aku bukan ayub

bil, dari cerita2 yg gue baca, kayaknya ayub emang lebih keren dari elo koq. eits... jangan marah dulu bil, jangan bilang sapa2 yah, menurut gue lo pasti lebih cakep koq hehehe

Billyjoe, saya bukan mungkin agak kasar, tapi pastinya iya. Makanya saya bilang yang saya katakan pasti kejam =) Maafkan saya yah, karena mungkin harusnya duduk diam di tengah abu lebih lama lagi. Tapi saya pasti tetap ajak kamu lihat Ayub karena selain biar bisa lihat kelebihan kerennya kamu daripada Ayub, lebih dari itu karena cerita Ayub sering banget cuma dipotong sampai waktu dia bilang, "Tuhan memberi, Tuhan mengambil, terpujilah Tuhan." Padahal di bagian-bagian selanjutnya, Ayub betul-betul mengeluh habis-habisan, mengeluarkan isi hatinya yang terluka sama Tuhan dengan bahasa yang sangat apa adanya. Saya sampai terpana membacanya karena banyak kata-kata dia adalah jeritan dan permohonan putus asa saya juga. Jadi yang bilang kalo lagi susah itu lihat aja Ayub, diam dan tabah aja seperti dia, mungkin sebenernya belum pernah baca Ayub sampai selesai =)

Thanks-nya buat Dennis aja, karena perkataan dia yang pasti lebih mengurangi luka di hati kamu daripada saya. It's ok, I understand =)

Siancai ... Siancai ... Siancai ... Kata tersebut sering kita baca di buku-buku cerita silat dan sering kita dengar ketika menonton Film Kungfu mandarin. Kata tersebut biasanya diucapkan oleh para rahib Shao Lim Shi dan para pendekar tua aliran putih. Dalam Film-film kungfu mandarin kata tersebut tidak pernah diterjemahkan, hanya ditulis bunyinya saja, Siancai ... Siancai ... Siancai ...

Apa arti kata siancai tersebut? Beberapa kali saya coba mencarinya dengan Google, hasilnya nihil. Kata terebut banyak digunakan, namun tidak pernah di terjemahkan apa artinya. Ini hanya tebak-tebak buah manggis, kemungkinan yang dimaksudkan adalah kata shànzài. shàn = baik, bagus, bajik, berbudi, suci sedangkan zài = menjadi, jadilah, sekarang, hiduplah di dalam, berbuatlah.

Nah, shànzài = jadilah orang bajik atau berbuat baiklah sekarang.