Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Purnawan Kristanto's blog
Camp Pemuda Lintas Iman
"Ayo kita bikin pertemuan kaum muda lintas iman," ajak gus Marzuki Adnan saat rawuh ke rumah pastori kami. Gus Mar, demikian panggilan akrabnya, adalah ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor di Klaten, sebuah sayap organisasi otonom dari NU. Dia memimpin ribuan pemuda NU dan Banser di Klaten.
"Ayo aja Gus," ajakku. Sudah bertahun-tahun wacana ini digagas, tapi tidak pernah direalisasikan. Itu yang membuat saya gemas.
"Bagaimana kalau kita adakan semacam camp? Saya bisa pinjamkan villa di Tawangmangu. Untuk biayanya, kita bisa ider tampah," usulku. Villa yang dimaksud adalah milik anggota jemaat GKI Klaten yang pernah dipakai untuk Kopdar Sabdaspace tahun 2009. Sedangkan yang dimaksud dengan ider tampah adalah mencari donasi sukarela dari para dermawan.
- 2 comments
- Read more
- 3570 reads
RIP Samuel Franklyn
Aku mengenal Samuel Franklyn sebagai sesama blogger di Sabdaspace. Di blog keroyokan punya Ylsa Sabda ini, Sam banyak menulis pengajaran alkitab. Meskipun berprofesi sebagai programer komputer, Sam juga memiliki pengetahuan Alkitab yang baik. Dulu bahkan dia pernah merintis sebuah gereja bersama dengan temannya. Rintisannya itu berhasil dan tampaknya temannya ini ingin berperan dominan. Maka dia mengalah dan memilih untuk melepaskan rintisannya itu.
- 4 comments
- Read more
- 5614 reads
Misson Trip ke Sumba Timur [bagian 1]
Dua tahun lalu, saya sudah menggumulkan untuk melakukan perjalanan pelayanan (mission trip) ke NTT. Sebenarnya sudah direncanakan untuk berangkat tahun lalu. Namun batal berangkat karena ada halangan. Meski demikian, keinginan itu masih ada. Lalu datanglah ajakan Ervina dari Yayasan Lentera Kasih Agape di Medan. Antara Footprints, yaitu lembaga pelayanan saya, dengan Yayasan Lentera Kasih Agape, tempat Ervina melayani sudah terjalin kerjasama. Dua kali saya diundang YLKA ke Medan dan satu kali ke Lombok untuk menjadi trainer Guru Sekolah Minggu.
Pemuda Gereja dan Santri Nyaris Bentrok
Nyaris terjadi bentrok antaragama di desa Samirukun. Dua kelompok massa yang membawa pentungan dan obor dengan wajah garang bertemu di tengah desa. Kelompok Kristen marah karena pendetanya dicoba diracun. Kelompok Islam marah karena kota infaq mereka dicuri. Akan tetapi, bentrokan berhasil dicegah oleh pemuka agama.
- 2 comments
- Read more
- 6498 reads
Setahun Luka Bakar Dimas Belum Sembuh
Tahun lalu, seperti biasa warga kampung itu mengadakan tirakatan pada malam 17 Agustus. Mereka menyalakan api unggun. Warga desa, segala usia, berkumpul mengelilingi kobaran api yang membakar tumpukan kayu. Dimas Nugroho, anak kelas 5 SD, turut hadir untuk menikmati kehangatan persaudaraan di antara warga desa.
Setiap kali nyala api meredup, mereka melemparkan sekantong plastik bensin untuk membangkitkannya lagi. Acara demi acara berlalu. Warga mulai beranjak pulang. Tiba-tiba warga dikejutkan oleh teriakan Dimas. Tubuhnya terbakar karena tersambar oleh api unggun. Warga segera memberikan pertolongan dan membawanya ke rumah sakit.
Mengapa Dimas bisa sampai terbakar? Ada dua versi cerita. Versi pertama: Dimas sedang melompati api unggun ketika secara bersamaan ada orang yang melemparkan sekantong bensin untuk menambah nyala api. Versi kedua, ada orang yang iseng mengguyur badan Dimas dengan bensin. Karena posisinya dekat dengan api unggun, maka tubuhnya terjilat api dan terbakar.
Honornya Segelas Teh Manis
Hari Senin, 12 Agustus saya diundang oleh Yayasan Sahabat Gloria, Jogja untuk menjadi fasilitator dalam pertemuan Guru Agama Kristen se-DIY yang tergabung dalam TeGAK. Saya jadi ingat cerita teman saya yang menjadi guru agama di pelosok Gunungkidul. Kami sama-sama menjadi guru sekolah minggu di GKJ Wonosari, namun mengajar di pepanthan. Saya mengajar di Sekolah Minggu pepathan Bendungan, dia mengajar di pepathan Banjarejo. Jaraknya sekitar 30 km dari kota Wonosari ke arah pantai selatan.
Teman saya ini prihatin melihat siswa-siswa sekolah di sekitar rumahnya yang tidak mendapatkan pelajaran agama Kristen. Oleh karena itu, dia mengajukan diri menjadi sukarelawan untuk mengajar pelajaran agama Kristen di tiga sekolah. Honornya? Jauh dari kata layak. Bahkan ada satu sekolah negeri yang hanya memberikan imbalan berupa segelas teh manis yang tersedia setelah mengajar. Padahal untuk berangkat dan pulang ke sekolah itu, ia harus mengayuh sepeda. Jangan dibayangkan bahwa medan di tempatnya itu rata dan jalannya halus. Setiap kali mengajar dia harus menaklukkan tanjakan bukit dan terguncang-guncang karena menerjang jalan berbatu-batu.
Lalu bagaimana dia mencukupi kebutuhan hidupnya? Dia menjadi kuli. Selepas mengajar atau pada hari-hari libur, dia mendapatkan upah dengan memecah batu-batu kapur untuk dijual sebagai bahan pembuat gamping.
- 2 comments
- Read more
- 5729 reads
Wisata Rohani di Manado
Taman laut Bunaken memang sudah terkenal di manca negara. Tapi saya tidak berani mengatakan bahwa "Anda belum Manado kalau belum ke Bunaken." Mengapa? Karena ongkos dari Manado ke Bunaken sangat mahal bagi yang berdompet tipis. Saya termasuk orang yang beruntung ke Bunaken karena tidak perlu keluar biaya untuk menikmati buaian Bunaken.
Sebenarnya keindahan Manado bukan hanya Bunaken. Dalam perjalanan ke Manado, saya bersama mas Agus dan mbak Tina diajak oleh pdt. Djenni Ratuliu dan pak Esri melihat sisi lain keindahan Manado dan sekitarnya. Kami mengunjungi tempat wisata rohani di Manado
Menagih Janji si "Negarawan"
Saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima penghargaan World Statesman Award (Anugerah Kenegarawanan Dunia) dari Appeal of Conscience Foundation, dia mengucapkan janji-janji ini:
"Ke depan, kami tidak akan mentolerir setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh kelompok mana pun dengan mengatasnamakan agama," katanya.
"Kami tidak akan membiarkan penodaan tempat-tempat ibadah agama mana pun atas alasan apa pun. Kami akan selalu melindungi kaum minoritas dan memastikan tidak ada yang terdiskriminasi. Kami akan memastikan bahwa mereka yang melanggar hak-hak orang lain akan diganjar hukuman yang setimpal," kata SBY lagi.
Buaian Bunaken
Dermaga Bunaken (foto: Purnawan Kristanto)
"Hah...Snorkling? Nggak ah, saya nggak bisa berenang." Itu adalah ucapan spontan saya saat diajak untuk snorkling di Bunaken.
"Pergi ke Manado itu belum sah kalau belum ke Bunaken," bujuk pendeta Djenny Oppa Ratuliu yang menjadi tuan rumah selama kami mengunjungi Manado. "Kalau sudah di Bunaken, maka tidak afdol kalau tidaksnorkling," lanjutnya,
"Nggak afdol ya nggak apa-apa deh daripada tenggelam," sahut saya.
"Bapak tidak usah khawatir. Aman kok, Nanti memakai pelampung dan dipandu oleh instruktur," rayu pak Ezri, suami pdt. Djenny.
Benar juga sih. Sudah jauh-jauh ke Manado, masa' melewatkan kesempatan emas ini. Bagi saya, kepergian ke Manado ini adalah mimpi yang menjadi nyata. Sudah lama saya memimpikan untuk bisa mengunjungi ujung pulau Sulawesi ini. Tahun lalu, ketika punya kesempatan sekolah perdamaian di Davao, Filipina, sempat tebersit ide untuk sekalian mampir ke Manado. Jarak antara Manado dengan Davao cukup dekat. Namun saya tidak punya nyali untuk mewujudkan ide itu mengingat perjalanan ke Filipina adalah pengalaman pertama saya pergi ke luar negeri. Kebetulan ada teman yang seperjalanan yang sudah pernah pergi ke Filipina. Jadi saya putuskan untuk ikut rute teman saya
- 2 comments
- Read more
- 6539 reads
Guru Besar yang Jadi Guru Kecil
Guru Besar di kalangan akademik adalah posisi yang prestisius. Biasanya dia memberi kuliah di kelas paska sarjana. Akan tetapi guru besar di Universitas Manado ini tetap meluangkan waktu untuk mengajar anak-anak kecil di kelas Sekolah Minggu. Dia adalah Prof. DR. Julyeta. P. A. Runtuwene, MS. Di tengah-tengah kesibukannya sebagai dosen dan isteri walikota Manado, encik Paula, demikian panggilan akrabnya, memiliki perhatian yang besar atas pelayanan anak-anak. “Jika mendapat jadwal, maka encik Paula mau mengajar Sekolah Minggu,” jelas pdt. Djenny Ratuliu.
Mendengar, itu Biasa. Membaca, itu Luarbiasa
Jemaat yang mendengar itu biasa. Kalau ada jemaat yang membaca, itu baru luarbiasa!
Ketika blender belum diciptakan, apa yang dilakukan oleh sang ibu ketika dia akan memberikan makanan padat kepada bayi yang belum banyak tumbuh gigi? Sang ibu akan mengigit makanan padat itu, mengunyah-ngunyah di mulutnya selama beberapa saat. Setelah lembut, barulah dia mengeluarkan makanan dari mulutnya lalu menyuapkannya ke mulut bayi. Bagi orang dewasa itu agak menjijikkan tapi bagi bayi hal itu biasa saja.
Selama berabad-abad, jemaat Kristen itu seperti bayi yang belum bisa mengunyah makanan keras ini. Setiap minggu mereka datang ke gereja untuk mendengarkan pemberitaan firman Tuhan. Mereka mengangakan mulutnya untuk menerima suapan makanan lembek. Beberapa hari sebelumnya, sang pengkhotbah telah mempersiapkan diri dengan membaca firman Tuhan. Ini seperti seorang ibu yang sedang mengigigit dan mengunyah-ngunyah makanan keras. Ketika hari Minggu tiba, sang pengkhotbah nglepeh makanan di mulutnya dan menyuapi mulut-mulut "bayi" yang kelaparan itu.
SMS Imajiner Pilatus ke Herodes
Dari: Pilatus Prefek ke-5 dari Provinsi Iudaea Kekaisaran Romawi
Kepada: Raja Herodes, Tetrakh Galilea
1. Saya menerima informasi dari beberapa sumber bahwa ada pria yang punya kegemaran blusukan ke berbagai tempat yang kumuh. Dia bahkan makan bersama dengan para penjahat, sampah masyarakat dan orang miskin lainnya. Saya mengkhawatirkan fenomena ini karena pria ini sekarang menjadi populer. Survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga menunjukkan bahwa pria ini selalu menempati peringkat pertama sebagai calon favorit pemimpin negeri ini.
Brutus di GKI Yasmin
Calpurnia Pisonis memohon suaminya agar tidak memenuhi undangan para senator. Dia memiliki firasat buruk yang akan terjadi pada suaminya, yaitu Julius Caesar, penguasa tertinggi kerajaan Romawi. Meski demikian, Julius Caesar tetap membulatkan tekad untuk hadir karena sudah menjadi kewajibannya. Memasuki ruang senat, Julius melihat wajah politisi yang tegang. Julius Caesar berusaha memaklumi situasinya. Dia merasakan para politisi itu memang tidak menyukai kebijakan yang diambilnya. Dengan penuh percaya diri, Julius Caesar menyapukan pandangan ke seluruh hadirin. Dia melihat Marcus Junius Brutus, sahabat karibnya, juga hadir. Julius Caesar pun merasa tenang. Setidaknya ada satu orang yang mendukungnya.
- 17 comments
- Read more
- 8320 reads
Natalan Blosas di Nungki
Para blogger merayakan Natal berupa aksi sosial dengan mengunjungi rumah-rumah yang diberi santunan beasiswa di pelosok Gunungkidul (foto Purnawan)
Kegigihan ny. Saniyem
Ny. Saniyem (usia 73 tahun) adalah salah satu pasien operasi matak katarak. Pada hari pertama operasi katarak, warga kampung Tegalsepur Klaten ini tidak dapat dioperasi karena tekanan darahnya terlalu tinggi. Hari kedua dia datang lagi. Namun dia tidak kunjung bisa dioperasi karena tensinya masih tinggi.
Ratusan Mata Dicelikkan
Kondisi kaki pak Slamet tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Kemana-mana dia menunggang semacam kursi beroda yang telah dimodifikasi sehingga terdapat setang di depannya. Cara menjalankannya adalah dengan ditarik sepedamotor di bagian depan.
Selain tidak dapat berjalan, fungsi penglihatan pak Slamet juga sudah mulai menurun. Matanya menderita katarak. Itu sebabnya dia mendaftarkan diri ikut operasi mata gratis. Pada saat pemeriksaan kesehatan, pak Slamet ini tidak lolos penyaringan karena tingkat gula darah tinggi. Namun melihat kondisi tubuhnya yang berkebutuhan khusus, panitia berpikir sungguh kasihan pak Slamet ini. Tubuhnya sudah tidak bisa berjalan sendiri, masih ditambah sebentar lagi akan mengalami kebutaan. Lalu kami sedang memikirkan cara agar pak Slamet ini dapat ditolong di luar aksi sosial ini. Kami sedang mempertimbangkan untuk memfasilitasi dia untuk dioperasi di rumah sakit.
Orang Buta Menuntun Orang Buta
Saat mempersiapkan aksi sosial operasi katarak, kami seperti orang buta menolong orang buta. Ini adalah ladang pelayanan yang baru. Kami hanya bermodalkan kesediaan, selanjutnya berserah kepada Tuhan untuk memperlengkapi kami. Kami benar-benar buta mengenai kondisi orang-orang yang buta karena katarak ini. Namun dengan bertanya kepada mbah Gugel, kami diberi petunjuk bahwa jumlah penderita katarak di Indonesia itu tertinggi di Asia Tenggara. Tentu saja ini masuk akal karena jumlah penduduk di Indonesia itu paling banyak seasia tenggara. Namun data juga menunjukkan bahwa jumlah pertambahan jumlah pertambahan penderita katarak setiap tahun terlalu besar dibadningkan dengan jumlah penderita yang bisa dioperasi. Karena itu kami memantapkan diri untuk menyiapkan pelayanan ini. Ini kami Tuhan, pakailah kami.
Lihatlah Lebih Dekat
Mengapa bintang bersinarMengapa air mengalir
Mengapa dunia berputar
Lihat segalanya lebih dekat
Dan 'kuakan mengerti
(Dinyanyikan Sherina)
Bumi itu indah. Tidak ada planet lain di alam semesta (sejauh yang kita tahu saat ini) yang seindah bumi. Namun kita tidak harus selalu plesiran ke negeri jauh untuk menikmatinya. Kalau kita mau melihat lebih dekat, maka kita akan melihat keindahan ciptaan Tuhan. Berikut ini adalah hewan di sekitar saya yang direkam menggunakan filter makro +8.