Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Daun sirih dan ....... Keponakanku
DAUN SIRIH ….DAN …KEPONAKANKU…
Setiap orang yang pernah menanam daun sirih, setidaknya mengetahui bahwa tidaklah mudah menanam pohon sirih. Sepintas lalu memang kelihatannya mudah, ya memang, apa sih kesulitannya.
Ketika dulu saya tinggal di Jakarta berkali-kali saya menanam sirih, tapi gagal meski beberapa tehnik menanamnya sudah saya pelajari. Sebaliknya tetanggaku yang tinggal dibelakang rumahku dulu menanamnya dengan baik dan tumbuh dengan sangat subur didepan rumahnya yang hanya punya halaman 2x2meter.
Padahal dulu halaman depan rumahku jauh lebih luas, malah menanam anggrek dan bunga-bunga warna-warni jauh lebih mudah. Karena saya menyadari kalau tidak bisa menanamnya, maka saya sering main kerumah tetanggaku itu hanya sekedar ingin mengagumi tanamannya.
Si ibu tetanggaku sebut saja bu Nazar selalu tersenyum bangga setiap kali saya memuji tanamannya yang satu ini dan berjanji akan memberiku sebagian jika tanamannya nanti sudah semakin subur. Saya sudah tinggal disana puluhan tahun, tapi apakah saya pernah
meminta tanamannya meski hanya selembar daun? Karena saya menyadari betapa sulitnya menanam tanaman ini, maka ketika dia menawari untuk memetik beberapa lembar buat saya konsumsi, saya menolaknya dengan halus, karena saya hanya ingin melihatnya saja. Kalau saya membutuhkan daun sirih, tinggal beli saja di tukang sayur.
Sampai saya pindah ke Bogor, saya tetap belum pernah merasakan sirih tanamannya Pak Nazar, saya sudah cukup puas pernah melihatnya tumbuh.
Ketika saya pindah di Bogor dan punya rumah sendiri saya menanam pohon sirih dan gagal lagi. Anehnya tetangga didepan rumah saya menanam dan tumbuh sangat subur melebihi tanaman tetanggaku yang dulu. Begitu suburnya sampai2 sering dipangkas dan dibuangnya, dia juga menawari saya untuk mengonsumsinya. Karena melihat orang depan bisa tumbuh lebat, maka saya pun kembali membeli bibit baru dan menanamnya, ternyata tanamanku tumbuh dengan sangat subur, bahkan berkali-kali tetanggaku, saudara2 ku bahkan pembantu2 disekitar rumah memintanya saya memberikannya.
Pada hari cucuku dibaptis banyak tamu yang datang termasuk keponakan kesayangan saya. Karena sibuk melayani tamu, saya kurang perhatian saat dia meminta daun sirih mungkin saya menjawab sekilas : ambil saja secukupnya. Memang saya melihat wajahnya berseri-seri ketika menenteng se plastic daun sirih dan makanan yang lainnya. Saya masih sempat bertanya: Memang buat apa daun sirih”? Dia jawab: Buat mandi biar segar dan wangi” suaminya tersenyum-senyum melihat kelakuan keponakanku(istrinya).
Deg… dalam hati ini… padahal saya menggunakannya sebagai minuman untuk obat batuk atau ketika tidak enak badan. Yaitu dengan merebusnya dicampur dengan sesendok teh kayu manis, meski pahit tapi cukup menyegarkan badan.
Malamnya ketika sudah sepi tamu2 sudah pulang, begitu juga anak cucu sudah kembali kerumahnya, sambil bersih2 saya menyirami tanaman yang hanya sedikit didepan rumah, termasuk tanaman obat pemberian p Hai-hai.
Saya sangat kaget ketika melihat daun sirihku ludes dan sudah tidak keruan bentuknya, lalu saya mengomel tidak keruan: dasar..., masak tega2nya dia merusak tanaman sirihku. Saya saja yang menanam, memetiknya dengan sangat hati-hati, eh dia yang tidak menanam tidak menyiram membuatnya berantakan tidak keruan.
Sebenarnya daun sirih itu hanya sebagian saja dari tanaman, saya juga punya tanaman daun jeruk yang hampir saja mati karena sebagian tetanggaku memintanya untuk bumbu masakan, ketika saya mengiyakan mereka bukan memetik beberapa lembar (seperlunya) tapi mngambilnya bahkan sampai segenggam penuh, padahal mereka juga punya halaman buat menanam. Ketika ada tetanggaku yang lain lagi minta daun jeruk akhirnya saya mengatakan bahwa daun jeruk untuk sementara belum bisa dipetik.
Sampai saat memposting tulisan ini di ss, tanaman sirihku masih tak berbentuk, ada rasa sesal dihati kenapa saya membiarkannya memetik sendiri, setiap kali saya duduk diteras depan dan melihat tanaman sirih dan daun jerukku kembali saya berpikir bahwa dalam setiap kejadian sehari-hari ada saja manusia yang berusaha dengan susah payah menanam, menyiram (mengusahakan) dan merawat tanaman (ciptaan Tuhan) tapi dilain pihak juga selalu ada sebagian orang yang tanpa rasa bersalah sedikitpun menghancurkan secara sembarangan hasil usaha dan karya sesamanya dengan semena-mena.
Saya sangat menyayangi keponakanku itu, tapi saya juga sadar bahwa dia memang tidak menyadari kalau dia telah sangat mengecewakan saya, haruskah saya memberitahunya dan memarahinya supaya dia mengerti. Seperti para tetanggaku yang akhirnya tidak lagi berani meminta daun jeruk kerumahku?
Bagaimana jika dia marah dan tidak lagi datang kerumahku, padahal saya senang sekali kalau dia datang kerumahku. Andai saja saya tidak menanam daun sirih dan daun jeruk, mungkin saya tidak akan kecewa/kesal, tetapi saya juga tidak akan merasakan kegembiraan dan rasa bangga saat melihat tanaman saya yang dapat tumbuh subur.
Kembali disini keadilan dipertanyakan, atau memang begitukah hidup ini.
Mungkinkah Tuhan juga merasakan kekecewaan dan penyesalan yang sangat dalam ketika hasil karya dan ciptaan-Nya yang sempurna sengaja dirusak oleh Iblis.
Dalam kitab Kejadian 1:31a : “ Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya, sungguh amat baik”.
Ayat ini menjelaskan saat Tuhan Allah selesai menciptakan dunia ini Allah merasa senang dengan hasil karya dan ciptaan-Nya.
Kita semua pernah mendengar bahwa Allah adalah sumber sukacita dan kebahagiaan, tetapi mungkinkah jika Allah tidak menciptakan manusia maka Allah tidak akan merasakan kekecewaan dan penderitaan?
Seperti yang dikatakan dalam Injil Matius.
Matius 26:37b-38: Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, lalu kata-Nya kepada mereka:” Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah disini dan berjaga-jagalah dengan Aku”.
Allah adalah pencipta (jauh melampaui rasio kita manusia), kita manusia adalah ciptaan yang sangat terbatas termasuk cara berpikir kita. Memahami pengorbanan Allah untuk menderita bagi kita sangat sulit, apalagi kalau kita menyadari kemampuan diri kita sendiri sebagai ciptaan. Tetapi kalau dihati kita merasakan adanya cinta kasih yang dalam, maka dengan sendirinya kita akan dapat memahaminya.
Jadi lebih baik menerima saja setiap peristiwa dalam kehidupan kita dengan rela serta menganggapnya memang sudah menjadi bagian kehidupan manusia dan begitulah adanya.
Salam"
- esti's blog
- 10385 reads
@Esti.. manfaat daun sirih..
Dear esti..
Banyak manfaat dari daun sirih.. aku tiap hari juga merebusnya..
Telpon keponakanmu yang tercinta.. katakan dengan guyon.. betapa gelo-nya ketika sirih2-mu kena terjangan tsunami.. namun disatu sisi daun-daun sirihmu sangat berguna lho untuk suami istri keponakan.. mereka bisa menikmati mandi "daun sirih" he.. he..
Kegunaan
1. Batuk
2. Sariawan
3. Bronchitis
4. Jerawat
5. Keputihan
6. Sakit gigi karena berlubang (daunnya)
7. Demam berdarah
8. Bau mulut
9. Haid tidak teratur
10. Asma
11. Radang tenggorokan (daun dan minyaknya)
12. Gusi bengkak (getahnya)
Pemakaian Luar
1. Eksim
2. Luka bakar
3. Koreng (pyodermi)
4. Kurap kaki
5. Bisul
6. Mimisan
7. Sakit mata
8. Perdarahan gusi
9. Mengurangi produksi ASI
10. Menghilangkan gatal
kegunaan daun sirih diatas diambil dr wikipedia..
kalau mau resep2nya bisa di lihat di klik suara merdeka
Joli ...makasih resepnya..
Dear Joli,
Iya sih kata orang memang banyak manfaatnya, tapi saya pikir tidak sebanyak perincian kamu.
Sebenarnya saya cuma seneng minum rebusannya saja, untuk mandi belum pernah, nanti mau kucoba dulu. ok Joli, makasih untuk resepnya ya.
Salam
Jago Ngerusak
Saran buat Oma
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...