Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Ambulance oh Ambulance
Suara itu terdengar meraung-raung memecah kesunyian. Tak lama sesudah itu terdengar suara tangisnya.
Kejadian ini bukan yang pertama. Setiap kali bunyi ini terdengar melewati rumahku, isak tangisnya pasti tak dapat ditahan lagi. Aku bingung, tidak tahu harus bagaimana.
Tidak mungkin bagiku untuk menghalangimu untuk lewat di depan rumahku karena rumahku dekat dengan "pangkalan-mu".
Andaikan aku boleh menawar, boleh-boleh saja kamu lewat di depan rumahku, asal kamu tidak mengeluarkan suara.
Aku tidak bermaksud menghalangimu "bernyanyi", tapi kalau "nyanyianmu" membuat orang bersedih dan setiap kali kamu lewat di depan rumahku dia menangis, siapa yang tahan?
Tidak pernah terlintas di dalam benakku kalau sekarang "ambulance" adalah sesuatu yang perlu di hindari. kenapa? Dan apakah bisa? Mengingat rumahku yang juga letaknya tidak jauh dari sebuah rumah sakit. Trauma. Mungkin. Tapi sebenarnya bukan aku yang begitu.
Sejak kepergian adikku untuk selamanya, mamaku selalu menangis bila mendengar suara ambulance. Menurut pengakuannya, suara ambulance mengingatkannya pada kepulangan adikku ke rumah, tapi dengan kondisi yang yah...begitulah, sudah tidak bernyawa lagi.
Menurut pengertianku ambulance adalah sebuah kendaraan yang dimiliki oleh rumah sakit, yang digunakan untuk mengangkut orang sakit atau jenasah, untuk dibawa dari atau ke rumah sakit. Ambulance merupakan salah satu fasilitas yang dimiliki oleh setiap rumah sakit tentunya. Mustahil kalau sebuah rumah sakit sama sekali tidak memiliki ambulance.
Kembali ke ceritaku tadi, sebenarnya si ambulance ini sangat berjasa bagiku dan keluarga. Di pagi buta, aku mendapat kabar kalau adikku meninggal. Dan tak berapa lama, ternyata adikku sudah bisa "pulang" ke rumah meski tanpa sepatah kata yang terucap diantar ambulance.
Hanya ambulance yang mau mengantar adikku, karena siapa yang mau mengantar mayat dengan darah terus mengucur dari kepalanya?
Puji Tuhan kalau mamaku sudah mulai membaik. Tapi tentu saja jangan sengaja mengajaknya untuk ke rumah sakit hanya untuk mendengar suara ambulance.
Terima kasih ambulance. Terima kasih Tuhan.
- Chipurru's blog
- 5401 reads
Iya terima kasih, karena pasti!
Baca post-nya bikin hatiku berdenyut nyit-nyit. Pasti berat sekali buat mama kamu saat-saat seperti itu. Tapi seperti kata kamu, "Terima kasih, Tuhan," trauma apapun pasti tidak akan melebihi sukacita waktu nanti bertemu kembali adik kamu. Trauma apapun pasti mampu diubah Tuhan jadi kenangan berharga yang kehilangan sengat yang menyakitkannya. In the scope of eternity pasti akhirnya yang bakal dikatakan semua orang yang menderita karena traumanya adalah, "Terima kasih Tuhan, karena telah menopangku di saat-saat itu!"
Salam buat mamamu, mau ngga jadi anggota keluarga Bleh juga? Eh... jangan-jangan emang udah yah?