Si manusia pasir. Kulitnya gelap, sangat santai.
Dia menepuk bahu Hai Hai, menyalami Joli dan Happy Lee, dan langsung ikut dalam pembicaraan Joli.
'Mana Si Keira?' Tanya Sandman pada Joli.
'Itu tuh, lagi ama anaknya si Hai.'
Sandman bangkit dari duduknya, dan berjalan kearahku. Ke coffee bar.
'Kei, ini janjiku lho... Coffee dari Bandung.'
'Haha. Makasih, makasih.'
'Uda sembuh?'
'Uda, cuma flu kog.'
'Good... So, menurutmu, apa yang akan dilakukan orang jika meminum secangkir kopi yang nikmat?' Tanyanya.
'Meminumnya pelan-pelan.' Jawabku kurang yakin.
'Tepat sekali.'
'Dan kamu mengatakan itu karena?' Tanyaku lagi.
'Jangan membuatku menjawab, Kei. Karena aku sedang menikmati secangkir kopi yang rasanya sangat kusukai.' Jawabnya tersenyum, sambil berjalan menuju ke meja Joli dan teman-temannya.
Saat aku berbicara tadi, SF sudah tiba. Nobieta, yang sangat manis... Dennis, si babi pink, bukan aku yang memberikan julukan seperti itu.
Daniel. Ari. Beberapa datang untuk mampir, sengaja memberikan ucapan selamat pada Joli, lalu harus segera pergi.
Menyodorkan kotak kotak hadiah. Besar, kecil. Aku yang menyusunnya satu persatu. Aku yang bersikeras, coffee shop-ku, aku yang menguasai. Tidak boleh ada yang membantu.
Vantillian datang. Ini dia. Dia tidak pernah datang ke @Double Esspresso sebelumnya. Aku memperhatikannya dengan hati-hati. Dia membawa buku apologetika untuk Hai Hai. Aku bisa melihatnya dari coffee barku. Melihat Vantillian menyodorkan apologetika untuk Hai Hai, Joli protes, dan menuntut hadiahnya. Dan aku bisa bertaruh, Vantillian pasti lupa membawa hadiah untuknya.
Kembali ke coffee bar. Wisely sangat mandiri. Aku membiarkannya membantuku di dalam coffee bar. Dia tahu, apa yang berbahaya, jadi aku tidak khawatir dan dia sigap. Aku membiarkannya karena aku tahu Hai Hai mengajarkannya dengan baik.
Mas Purnawan datang dengan kirana. Ebed tidak mungkin absen. Dia sibuk menjepret dengan Nikonnya.
Iik datang berbarengan dengan Clara. Clara duduk disebelah AP dan karenanya, suasana sempat memanas dengan godaan dan siulan.
Haha.
Aku tidak heran jika dia datang, karena seperti yang kukatakan, Joli adalah Joli. Tentu saja dia akan mengundang Dede. Aku melihatnya, dari atas sampai kebawah.
Apa? Menurut aku orangnya bagaimana? Jangan paksa aku berbohong. Aku hanya penunggu cafe yang membosankan yang terlalu banyak menilai.
Dia datang. Duduk diantara Vantillian, Hai-Hai, SF dan King Heart. Berdebat soal policy, dan tepat seperti kata minmerry, dia sama sekali tidak lucu. Dia juga tidak membawa hadiah untuk Joli. Dia memanggil Van dengan ivan. Bagiku, itu sangat sok akrab.
Minmerry, dia juga datang. Tentu saja, dia mudah disukai. Berpipi tembem, berponi. Manis. Dia juga lucu. Dia datang bersama dengan Vantillian. Dia diam, menikmati perdebatan Hai-Hai, Vantillian, SF, dan lainnya. Namun dia tidak banyak berkomentar. Saat JF datang, dia sempat melihat Minmerry dengan pandangan yang sangat bertanya-tanya. Tentu saja, minmerry sedikit ketakutan.
Ebed sangat mudah bergaul. Dia disukai siapa saja.
Walau berada didalam coffee bar, hanya bersama dengan wisely. Aku bisa merasakan suka cita itu. Kebersamaan itu.
Pikiran itu membawaku disaat aku kecil.
Mama membuat telur rebus merah.
Menggoreng ayam goreng (kesukaan my bro, bukan aku).
Dan memasak mi sua. (Juga bukan kesukaanku)
Artinya, ada yang berulang tahun.
'Mama, siapa yang bueday?' (Aku belum bisa mengucapkan "birthday" dengan baik).
'Sisi birthday.' Jawabnya, dengan tersenyum. Aku terkejut. Jarang sekali mama tersenyum padaku.
'Lho, sisi birthday?'
'Iya.' Jawabnya lagi.
'Aku boleh kasi tau papa bahwa sisi birthday hari ini? Beritahu teman-teman?'
'Boleh, ayo... kasi tahu mereka semua.' Mama hampir tertawa. Tapi aku begitu bersuka cita, bahwa sisi berulang tahun.
Sisi adalah anjing yang kuadopsi sejak bayi. Dan temanku disetiap jam. Di setiap waktu aku ditinggal sendiri di rumah.
Dan aku memberitahu papa. Papa langsung tertawa saat aku mengatakan bahwa sisi berulang tahun. Aku menghambur kepelukannya (aku sungguh-sungguh memeluknya setiap sore setelah ia pulang dari pabrik), dan menceritakan padanya. Dengan harapan dia mau membantuku merayakannya.
Sampai sorenya, auntie kecilku mengantarkan sebuah cake.
Aku bertanya langsung kepadanya, 'Auntie, itu untuk sisi?'
Dia langsung terbahak-bahak. 'Siapa yang bilang begitu?'
'Mama, dia bilang sisi berulang tahun lho.'
'Haha. Mama berbohong, Kei. Kamu yang berulang tahun.'
'Ga ah. Ga mungkin. Mama bilang sisi kog, auntie.'
'Dia berbohong, itu untuk Keira ok? Keira cantik sekali hari ini.'
Aku tersadar. Aku memakai baju baru.
Mama meraih cake pemberian dari auntie. Aku menatapnya. Dia tertawa.
Dan aku menunggu mama membuka cakenya. Sebuah cake coklat besar, dengan gambar anjing. Anjing dan coklat, kesukaanku.
Aku membaca nama yang tertera diatas cake.
Dan aku lalu tertawa.
Dengan segera, aku berlari mencari papa, mengkonfirmasikan kebenaran itu.
Sejak itu, mama tidak menggodaku seperti itu lagi. Dia juga tidak tertawa atau tersenyum padaku.
Wisely memanggilku. Aku tersadar dari lamunanku.
'Aku boleh belajar membuat kopi, Tante?'
'Keira. Tidak apa-apa wisely memanggilku Keira.'
Dia mengangguk.
'Ayo, pilih mug yang kamu sukai, Wi.'
Dan cangkir pertamanya, dia berikan untuk ayahnya.
Ayahnya mengajari dan mendidiknya dengan baik.
Disinilah aku, menatap mereka semua.
Mengenali mereka satu persatu. Semua dengan keunikan masing-masing. Aku yang masuk kedalam kehidupan mereka, atau mereka yang masuk kedalam kehidupan mereka?
Love and Mercy, mengalun dalam coffee shop.
'Tidak ingin duduk bersama dengan ayah?' Tanyaku pada Wisely.
'Di sini aza.'
Setiap orang yang melewati @Double Esspresso, tersenyum melihat keceriaan yang tercipta didalamnya. Warna hijau yang magical.
Waktu berlalu sesuai kehendaknya berlalu.
Glass datang. Windbell. Semua langsung menatap kepintu. Lalu menatapku. Bahkan wisely juga menatapku. Semerah itukah pipiku?
Dia berjalan ke coffee bar, 'terima kasih sudah mengundangku, Kei.'
'Bukan aku, Joli tuh.'
Dia mengedip padaku.
Aku menghela napas, sudah berapa kali kubilang, jangan menggodaku, teriakku dalam hati.
Namun dia tidak menghiraukan tatapan protesku.
Glass dapat dengan mudah menemukan Joli. Dia memberikan Joli bunga, dan duduk bersama dengan mereka.
Kebersamaan itu biasanya singkat. Setiap orang terikat pada kehidupannya, dan kehidupan orang-orang disekelilingnya. Itu membuat
waktu berharga, dan kebersamaan menjadi singkat.
Aku mengantarkan mereka yang pamit, satu persatu ke pintu.
'Coffee shop yang bagus, Kei.'
'Aku suka cupcakesnya.'
'Menunya enak.'
'Esspressonya...'
Aku menerima semua pujian mereka. Aku ingin mereka lebih lama untuk tinggal di coffee shop. Tapi aku mendapatkan diriku, berdiri, mengantarkan mereka pulang dengan senyum.
Glass menungguku, dia yang akan mengantarkan aku pulang. Aku membiarkannya.
Joli. Dia menungguku di coffee bar.
'Aku akan memberikan diskon besar seperti janjku, Jol...'
Dia memberikan kartunya.
Aku menekan tombol cash mahchine, menggesekkan kartu dan mengembalikan padanya.
'Selamat ulang tahun Joli...'
Aku menghampirinya dan memeluknya.
'Aku ingin Joli bahagia, ingin Joli tetap menjadi Joli yang luar biasa. Superstar.'
Dia menatapku.
'Makasih Keira. Sekarang Joli sudah harus pulang. Terimakasih ya..., Keira.'
Aku mengucapkan Ok tanpa bersuara.
Glass membantunya mengangkat semua hadiah masuk kedalam mobilnya. Paul baru menjemput. Ada meeting yang tak bisa ditinggal.
Saatnya sekarang Joli merayakan dengan Paul.
'Jangan terlalu mengkhawatirkan apa yang tidak penting. Lihat kebaikan Glass. Kenali dia. Buka hatimu.'
Pesan Joli, dan dia masuk ke dalam mobil.
Aku yakin, banyak yang mereka bicarakan dari sore hingga malam.
Aku yakin, saat mereka pulang, masing-masing akan menghadapi masalah yang mereka tinggalkan beberapa jam yang lalu.
Aku yakin, mereka juga sama seperti diriku, dalam beberapa hal.
Aku mengingat apa yang sudah kulewati, kulompati beberapa bulan ini.
Apa yang membuatnya begitu sulit? Dan hari ini, aku mendapat perasaan, tidak seharusnya semua dijadikan begitu sulit.
Harus diposisi manakah aku harus berpikir?
Glass membantuku membereskan semuanya. Dia tidak mencoba menggodaku. Dia tidak mencoba mengenggam tanganku disaat hanya ada
aku dan dia di coffee shop-seperti yang sering ia coba lakukan untuk membuatku marah. Dia juga tidak banyak bertanya.
Sampai dirumah, tanpa menukar bajuku. Aku terjatuh diatas tempat tidur dan membiarkan diriku tertidur.
'Semua baik-baik saja, Kei.' Begitu kata Glass. Dan dia mengantarkan aku kedalam.
'Temukan kebahagiaanmu...' Joli...
'Jangan membuat syarat...' Hai-Hai
'Bagaimanapun, hidup ini harus dijalani...' Van
'Let it flow...' Sand
Aku mencoba berpikir, semua kata-kata mereka. Kata-kata yang mereka ucapkan, karena mereka sudah menghadapi, menjalani beratnya
hidup.
Aku harus banyak belajar.
Dan aku tertidur.
Keira tidak pernah tahu, Glass berdiri di depan pintu kamar Kei. Menunggunya hingga tertidur, lalu dia mengunci pintu dan pulang.
Dalam perjalanan dia menelepon Joli.
'Dia tertidur. Ya. Dia baik-baik saja.'
Selamat ulang tahun, Joli...
May your kindness always bring blessing...
From A Heart.
.....Thanks for the hidden care.
- minmerry's blog
- Login to post comments
- 6638 reads
Cik Joli, selamat ulang tahun
Ternyata hari ini adalah HUT seorang pendekar wanita SS di pasar Klewer ini. Terimalah hormat dan ucapan saya : Selamat Ulang Tahun
Vantillian
( yang lupa membawa hadiah)
Vantillian.. mana si Vincent ??
Vantillian,
Terima kasih, untuk kehadiran-nya ke @ DOUBLE ESSPRESSO
Vantillian identik dengan buku-buku ya, Apologetika pisan, waduh.. berat amat Vant..
Kok yang di bawa cuma Minmerry, mana si Vincent, kok nggak di ajak sekalian..
Kemarin Joli dapat paket dari teman " A Deadly Misunderstanding" mau Joli pinjamin?
Nanti Joli bawain ke Medan ya, tanggal 18 Juli ini..
Joli, mengenai buku
Haha...Memang di kalangan teman-teman, Vant dikenal suka dengan buku. Ntah napa bisa begitu. Kalau melihat makanan enak, baju bagus, film bagus, semuanya biasa aza. Tapi kalau melihat buku bagus, timbul suatu perasaan menggebu dan aneh. Kalau pindah rumah, semua akan memindahkan perabot rumah, tapi Vant pasti habis waktu memindahkan buku-buku yang ada. Apakah mungkin Vant akan menjadi sampai tua dan mati ditemani buku-buku? Hehe....Tapi kebanyakan buku Vant adalah buku berbahasa Indonesia.
Joli datang ke Medan tgl 18 Juli? Wah, sungguh suatu kabar yang mengejutkan. Kalau sudah datang, mungkin bisa kopdar kecil2an bareng vincent dan minmerry. Soal buku yang di atas, Vant agak segan dalam meminjam. Takut tidak bisa balikin. Haha ( MUNAFIK mode on )...
lagi males baca
Soal meminjamkan buku sih cuma alasan Joli, supaya Vantillian buat resensinya, jadi Joli nggak perlu baca buku itu, (males mode on).
Tanggal 18 Juli ada undangan, di Medan.. tapi nggak jadi datang, barusan ada email memberitahu, tamu dari seberang datang tanggal 16-23 Juli ini.
@joli : poem for joely
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
@Minmerry.. wedding di @ DOUBLE ESSPRESSO
Minmerry, bilang sama Kiera ya.. terima kasih buannyaaakk, untuk semuanya..
Kok Minmerry nya jadi pendiam sih? come on, bantuin Joli godain "kekasihku" si Ebed, sudah lama nggak nongol kemana neh dia?
Keira : @Double Esspresso. Melihat hasil kerjaku, aku mulai memikirkan untuk menerima pekerjaan sampingan sebagai wedding planner, aku rasa aku bisa. Tapi aku membatalkan niat ini segera, karena, Pertama, aku tidak akan tahan menghadapi kegelisahan pasangan yang akan menikah. Dan, kedua, pengantin wanitanya, tentu saja, tidak akan menyukai wedding planner yang tidak suka komunikasi dua arah.
Kei.. kenapa nggak coba..
Note tanggal 18 Juli 2009, boleh tuh.. ada pasangan di pasar klewer ni yang mau booking @ DOUBLE ESSPRESSO untuk wedding, mereka juga sangat senang dengan komunikasi bukan hanya dua arah tapi bisa juga berbagai arah.. rencana di adakannya juga di Medan.. Piye, mau nggak adain wedding di @ DOUBLE ESSPRESSO ??
Joli akan bujuk-in mempelai pria-nya bila dia mau kasih Joli fee ya???
Wah Wah...
Wah sapa yang mau booking tempat nih Jol? Ada pasangan di klewer yang mo menikah? Wah, kog min bisa ga tahu? Who is the lucky couple???? Cieeehhh...
Wuah Wuah bisa sibuk nih...
Minmerry lagi mikirin blog-nya, hahaha... cari inspirasi untuk menulis, hahaha, makanya dia diem aza. Harus ngepost blog malam itu...
Joli akan datang 18 juli?
^-^
@Minmerry, yang menikah my guru
Minmerry.. yang mau nikah lagi, my guru.. piye mau kasih berapa? nanti Joli bujuk-in dia dah, untuk ke @double espresso
@ bu joli. happy birthday
Happy birthday Bu Joli. Smoga panjang umur dan sehat selalu. Wish you all the best
@Vincent.. panjang umur
Vincent, makasih ya..
Bagaimana, sudah dapat sekolah baru?
Baru aja Joli nanya-in ke Vantillian, mosok yang di jaka cuman Minmerry aja.. eh ternyata sore ini dikau nongol... panjang umur juga neh, baru aja di omong-in dah muncul
@ joli
Saya sudah dapat sekolah barunya. terima kasih atas perhatiannya.
Pak vantillian tidak ajak saya karena dikiranya saya masih fokus untuk ujian. Jadi saya ga diajak. Tapi mungkin ia lupa, soalnya ia kan pelupa.
Noni mau ngucapin met Ultah
Noni mau ngucapin met Ultah buat cik Joli.
Meski nggak datang di @Double Esspresso, tapi doa noni khusus dipanjatkan buat cik Joli. Semoga berkat dari Bapa di Surga melimpah selalu dalam hidup cik Joli...
Min, tiap kali baca @Double Esspresso, noni pasti jadi pengen minum kopi, meski mungkin sebelum baca tulisan min, noni udah ngopi. Membayangkan kopi dalam mug, panas, mengepul, dengan buih di permukaannya....hmmm...noni akan menikmatinya pelan-pelan (sesuai kata sandman), hehehe.... Selalu saja sebelum meminum kopi yang telah terseduh di mug, noni selalu membayangkan rasanya. Seolah sudah lekat dilidah...
'
Seperti halnya Kei, nonipun tengah belajar untuk terus menjalani hidup (seperti kata Vantillian), kemudian memukan kebahagiaan (seperti kata Cik Joli), tidak membuat syarat (seperti yang Om Hai-hai bilang) dan dan let it flow (sesuai saran Sandman), hehehe...noni nyuri petuah bijak mereka berempat yang diberikan buat Kei....
Sepertinya memang akan sangat menyenangkan bila @Double Esspresso diadakan wedding party. Suasananya pasti akan hangat, menyenangkan dan membuat kita akan selalu mengenangnya... Kapan yaaaa?
@min, kalo beneran
warungmu ini.. kalo beneran ada di Semarang.
Dah PASTI!! AKU pelanggan tetapnya, DIJAMIN!!!
satu orang yang akan selalu muncul tiap waktu.. dengan teman-teman yang selalu berbeda... dan tidak pergi2 selama berjam-jam...
kapan buka cabang di Semarang?
he he he he...
passion for Christ, compassion for the lost