Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Bibit – Bobot – Bebet
terdengar dalam percakapan sehari-hari. Tetapi rohnya masih
gentayangan dan kalo sudah merasuki tubuh bokap-nyokap, loe
nggak tau lagi apa masih bisa sayang ame mereka. Tingkat kerasukan
ini mulai terlihat kalo ada co yang sudah 10 kali datang ke rumah.
Mendadak aja bonyok jadi ribet. Loe diinterogasi secara
maraton. Loe kenal co itu di mana, dia tinggal di mana, sudah kerja
apa masih kuliah, kalo udah kerja berapa gajinya, kalo masih kuliah
gimana IP-nya, anggota gereja mana, kalo berdoa trebel-nya
tinggi ape kagak, pernah kena penyakit menular apa aja. Siapa
bapaknya, berapa isterinya, apa kerjaannya, apa merek mobilnya,
berapa saldo rekening banknya. Nggak dijawab, mereka orang tua kita.
Mau dijawab, kok kayak pengecer narkoba ketangkap satpam sekolah.
Lagi pula kita juga kagak pernah menyodori co itu puluhan questioner
curiculum vitae. Namanya aja baru berteman, masakan kita mau minta
dia nunjukin stnk mobilnya. E, siapa tau mobil yang dibawa-bawa itu
dari rental.
Keinginan tahu ortu itu berasal dari “roh” filosofi bibit-bobot-bebet.
Kasih sayangnya kepada puterinya membuat mereka menjaga kesayangannya
ini seperti reaktor nuklir. Semua cowok yang mendekat harus diketahui
seluruh data dirinya sehingga mereka bisa menentukan mana yang boleh
lolos masuk ke ruang tamu dan mana yang harus nongkrong di pintu
pagar.
Bibit,
menunjuk pada asal-usulnya, siapa orang tuanya, bagaimana kualitas
ortunya. Orang tua punya pengaruh besar dalam pembentukan karakter dan pribadi
seseorang. Ibaratnya, seorang anak koruptor paling tidak berbakat
jadi maling sepeda motor, seorang anak pendeta paling tidak berbakat
jadi aktivis gereja yang mumpuni. Seorang anak penggemar kawin-cerai,
akan sulit menghayati kesakralan sebuah pernikahan. Karena itu tidak
usah diherankan Abraham di Tanah Kanaan mengirim kurir ke kampung
halamannya ratusan kilometer jauhnya untuk mencarikan calon isteri
Ishak. Mungkin ia berpikir, “Sejelek-jeleknya orang kampung gue
(Kej 24:6), masih jauh lebih baik daripada orang Kanaan ini (Kej
24:2,3).”
Tentunya ada kasus-kasus khusus di mana anak pendeta jadi penjahat, anak
penjahat jadi pendeta. Kita tidak boleh meremehkan kebisaan Allah Roh
Kudus membersihkan pribadi dan karakter seseorang. Tetapi kita perlu
waktu untuk meyakini perubahan itu betul-betul 100% dan penilaian ini
tidak boleh dilakukan tergesa-gesa.
Setelah Yerikho dihancurkan, ia tidak langsung diterima dalam
komunitas Israel. Ia dikarantina terlebih dahulu, “bertempat
tinggal di luar perkemahan orang Israel” (Yosua 6:23) dan setelah
itu barulah “diamlah perempuan itu di tengah-tengah orang Israel”
(ayat 25).
Bobot,
menunjuk pada apa yang saat ini dimiliki oleh yang bersangkutan
(bukan ortunya).
Kata bobot arti harafiahnya berat, yup berat badan. Dahulu diyakini berat
tubuh seseorang berbanding lurus dengan kekayaannya. Apa ini berarti
loe nggak boleh berharap ditraktir makan fried chicken kalo co yang
ngajak loe jalan ke mol badannya setipis papan setrika? Harus
diingat, hanya bayi yang baru lahir yang ditimbang dalam keadaan
telanjang bulat. Berzinah, kalo loe nimbang berat badan co kamu tanpa
busana. Apa yang dia pake harus ikut ditimbang. Makin berkelas
bajunya, celananya, sepatunya, kartu kreditnya, slip gajinya, makin
berat bobotnya. So, jangan mau jalan bareng sama pengangguran. Udah
drop-out, ngelamar kerja juga malas.
Bagaimana kalo dia belon kerja, tapi masih kuliah? Apa yang bisa ditimbang?
Timbang nilai IP-nya, timbang kualitas dan kuantitas kegiatan
pelayanannya di gereja.
Bebet,
menunjuk kepada status sosial orang yang bersangkutan (bukan
ortunya).
Dalam artii sempit, kata ini hanya akan merujuk kepada jabatannya. Karena
itu ada kecenderungan dalam dunia bisnis untuk mengobral gelar
Menejer kepada karyawan agar yang bersangkutan bangga abis dan tidak
malu buat kartu nama. Pernah dengar jabatan “Manager of Office
Sanitation and Drainage Systems”? Keren bunyinya, tapi kerjanya
cuma bersih-bersih kamar kecil kantor dan got mampet. Lalu “Security
Executive”? Ini satpam bahasa lokalnya.
Dalam arti luas, kata ini mengarah kepada image, citra diri, yang
menentukan masa depannya. Apakah ia mempunyai nama baik dan
berkomitmen mempertahankan nama baik itu di hadapan Tuhan? Wow, nggak
bakalan kecewa deh dapat co dengan bebet sebagus ini. Ia akan
bertanggungjawab dalam hidup pernikahannya. Ia akan mudah mencari
peluang bisnis karena nama baiknya mengundang banyak pengusaha
mengulurkan kredit lunak.
Dari tiga parameter ini, gue bersyukur tidak ada satu pun yang berbicara
tentang ketampanan pisik. So, biar telah kuno, gue diam-diam masih
mempergunakan filosofi ini dalam per-sohib-an. Dalam terang Firtu
tentunya. Ciao**
- Inge Triastuti's blog
- 6554 reads
Bibit Bobot Bebet
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
new fan for inge :-)
inge, tulisan kamu udah saya baca semua. rupanya cuma butuh sekitar 30 menit buat 'melalap' semuanya. itu pun udah dikurangi dengan waktu buat saya ketawa terbahak2 pas baca tulisan2 kamu itu.
ayo nulis lagi. you've just won a new fan.
Manusia bukan binatang, dan harus berdasarkan kemauan kesadaran
Saudara2, harus diingat, jaman bibit bobot bebet itu udah ga laku lagi sekarang.
Anda liat donk, Bill Clinton, ibunya kan pemabuk, bapak tidak jelas. Tapi bersukur karena Tuhan, Bill jadi presiden.
Kemudian Barack Obama, ibunya nikah cerai berkali2 dan juga hamil diluar nikah. Barack juga pernah terkena masalah sebagai anak dari perceraian. Tp tetap Barack jadi presiden.
Kemudian liat donk Presiden Sukarno dan Suharto, Gus Dur, BJ Habibie, Megawati, apakah semua dari mereka itu hasil proses pernikahan berdasarkan bibit bobot bebet??? jawabannya tidak sama sekali.
Kalo bibit bobot bebet dijadikan dasar, dan kedua belah pihak menyukai dan mau menerima, tidak jadi masalah. Tapi sering bibit bobot bebet, itu dijadikan bahan untuk menekan dan "membeli" wanita2 dari keluarga kurang mampu. Itu yang saya dan saya yakin juga Tuhan tidak suka.
Terus kalo mengenai bibit bobot bebet, saya beritau kalo presiden Korea Utara, Kim Jong Il, itu punya banyak istri yang bibit bobot bebet nya itu diteliti sangat detail dan dalam, liat donk apa jadinya dengan anak2nya.. ancur semua.. mana ada yg cakep, pinter, etc.
Proses bibit bobot bebet, kalo diterapkan untuk binatang, apalagi si doggy itu bagus, tapi kalo diterapkan untuk manusia, anda tidak berperi kemanusiaan.
Semua pernikahan itu harus dilandasi oleh rasa cinta, suka, menerima, dan menyayangi. Buat apa menikah jika salah satu merasa terpaksa dan tertekan. Coba anda liat donk janji pernikahan anda semua di gereja.