Bibir Hanna dan Jari-jari Agatha

Setiap kali ada yang datang ke Rumah Yataka melihat-lihat anak-anak kami yang akan diadopsi seperti memilih-milih barang yang akan di beli rasanya sedih sekali.

Sedih dan miris melihat mereka dipilih-pilih, di putar sana putar sini, tengok yang ini, perhatikan yang itu sampai ada yang melihat telapak tangannya untuk tahu peruntungannya kelak. Meski sebenarnya kami tidak memberikan anak kami untuk diadopsi tapi tiap kali ada kejadian seperti rasanya miris banget.

Di antara anak-anak kami juga ada yang punya bibir sumbing, namanya Hanna. Minggu lalu ia baru saja menjalani operasi yang kedua, operasi untuk tenggorokan dan bibir, masih ada operasi ke-3 tahun depan untuk menutup langit-langit mulutnya dan menyempurnakan bibirnya. Hanna masih 2 thn dan tiap kali ada tamu yang mau adopsi ia pasti dilewatin, ...kasihan Hanna.

Hanna sebenarnya cantik. Kulitnya puith bersih. Ia cacat seperti itu karena ibu kandungnya mencoba untuk menggugurkannya semasa dalam kandungan. Karna gagal, Hanna akhirnya lahir cacat.

Selain Hanna, ada juga Agatha yang tidak punya jari lengkap di tangan kanannya. Setiap kali ada tamu yang datang, ia malu untuk menyalami tamu-tamu kami. Tapi kini setelah Agatha ikutan kursus piano, ia sudah mulai percaya diri.

Ada kejadian lucu tentang jari-jarinya yang cacat. Di kamar mereka ada 7 anak perempuan, suatu ketika seorang anak bertanya kepada baby siiter kami yang bernama Selyn kenapa jari Agatha seperti itu. Lalu seorang anak menjawab bahwa jari Agatha seperti itu karena digigit Florence (salah satu anak perempuan di kamar itu). Florence menajwab dengan serius kalau hal itu bukan karena dia. Pada akhirnya ia menjelaskan sambil menangis kalau jari Agatha seperti itu sungguh-sungguh bukan karena dia. Selyn pun akhirnya menjelaskan kepada Agatha dan teman-temannya kalau itu bukan karena Florence tapi itu adalah ciptaan Tuhan.

Sekarang kalau ada yang tanya kepada Agatha tentang jarinya, ia akan jawab bahwa jarinya itu ciptaan Tuhan.