Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Aku Berusaha untuk Tidak Menangis
Surabaya, Rabu 19 Februari 2014, jam 18.00 sms masuk: "Mas, Bapak meninggal"
Kamis 20 Februari 2014, jam 05.00, aku berdiri di samping peti mati, di dalam gereja kecil, di lereng gunung Lawu
Terbaring sosok kurus, keriput, rambut tipis putih dan wajah tenang, bagai terlelap
Didandani rapi, kemeja putih, jas hitam, dasi hitam, celana hitam, sarung tangan putih, kaos kaki putih...
"Sepatunya mana?" tanyaku... "Nanti dibawain Ibu dari Solo"
"Yang dandani Bapak siapa?" tanyaku lagi... "Ya aku sama jemaat sini.."
"Bapak disini dah berapa hari? Yang nganter ke sini siapa?" tanyaku lagi...
"Lima hari yang lalu, kesini sendiri, yang di Solo nggak ada yang dipamiti"
"Mbah Kakung kesini sendiri kok mas, waktu saya tanya kok kesini sendiri, Mbah Kakung bilang pengen mati di gereja katanya..." kata penjaga gereja kecil itu.
Ibu datang dari Solo, bawa sepatu fantofel baru, warna hitam. "Sini Bu, biar aku yang pakaikan".
Aku pakaikan sepatu hitam itu, ke kaki yang kurus keriput.
Kakimu yang dulu pernah menjelajah sampai ke Pacitan, Kalimantan, Lombok, Kupang dan tempat-tempat lain..
Mencarikan biaya kuliahku, biaya sekolah adik-adikku....setelah kebangkrutanmu....
Perempuan-perempuan menghiasi peti mati dan tutupnya dengan rangkaian bunga...
Filipi 1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Pendeta berkhotbah....aku bengong...aku melamun.....
Apakah hidupmu dulu benar-benar sepenuhnya untuk Kristus?.....aku nggak tahu... yang aku tahu hidupmu dulu untuk kami anak-anakmu....
Apakah matimu adalah keuntungan? Keuntungan untuk siapa? Untukmu? Pasti...karena kau tidak perlu menderita lagi...terlepas dari sakit jantungmu....terlepas dari sakit paru-parumu....
Dan terlepas dari sakit hatimu...karena kami sering menyakiti hatimu...
Keuntungan buat siapa? Buat kami? Mungkin...karena kami kadang kerepotan kalau harus mengantarmu keliling-keliling ke tempat kerabat-kerabat yang kau mau kunjungi....
Jam 12.00, kami angkat peti mati masuk ke mobil jenazah...aku duduk di samping peti...
"Mas, pakai masker nih...di jalan abu gunung Kelud masih tebal"
Jam 13.00, sampai di kuburan....kami angkat kembali peti mati.....
Kejadian 3:19 dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil, sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu....
Pendeta berkhotbah lagi....mata, hidung, kuping dan kepalaku terasa panas...aku menahan tangis...jangan menangis...jangan menangis....aku benci menangis....aku malu menitikkan air mata....
Khotbah selesai....peti dimasukkan ke lubang galian...tanah dan bunga dihamburkan ke peti...salib didirikan.....lubang tertutup....foto disandarkan ke salib.....bunga ditaburkan.....
Dan kepalaku terasa meledak....air mata....bercucuran dari mata....ingus menghambur dari hidung....tissue...mana tissue....aku malu menitikkan air mata...
Tapi air mata dan ingusku bukan menitik...menghambur...mengalir...membanjir....
Tissue...mana tissue....habis sebungkus tissue....dan belum cukup....
- widdiy's blog
- Login to post comments
- 4473 reads
@ Semoga cepat terhibur
Sdr Widdiy, berpisah dengan orang yg kita kasihi memang bukanlah hal mudah.
Tapi saya percaya Yesus akan menguatkan dan menghibur Sdr dan seluruh keluarga.
GBU
Thanks....
Thanks Bro.... i'm okey now..