Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Blog Sebelum Tidur
"Orang miskin adalah orang yang paling dermawan!" kata ayah, "ketika miskin kita berkata 'kalau punya uang akan kusumbangkan untuk ini dan untuk itu.'"
"Orang miskin menang dalam khayalannya." tulis sepupuku dalam SMS-nya. Waktu itu aku mendapat SMS yang berkata sesuatu tentang hadiah sebuah mobil. SMS-nya aku forward kepadanya dengan tambahan di bawah: "Aku dapat hadiah mobil, kusumbangkan saja untuk kamu!"
Lalu kami berdiskusi, ia berkata itulah bukti kalau aku berhati mulia. Katanya, kita bisa berkhayal mendapat undian berhadiah lalu memberikannya kepada orang lain yang kekurangan. "Dalam khayalanpun tidak apa-apa berbuat baik, karena kalau benar-benar mendapat undian berhadiah, kecil sekali kemungkinan kita merelakan uang tersebut." lanjutnya.
Ternyata jadi orang miskin itu enak. Bisa berkhayal menjadi seorang dermawan.
***
Akhir bulan, mungkin kata yang tepat sebagai alasan mengapa aku pingin menulis tentang kemiskinan. Bukan hanya karena aku juga miskin, tetapi karena ingin menulis sesuatu demi mendatangkan kantuk.
Akhir-akhir ini mendengar berita menyedihkan tentang kemiskinan, tentang hal-hal yang mengiriskan hati. Tetapi tidak berani bersikap prihatin karena ingat perkataan ayah: "Jangan berkata apa-apa tentang orang kelaparan. Jangan berkata 'aduh kasihan!' atau aduh apapun selama kamu hanya membuka mulutmu untuk sok prihatin."
Jadi aku tidak prihatin dengan orang-orang yang kelaparan dimanapun.
Orang miskin tidak bisa dihindari, dunia ini bukan sebuah utopia, kemiskinan merupakan bagian dari kehidupan. Marxis Leninisme juga sepertinya mimpi seorang yang berkata kemiskinan bukanlah kenyataan, hanya terjadi karena beberapa orang terlalu kaya.
Mungkin aku keterlaluan, tetapi aku tidak mampu prihatin dengan kelaparan yang kulihat, kecuali aku ikut melakukan sesuatu. Tentang ayah, ia melarang kami berkata "aduh kasihan! Tetapi ia tidak pernah melarang aku berkata: "Sekarang, kebanyakan orang berlomba menjadi keluarga miskin."
Lihat saja, dimana ada pendaftaran keluarga miskin, orang akan antri beramai-ramai untuk mendapat sebuah kartu bernama keluarga miskin. Memberantas kemiskinan? Tidak usah! Selama terlalu banyak orang senang mengantungi surat keterangan miskin.
Bagaimana dengan orang-orang yang kekurangan gizi? Aku hanya kembali ingat perkataan ayah. Walaupun demikian, salah satu ayat kesukaanku adalah:
Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; (Mazmur 37:25)
Akhirnya kantukku datang juga. Jangan terlalu diambil hati, ini hanya sebuah blog sebelum tidur.
***
Catatan:
Utopia: Sebuah tempat khayalan yang penuh dengan kesempurnaan, terutama dalam hukum, pemerintahan, dan kondisi sosial; sebuah tempat atau negera ideal dan sempurna, dimana semua orang hidup dalam harmoni dan segala sesuatu adalah yang terbaik.
- anakpatirsa's blog
- 4846 reads
mengusik
Dear anak partisa,Saya
Dear anak partisa,
Saya pernah membuktikan kalau tulisan anak yang mengatakan bahwa "orang miskin adalah orang yang paling dermawan" itu benar.
Suatu hari di panas terik saya melihat seorang gembel duduk disudut pertigaan jalan. Tersentuh oleh belas kasihan (sok baik nih) saya beli sebungkus nasi dengan minuman dan saya berikan kepadanya.
Diluar dugaan dia mempersilahkan saya untuk duduk ditanah dan malah dia memberikan makanan dan minuman yang dipunyainya untuk disuguhkan ke saya sambil berkata "Monggo pinarak bu, monggo diunjuk n monggo didahar"
Dengan tersenyum saya bilang terima kasih. Jadi bener kan dia cukup dermawan" bukan cuma mimpi . .. . Selimutnya sudah dicuci apa belum ya nak?
"anak bobo ooh anak bobo kalau tidak bobo ntar digigit tikus"
Salam*
Orang yang (sok) miskin
"I can do all things through Christ who strengthen me"