Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Allah menguji hati…
Orang jujur mengatakan apa yang ada dalam hatinya. Orang baik bertindak sesuai dengan hatinya yang baik. Orang munafik bertindak tidak sesuai dengan hatinya untuk menjaga reputasinya. Penjahat dengan terang-terangan melakukan apa yang ada dalam hatinya yang jahat. Manusia melihat apa yang kelihatan, tetapi Allah melihat hati. Manusia menghakimi berdasarkan apa yang kelihatan tetapi Allah menghakimi berdasarkan yang tidak kelihatan karena tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya.
1 Samuel 16:7 Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.
Yesus mengajarkan bahwa manusia bertindak berdasarkan apa yang ada dalam hatinya, apa yang kita ucapkan dan apa yang kita lakukan berasal dari dalam hati. Sekalipun orang yang munafik menjaga seluruh tingkah lakunya dengan sangat hati-hati, tetapi karena hatinya jahat maka lambat laun akan kelihatan juga “belang” nya.
Matius
12:34 Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.
12:35 Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat
Watchman Nee mengajarkan bahwa manusia terdiri dari tubuh, jiwa & roh. Jiwa terdiri dari 3 bagian: kehendak (tekad), pikiran & perasaan (emosi). Sedangkan roh terdiri dari 3 bagian: hati nurani, persekutuan & intuisi. Jiwa ditambah dengan 1 bagian roh yaitu: hati nurani membentuk hati manusia.
Bagi orang yang belum bertobat, tubuh, jiwa dan rohnya tercemar oleh dosa. Di dalam roh-nya tidak memiliki persekutuan dengan Allah, hati nurani juga tercemar, namun masih dapat membedakan mana yang baik dan jahat.
Bagi kita yang telah dilahirkan kembali oleh Allah (bertobat), roh kita dihidupkan dalam arti dapat merespon Allah, Roh kita telah dimeteraikan dengan Roh Kudus, roh kita bersekutu dengan Roh Kudus, sehingga roh kita memiliki kecenderungan untuk melakukan kebenaran (kehendak Allah) sedangkan tubuh (daging) tetap memiliki kencenderungan berbuat dosa.
Itulah sebabnya Yesus berkata:
Matius 26:41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Bagi orang yang telah bertobat, jiwa menjadi medan pertempuran antara keinginan daging dengan keinginan roh / Roh. Manusia dengan kehendaknya berdasarkan pertimbangan pikiran dan perasaannya melakukan keinginan roh/Roh atau keinginan daging.
Roma
7:22 Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah,
7:23 tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.
7:24 Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?
Galatia 5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
Tetapi kehendak Allah adalah supaya manusia dapat menang terhadap keinginan daging. Allah menghendaki supaya manusia berkuasa atas dosa. Waktu Kain menjadi iri kepada adiknya karena Allah tidak mengindahkan dia tetapi mengindahkan adiknya Habel, maka Allah berkata kepadanya:
Kejadian
4:6 Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?
4:7 Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.
Kita tahu akhirnya kisahnya, bahwa Kain kalah terhadap keinginan daging-nya. Kain akhirnya membunuh adiknya Habel.
Kain telah gagal, bagaimana dengan kita?
Situasi dan kejadian-kejadian yang kita alami menyingkapkan bagaimana sebenarnya hati kita. Janganlah kita membiarkan kejahatan dan kebebalan itu tetap tinggal dalam hati kita. Bila Allah menyingkapkan bagaimana sebenarnya hati kita, baik lah kita dengan rela mengubah hati kita, mau dengan rela disunat secara rohani!
Roma 2:29 Tetapi orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
- Debu tanah's blog
- 5116 reads
Ujilah aku..
Joli ingin diuji?
Salam Joli,
Terima kasih atas komentarnya.
Menurut saya sih begini:
Daud menulis Mazmur 26 sebelum dia jatuh kedalam dosa perzinahan. Disini Daud memang berani berkata begitu.
Tetapi ternyata Daud tidak selalu siap kok, buktinya dalam pasal 51 Daud jatuh ke dalam dosa perzinahan, setelah bertobat karena berdosa perzinahan, dia berkata:
Mazmur
51:3 Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
51:4 Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
51:5 Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
51:6 Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu
51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
51:8 Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.
Sehingga dalam pasal 139 Daud tidak berani berkata seperti pada pasal 26, tetapi dia berkata:
139:23 Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;
139:24 lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal
Daud meminta Allah untuk menyelidiki hatinya, bila jalannya serong, Daud meminta supaya Allah menuntun dia ke jalan yang kekal.
Saya pribadi sih, menuruti anjuran Alkitab: rajin membaca dan merenungkan Firman Tuhan, menjauhkan diri dari dosa / pencobaaan, serta bersikap rendah hati dengan berdoa seperti anjuran Yesus untuk berdoa seperti doa Bapa Kami: “Dan jangan lah membawa kami ke dalam pencobaan”. Bukannya malah menantang Allah supaya Allah menguji kita!
Kasusnya mirip dengan Petrus yang begitu sombong dalam Matius 26:
Matius
26:31 Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.
26:32 Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea."
26:33 Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."
26:34 Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
26:35 Kata Petrus kepada-Nya: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau." Semua murid yang lain pun berkata demikian juga
Kita sama-sama tahu, Petrus akhirnya dicobai, sehingga menyangkal Yesus hingga 3 kali.
Tetapi bila Allah membiarkan kita diuji, maka kita harus tunduk dong, dan memohon kekuatan kepada Tuhan supaya dapat lulus dalam ujian ini, dan percaya Allah tidak akan membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan kita.
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@Deta ... Ujilah aku Tuhan..
Joli, Deta juga belum mampu...
Joli menulis:
O.. O.. sungguh luar biasa.. bisa berkata ujilah aku Tuhan..
bukan karena sombong.. namun untuk melihat apakah jalanku benar di mata Tuhan.. dan semakin dekat dengan Tuhan..
Sampai sekarang Joli belum mampu melakukannya
Deta komentar:
Deta juga belum mampu, dan tidak bermaksud mengatakan itu. Soalnya kesulitan hidup dan keinginan daging sudah lebih cukup menjadi ujian bagi Deta. Itu aja sudah bikin Deta jatuh bangun, gak kuat deh malah minta diuji secara khusus. Kalo menurut saya, Allah mengetahui kekuatan saya sampai dimana, gak usah diminta, Allah pasti mengijinkan ujian menurut kasih setia-Nya.
Dan Alkitab juga menganjurkan kita supaya berdoa seperti dalam Doa Bapa Kami: "Dan janganlah membawa kami dalam pencobaan", ini ajaran Yesus lho..
Bila apa yang dikatakan oleh teman Joli benar, kenapa Yesus tidak mengajarkannya? Ujian bagaimana yang dinginkan oleh teman Joli itu? Apa dia ingin diuji seperti Ayub gitu?Debu tanah kembali menjadi debu tanah...