Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Agama Khonghucu Di Mata Seorang Tionghoa Kristen
Sebagian orang Indonesia menganut agama Khonghucu dan Negara Kesatuan Republik Indonesia mengakui Khonghucu sebagai agama. Namun banyak sekali orang yang menolak mengakui Khonghucu sebagai agama. Sebagian orang menyatakan, Khonghucu adalah kebudayaan Khonghucu, sebagian lainnya menyatakan Khonghucu sebagai filsafat Khonghucu, lainnya menganggapnya sebagai etika Khonghucu. Mereka berpendapat, menjadikan Konghucu sebagai agama, berarti mengecilkan arti Khonghucu bagi kebudayaan Tionghua. Sebagian orang Kristen menganggap Khonghucu bukan agama, karena Guru Kongzi (551-479SM) hanya mengajar tentang etika dan falsafah hidup, tidak mengajarkan tentang kehidupan setelah mati.
Apakah agama Khonghucu itu agama? AGAMA KHONGHUCU ADALAH AGAMA! Bagaimana kita menganalisa sebuah agama?
Theodicy adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani Theoyang artinya Tuhan dan dike yang artinya pertimbangan. Theodicy disebut juga Natural Theology artinya ilmu yang mempelajari Tuhan berdasarkan pemikiran logis.
Theology adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa romawi (latin) Theos yang artinya Tuhan dan Logos yang artinya firman atau wahyu. Theology artinya ilmu yang mempelajari Tuhan berdasarkan firman atau wahyu. Umat Islam percaya Alquran adalah Firman Tuhan, maka mereka menjadikan Alquran sebagai ensiklopedia agama mereka. umat Kristiani percaya Alkitab adalah Firman Tuhan, maka mereka menjadikan Alkitab sebagai ensiklopedia agama mereka. Umat Khonghucu percaya, kitab Si Shu dan Wu Jing adalah Firman Tuhan, maka mereka menjadikan kitab Si Shu dan Wu Jing sebagai ensiklopedia agama mereka.
TUHAN-ISME
Theisme atau Tuhan-isme adalah ilmu yang mempelajari bagaimana suatu agama memandang Tuhan. Para ilmuwan mengelompokan Theisme menjadi 5 kelompok yaitu:
1. Nontheisme
2. Deisme
3. Theisme
4. Panentheisme
5. Pantheisme
Nontheisme
Nontheisme adalah theisme (agama) yang tidak mempercayai adanya Tuhan atau yang konsep ke-Tuhan-annya tidak jelas. Agama Budha adalah agama Nontheisme. Nontheisme sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Atheisme dan Agnosticisme.
Atheisme adalah Theisme yang menolak keberadaan Tuhan atau yang di dalam kepercayaannya tidak ada Tuhan atau konsep Tuhan. Atheisme dibagi menjadi dua aliran yaitu:
- Atheisme Kuat yang percaya tidak ada Tuhan bahkan konsep Tuhan.
- Atheisme Lemah yang percaya tidak ada Tuhan, namun memiliki konsep Ketuhanan di dalam agamanya. Agama Budha termasuk dalam kelompok Atheisme Lemah.
Agnosticisme adalah theisme yang mengajarkan bahwa manusia tidak mungkin mengenal atau memiliki pengetahuan tentang Tuhan. Agnosticisme dibagi menjadi dua aliran yaitu:
- Agnosticisme Kuat yang percaya bahwa manusia tidak mungkin mengenal atau memiliki pengetahuan tentang Tuhan juga mustahil untuk mengatakan bahwa "ini atau itu" adalah Tuhan atau bukan Tuhan.
- Agnosticisme Lemah yang percaya bahwa saat ini manusia belum memiliki pengenalan dan pengetahuan tentang Tuhan, tetapi mungkin suatu saat nanti manusia akan mampu, siapa tahu?
Deisme
Deisme adalah theisme yang mengajarkan bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu, kemudian membiarkan alam ciptaanNya berkembang sendiri. Tuhan sama sekali tidak berinteraksi dengan segala ciptaanNya. Tuhan adalah Tuhan yang transenden, Tuhan yang tinggal jauh dan tidak terjangkau manusia.
Theisme
Theisme adalah theisme yang mengajarkan bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu dan berinteraksi dengan segala ciptaanNya sepanjangn jaman. Tuhan adalah Tuhan yang transenden, Tuhan Yang tinggal jauh, tetapi Tuhan juga Imanen, Tuhan yang tinggal dekat dan hidup bersama manusia. Theisme ini terbagi menjadi dua aliran yaitu Polytheisme dan Monotheisme:
Polytheisme adalah theisme yang percaya adanya banyak Tuhan atau menyembah banyak ilah atau dewa-dewi. Polytheisme terbagi menjadi lima aliran yaitu:
- Polytheisme Santun (proper): Yang mempercayai keberadaan beberapa ilah yang berbeda-beda, dimana semua ilah itu layak untuk disembah.
- Animisme: Yang mempercayai keberadaan ilah yang banyak sekali, semua ilah itu harus diberi persembahan agar dapat hidup damai dengan mereka.
- Monolatry-isme: Yang mempercayai adanya banyak ilah namun hanya ada satu di antaranya yang patut disembah.
- Henotheisme: Yang mempercayai adanya banyak ilah yang dipimpin oleh satu ilah yang paling berkuasa.
- Kathenotheisme: Yang mempercayai adanya banyak ilah yang berkuasa bergiliran. Hanya ilah yang sedang berkuasa yang disembah.
Monotheismeadalah theisme yang percaya hanya ada satu Tuhan. Monotheisme terbagi menjadi 2 aliran yaitu:
- monotheisme Inclusive: Yang percaya hanya ada satu Tuhan, Tuhan yang satu ini muncul dengan nama-nama yang berbeda di tempat yang berbeda.
- Monotheism Exclusive: Yang percaya hanya ada satu Tuhan (yaitu Tuhan yang disembah yang bersangkutan). Bila ada ilah lain yang mengklaim dirinya adalah Tuhan, maka itu pasti bukan Tuhan melainkan ilah yang mengaku-ngaku dirinya Tuhan.
Panentheisme
Panentheisme adalah theisme yang mengajarkan bahwa seluruh alam semesta ada di dalam diri Tuhan yang lebih besar dari alam semesta ini.
Pantheisme
Pantheisme adalah theisme yang mengajarkan bahwa ciptaan adalah Tuhan, Tuhan adalah ciptaan. Segala ciptaan, baik benda, binatang, manusia maupun roh adalah perwujudan Tuhan itu sendiri.
DEFINISI AGAMA
Mengenai agama, World Book Encyclopedia mencatat sebagai berikut:
Religion. No simple definition can describe the numerous religions in the world. For many people, religion is and organized system of beliefs, ceremonies, practices, and worship that centre on one supreme God, or the Deity. For many others, religion involves a number of Gods, or Deities. Some people have a religion in which no specific God or gods are worshipped. There are also people who practise their own religious beliefs in their own personal way, largely independent of organized religion. But almost all people who follow some form of religion believe that a divine power created the world and influences their lives.
Tidak ada definisi sederhana yang dapat menggambarkan agama-agama di dunia ini secara lengkap dan jelas. Bagi sebagian orang, agama adalah sistem kepercayaan, perayaan, sembahyang dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bagi yang lain, agama melibatkan beberapa Tuhan atau Dewa. Sebagian orang memeluk agama yang tidak menyembah Tuhan atau Dewa-dewa tertentu. Ada juga orang yang memeluk agama sesuai dengan keyakinan mereka sendiri, tanpa terikat pada agama-agama yang terorganisir. Akan tetapi hampir semua orang yang memeluk agama tertentu, percaya adanya suatu kekuatan adikodrati yang menciptakan dunia dan menguasai hidup mereka.
People practise religion for several reasons. Many people throughout the religion simply because it is part of the heritage of their culture, tribe, of family. Religion gives many people a feeling of security because they believe that a divine power watches over them. These people often ask the power for help or protection. Numerous people follow a religion because it promises them salvation and either happiness or the chance to improve themselves in a life after death. For many people, religion brings a sense of individual fulfilment and gives meaning to life. In addition, religion provides answers to such questions as What is the purpose of life? What is the final destiny of a person? What is the difference between right and wrong? And what are one's obligations to other people? Finally, many people follow a religion to enjoy a sense of kinship with their fellow believes.
Orang memeluk agama karena beberapa alasan. Banyak yang memeluk suatu agama karena agama tersebut adalah warisan adat istiadat (kebudayaan) suku atau keluarga. Agama memberi rasa aman pada pemeluknya karena mereka percaya suatu Kekuatan Adikodrati yang senantiasa menjaga mereka. Orang-orang ini selalu memohon pertolongan dan perlindungan (pada Sang Adikodrati). Banyak orang memeluk suatu agama karena agama tersebut menjanjikan keselamatan dan kebahagiaan atau kesempatan untuk meningkatkan kehidupan mereka setelah meninggal. Bagi sebagian orang, agama mendatangkan perasaan puas diri dan merasa hidupnya berarti. Lebih lanjut, agama menyediakan jawaban atas berbagai pertanyaan, misal, Apa tujuan hidup? Kemana jalan hidup berakhir? Apa perbedaan baik dan jahat? Bagaimana harus berprilaku terhadap sesama manusia? Terakhir, banyak orang yang memeluk suatu agama hanya untuk menikmati kebersamaan dengan sesama pemeluk lainnya.
AGAMA KHONGHUCU & THEODICY
Menurut Theodicy, agama Khonghucu memenuhi semua syarat untuk disebut agama. Karena memenuhi semua persyaratan sebagai agama, maka keberadaan agama Khonghucu tidak tergantung pada pengakuan individu, golongan maupun negara. Apakah kambing adalah kambing? Kambing adalah kambing selama memenuhi semua persyaratan seekor kambing, bukan karena pengakuan individu, golongan maupun negara.
AGAMA KHONGHUCU & THEOLOGY
Khonghucu adalah dialek Hokian yang artinya guru Khonghu. Sesuai dengan tradisi Tiongkok kuno, maka guru Khonghu, setelah meninggal, di panggil Khongcu. Dialek mandarin untuk Khongcu adalah Kongzi. Kongzi lahir tahun 551SM dan meninggal pada tahun 479SM. Kongzi, secara umum dianggap sebagai pendiri agama Khonghucu. Mereka yang tidak mengakui Khonghucu sebagai agama umumnya memberi alasan sebagai berikut:
1. Agama Khonghucu adalah produk MATAKIN
2. Khongzi mengaku bukan nabi, hanya meneruskan ajaran generasi sebelumnya
3. Keturunan Khongzi tidak menganut agama Khonghucu
4. Khongzi hanya berbicara tentang etika tidak berbicara tentang tata ibadah
5. Khongzi tidak berbicara tentang surga dan neraka
6. Si anu dan si anu serta si anu bilang Khonghucu bukan agama
Cara pandang orang-orang yang mengatakan Khonghucu bukan agama tersebut di atas barlandaskan pada ilmu Theologia. Syarat utama sebuah agama dapat dipelajari secara Theologia adalah keberadaan standard ajaran agama tersebut. Untuk zaman ini dapat dikatakan, bila agama tersebut memiliki kitab suci, maka agama tersebut dapat dipelajari secara Theologia.
Agama Khonghucu mengakui kitab Si Shu dan Wu Jing sebagai kitab suci. Kitab Si Shu dan Wu Jing diakui sebagai Wahyu Tian (Tuhan). Kitab-kitab tersebut diakui sebagai kebenaran sejati yang tidak mengalami kesalahan ketika ditulis oleh para nabi. Dalam perkembangannya, Tiansenantiasa menjaga kemurnian kitab-kitab tersebut ketika di salin dan senantiasa menjaga kelestariannya dalam menghadapi pengrusakan dan pemusnahan. Kitab-kitab tersebut berisi: Hukum moral, yang berisi standard moral yang harus dikejar dan dijaga oleh umat manusia; Hukum Sembahyang, yang berisi tatacara untuk menyembah Tuhan dan Hukum Masyarakat, yang diberikan kepada bangsa Tiongkok kuno sebagai sebuah bangsa di bawah pemerintahan seorang Raja.
Kalau kita mempelajari sejarah perkembangan agama-agama, maka nampak jelas bahwa kitab suci agama-agama adalah hasil kanonisasi (dikumpulkan dan diseleksi). Alkitab mengalami kanonisasi, hasilnya adalah 39 kitab Perjanjian Lama, 26 kitab Perjanjian Baru, 14 kitab Deuterokanonika dan kitab-kitab lain yang dianggap tulisan manusia biasa, yang lain lagi dinilai sebagai kitab yang berisi ajaran sesat. Kitab Si Shu dan Wu Jing adalah hasil kanonisasi juga. Mustahil memahami agama Khonghucu tanpa mempelajari kitab-kitab sucinya secara lengkap. Sebelum Kongzi memantapkan ajarannya, dia telah melakukan perjalanan ke negeri-negeri untuk mengumpulkan dan mempelajari ajaran para nabi dan raja suci yang hidup sebelumnya, lalu melakukan seleksi (kanonisasi) atas kitab-kitab yang ada saat itu. Setelah selesai melakukan kanonisasi kitab-kitab suci, Kongzi menegaskan bahwa ajaran para raja suci dan tiga dinasti agung adalah standard ajarannya.
Dewasa ini, kebanyakan orang non Khonghucu beranggapan, bahwa Lun Yu, Sabda Suci, Analect adalah satu-satunya kitab yang berisi ajaran Kongzi, itu sebabnya, ketika mempelajari ajaran Kongzi, mereka hanya mempelajari kitab tersebut dan mengambil kesimpulan berdasarkan isi buku tersebut. Di samping itu, banyak sekali orang yang membaca kitab tersebut dalam bentuk terjemahan oleh orang non Khonghucu yang telah dipenuhi tafsiran. Yang paling gegabah adalah mereka yang merasa telah mempelajari ajaran Kongzi hanya karena telah membaca pendapat-pendapat orang lain tentang ajaran Kongzi.
Setiap orang yang menilai agama Khonghucu hanya berdasarkan satu dua ayat atau satu dua kitab dalam Si shu dan Wu Jing jelas adalah orang yang dimaksudkan oleh Kongzi sebagai:
Mereka yang melewati pintuku, namun tidak mau masuk ke rumahku, aku tidak menyesalinya. mereka hanya orang yang mencari perhatian untuk mendapat pujian di kampung halamannya. orang yang mencari perhatian untuk mendapat pujian di kampung halamannya, adalah pencuri kebajikan. Mengzi VIIB:37:7 - Jin Xin
Awalnya di Tiongkok hanya ada Tian Dao (jalan Tian) atau disebut juga Dao. Dengan kata lain, agama Tiongkok kuno adalah agama Dao atau Tian Dao. Agama ini dianut oleh seluruh bangsa Tiongkok kuno, dimana raja berlaku sebagai Imam Agung. Agama Dao menyembah Tian (Langit), Di (Bumi) dan Shang Di (Raja Pertama) sebagai Tuhan dan mengajarkan Xiao (bakti kepada orang tua) sebagai salah satu hukum moral utama yang harus ditaati oleh seluruh umat manusia. Para guru besar Tiongkok kuno menyebut ajaran Dao ini sebagai ajaran para raja suci dan tiga dinasti agung.
Kongzi adalah nabi teragung agama Khonghucu. Dia dan para muridnya sangat giat mengajarkan ajaran para raja suci dan tiga dinasti agung kepada bangsa Tiongkok pada zaman itu. Dia dan para pengikutnya disebut kaum Ru yang artinya kaum terpelajar atau sarjana. Ilmu yang diajarkannya disebut Rujia, agama yang diajarkannya disebut Rujiau.
Ketika Kongzi meninggal, muncul guru-guru besar lainnya, misalnya Mozi (470-390SM) dan Zhuangzi yang juga menegaskan bahwa ajaran mereka adalah ajaran para raja suci dari tiga dinasti agung. Bagaimana membedakan ajaran Kongzi dengan ajaran guru besar lainnya? Untuk membedakan agama yang diajarkan oleh Kongzi dan guru besar lainnya, maka pada saat itu muncullah nama baru, Kongjiao (agama Kong).
Di Indonesia, agama Khonghucu awalnya dikenal dengan nama Rujiao (agama Ru), dalam perkembangannya lalu disebut Kongjiao (hokian: Kongkaw) dan akhirnya menggunakan nama Khonghucu.
Para penganut agama Khonghucu merasa perlu untuk membentuk sebuah organisasi, menyesuaikan tempat ibadah dan tata ibadahnya sesuai perkembangan jaman dan men-sistematis-kan pengajaran agamanya. Maka terbentuklah MAKIN dan MATAKIN serta Tridharma. Terbentuknya aliran Theologia yang berbeda dalam sebuah agama adalah hal biasa, terbentuknya organisasi yang berbeda dalam sebuah agama juga sama biasanya. Juga hal biasa, ketika ada sekelompok penganut agama menghilangkan unsur rohani dalam ajaran agama yang dianutnya dan hanya mempraktekan ajaran etikanya saja. Sama biasanya dengan sekelompok pemeluk agama yang menambahkan unsur mistik ke dalam ajaran agama yang dianutnya. Sah-sah saja bila di antara aliran-aliran tersebut saling menuduh yang lain sebagai bidat (ajaran sesat) dan saling menegaskan bahwa ajaran merekalah yang paling murni. Satu-satunya cara yang adil untuk menilai hanya bisa dilakukan dengan membandingkan ajaran agama tersebut dengan ajaran yang tertulis dalam kitab sucinya, dalam hal agama Khonghucu adalah kitab Si Shu dan Wu Jing.
Bagaimana dengan status para keturunan Kongzi? Kitab Si Shu dan Wu jing dengan jelas mengajarkan bahwa jabatan adalah anugerah Tian, tak terkecuali jabatan Nabi. Jabatan nabi bukan anugerah Tian yang dapat diwariskan. Kongzi sendiri kecewa dengan anaknya namun bangga dengan cucunya. Dengan ajaran demikian mustahil bagi kita untuk mengaitkan agama Khonghucu dengan kehidupan para keturunan Kongzi. Tidak ada keharusan bagi anak cucu Kongzi untuk menganut agama Konghucu sementara kelestarian agama Khonghucu tidak tergantung pada para keturunan Kongzi. Bila mereka terpanggil untuk menganut agama Islam, agama Kristen, agama Budha, agama Dao, atau agama lainnya, tidak ada ayat-ayat di dalam kitab Si Shu dan Wu Jing yang melarangnya. Dan bila anak cucu Kongzi tidak menganut agama Khonghucu, maka itu tidak berarti agama Konghucu bukan agama.
Mengzi berkata, "Dari Raja Yao dan Shun hingga Tang 500 Tahun lebih. Yu dan Gao Tao bergaul dan melihat kebijaksanaannya, sedangkan Tang hanya mendengar tentangnya dan kebijaksanaannya. Mengzi VIIB:38:1 - Jin Xin
Dari Tang hingga Raja Wen 500 tahun lebih. Yi Yin dan Lai Zhu bergaul dan melihat kebijaksanaannya, sedangkan Raja Wen hanya mendengar tentangnya dan kebijaksanaannya. Mengzi VIIB:38:2 - Jin Xin
Dari Raja Wen hingga Kong Zi 500 tahun lebih. Raja Tai Gong dan San Yi Sheng bergaul dan melihat kebijaksanaannya, sedangkan Kong Zi hanya mendengar tentangnya dan kebijaksanaannya. Mengzi VIIB:38:3 - Jin Xin
Dari Kong Zi hingga sekarang, baru 100 tahun lebih. Nampak jelas, Sang Nabi belum terlalu lama meninggalkan kita, tempat tinggalnya pun sangat dekat. Benar, tidak ada penerusnya. Benarkah tidak ada penerusnya? Mengzi VIIB:38:4 - Jin Xin
Ayat-ayat tersebut di atas menjelaskan tentang para Nabi besar Tiongkok kuno, nampak jelas bahwa jabatan nabi tidak diwariskan kepada keturunannya, hal itu berarti kelangsungan agama Khonghucu tidak tergantung pada keturunan para nabi dan raja suci.
AYAT-AYAT KITAB SI SHUDAN WU JING
Kongzi berkata, "Hanya meneruskan, tidak menciptakan, sungguh mempercayai ajaran-ajaran kuno, diam-diam membandingkan diriku dengan Laopeng. Lun Yu VII:1 - Sut Ji
Kongzi berkata, "Jangan menyembah gui (arwah orang mati), itu menjilat. Mengetahui kebenaran namun tidak melakukannya, itu tidak ksatria. Lun Yu II:24:1-2
Kwi-lo bertanya, bagaimana berhubungan dengan arwah dan roh (gui shen)? Kongzi berkata, Sebelum bisa berhubungan dengan sesama manusia, bagaimana bisa berhubungan dengan arwah orang mati (gui)?" Memberanikan diri bertanya, bagaimana dengan kematian? Nabi bersabda, "Sebelum mengerti hidup, bagaimana mengerti mati?" Lun Yu 11:12:1-2
Kitab Si Shu dan Wu Jing memang tidak membahas tentang keberadaan surga dan neraka serta keberadaan roh-roh jahat dan dosa turunan atau dosa asal. Namun jelas sekali bahwa kedua kitab suci tersebut dengan jelas dan tegas mengajarkan tentang keberadaan Tuhan dan kehidupan kekal. Semoga ayat-ayat berikut di bawah ini akan memberi informasi yang lebih jelas lagi tentang agama Khonghucu.
Zaiwo berkata, "Aku sudah mendengar yang dinamakan Gui dan Shen, namun tidak mengerti apa yang dimaksudkan." Nabi Kongzi bersabda, "Jiwa (Qi) adalah perwujudan shen sedangkan nyawa (Po) adalah perwujudan Gui. Perpaduan Gui dan Shen adalah ajaran tertinggi agama. Semua makluk hidup pasti mati, yang mati pasti kembali menjadi tanah, inilah yang disebut Gui. Tulang dan daging akan membusuk di bawah tanah, yang bersifat Yin akan musnah di muka bumi, akan tetapi jiwa (Qi), keluar dari tubuh, melayang ke atas, gemerlap diiringi asap dupa (hio) wangi dan perasaan duka yang mendalam. Inilah intisari kehidupan beratus wujud yang merupakan perwujudan Shen. Karena beratus wujud memiliki intisari kehidupan inilah, maka perasaan duka cita memuncak pada saat perkabungan bagi orang tua. Pengertian tentang kodrat Gui dan Shen inilah yang dipercayai oleh kaum berambut hitam, membuat beratus suku bangsa menaruh hormat dan berlaksa warga negara patuh. Li Ji XXI:II:1 - Ji Yi
Kongzi menemui Nanzi, Zilu tidak suka hal itu. Kongzi lalu bersumpah, katanya, "Jika aku berbuat dosa, maka Tian akan menghukumku! Tian akan menghukumku!" Lun Yu 6:28
Ayat-ayat di bawah ini akan menceritakan kisah penciptaan alam semesta dan sistem kasta alam semesta agama Khonghucu. Di samping itu, ayat-ayat di bawah ini juga akan memberi informasi mengenai Tuhan yang disembah dan tata ibadah bangsa Tiongkok kuno. Selain itu, apabila anda membacanya dengan teliti dan tanpa prasangka, maka anda akan memahami bahwa kitab suci agama Khonghucu dengan jelas dan tegas menentang penyembahan arwah orang mati, namun menuntut dilakukannya penghormatan dan pengenangan akan para leluhur yang berjasa kepada umat manusia. Semoga informasi yang sedikit ini dapat memicu keingintahuan anda untuk mempelajari agama Khonghucu dan agama Tiongkok kuno lebih teliti sebelum menghakiminya sebagai agama penyembah berhala dan penyembah arwah leluhur.
Sesungguhnya manusia adalah kebajikan dari Tian dan Di . Unsur Yin (negatif) dan Yang (positif) saling menjalin, Gui dan Shen saling menyatu, Lima unsur (Wu xing). dan roh (qi) saling membuahi. Li Ji VII:III:1 - Li Yun
Sungguhnya manusia adalah hati Tian dan Di dalam wujud lima unsur (Wu xing). Merasakan berbagai makanan, menikmati berbagai nada dan berpakaian berbagai warna seumur hidupnya. Li Ji VII:3:7 - Li Yun
Tian dan Di berpadu, maka yang sulung dari berlaksa wujud jadi. Laki-laki dan wanita bersetubuh sesuai kesusilaan, maka darinya berlaksa generasi bermula. Li Ji IX:III:7 - Jiao Te sheng
Para Raja yang telah mendahului kuatir Li tidak dipahami sampai ke bawah. Maka dipersembahkan korban kepada Di di altar Jiao untuk menyatakan kemuliaan Tian. Dilakukan sembahyang She di seluruh negeri, untuk mensyukuri berkat Di (Di Li). Dilakukan sembahyang di Kuil leluhur (Zu Miao), untuk mendapatkan akar cinta kasih (ben ren). Dilakukan sembahyang di altar Gunung dan Sungai (Shan Chuan) untuk membina hubungan (bin)dengan Gui Shen. Dilakukan sembahyang di lima altar keluarga (Wu Shi), untuk mendapatkan akar hubungan keluarga (ben shi). Ada pen-doa (Zong Zhu) di kuil leluhur, ada tiga Pangeran (San Gong) di istana, ada tiga tetua (San Lao) di sekolah. Di depan Raja ada peramal, di belakangnya pencatat sejarah. Pengkaji (batok kura-kura dan rumput shi) dan pemusik buta ada di sebelah kiri dan kanannya. Raja ada di tengah-tengah. Sebagai hati yang tidak melakukan apa-apa kecuali menjaga semuanya berjalan sebagaimana mestinya. Li Ji VII:IV:2 - Li Yun
Terlaksananya Li (kesusilan) di altar Jiao maka beratus malaikat (Bai Shen) menjalankan tugasnya. Tujuan Li di altar She adalah agar beratus barang berlimpah. Tujuan Li di kuil leluhur (Zu Miao) adalah agar prilaku berbakti dan cinta kasih berkembang di mana-mana. Tujuan Li di lima kuil (Wu Shi) adalah agar hukum ditaati. Sembahyang di altar Jiao, She, Zu Miao, Shan chuan, Wu shi adalah cara untuk mengajarkan kebenaran (yi)yang dibungkus dalam Li. Li Ji VII:IV:3 - Li Yun
Di altar Jiao dikorbankan seekor anak lembu khusus (Te Sheng) sedangkan di altar She Ji disajikan tiga ekor hewan korban (Da Lao). Ketika Tianzi mengunjungi rajamuda, ia dijamu dengan seekor anak lembu. Ketika rajamuda mengunjungi Tianzi, Tianzi sesuai kesusilaan menghadiahkan Da Lao. Hal ini untuk memuliakan ketulusan iman dalam kebenaran. Tianzi tidak makan binatang hamil juga tidak menggunakannya untuk korban kepada Di. Li Ji IX:I:1- Jiao Te Sheng
Altar She adalah jalan Suci Shen Di. Di mewujudkan berlaksa ada, Tian mengajukan berbagai peta. Di melimpahkan berkat, Tian memberikan hukum. Maka dimuliakanlah Tian dan dikasihilah Di. Itu sebabnya diajarkan kepada rakyat untuk mengucap syukur kepada yang menjadi pokok (sumber), kepala keluarga melakukannya di halaman rumahnya, kepala negara melakukannya di altar She. Ketika dilakukan sembahyang di altar She, setiap orang keluar dari kampungnya. Ketika membangun altar She, semua penduduk negara ikut ambil bagian. Demi altar She yang ada di kampung maupun di kota, semua orang menyumbangkan beras dalam mangkok. Begitulah cara bersyukur kepada yang pokok, mengembalikan kepada yang mula. Li Ji IX:I:21 - Jiao Te Sheng
Kongzi berkata, "Memperlakukan orang mati sebagai bangkai, itu tidak manusiawi, karena itu, jangan dilakukan. Memperlakukan orang mati sebagai orang hidup, itu tidak bijaksana, karena itu jangan dilakukan. Dikatakan, Bambu tidak dianyam dengan sempurna, keramik tidak dibakar hingga matang, kayu tidak dipotong dengan sempurna. Kecapi dan biolanya bersenar, namun nadanya rancu. Serulingnya dibuat secara lengkap tetapi suaranya tidak harmonis. Lonceng dan batu musik dibuat tanpa rak dan kuda-kuda. Semua itu disebut barang rohani (Ming Qi) untuk melayani makluk roh (Shen Ming). Li Ji IIA:III:3 - Tan Gong Shang
Zhongxian berkata kepada Cengzi, "Dinasti Xia menggunakan barang rohani (mingqi); Hal ini untuk menunjukan kepada rakyat bahwa arwah orang mati (Zhi) itu tidak ada. Orang-orang dinasti Yin menggunakan perlengkapan sembahyang (jiqi); Hal ini untuk menunjukan kepada rakyat bahwa arwah orang mati itu ada. Orang-orang dinasti Zhou menggunakan keduanya (mingqi dan jiqi), hal ini untuk menunjukan kepada rakyat keraguan mereka akan keberadaan arwah orang mati." Cengzi berkata, "Bukan itu maksudnya! Bukan itu maksudnya! Barang rohani (mingqi) adalah peralatan untuk arwah (gui), perlengkapan sembahyang (jiqi) adalah peralatan untuk orang hidup, orang-orang kuno menggunakan keduanya untuk mengungkapkan cinta persaudaraan (qin hu)." Li Ji IIA:III:6 - Tan Gong Shang
Kongzi mengatakan bahwa orang yang mengajarkan penggunaan barang rohani (mingqi) adalah orang yang benar-benar memahami jalan suci perkabungan. Barang-barang tersebut nampak asli, namun tidak dapat digunakan. Ah..! Menggunakan barang-barang asli bagi orang mati, hal itu dapat mendorong orang untuk menguburkan orang hidup. Li Ji IIB:I:44 - Tan Gong Xia
Raja suci (sheng Wang) menentukan tata cara memuliakan dan memberi persembahan. Yang berhasil menegakkan hukum di antara masyarakat, dimuliakan. Yang gugur dalam melaksanakan tugas negara, dimuliakan. Yang memberikan sumbangsih besar dalam mendirikan negara, dimuliakan. Yang berhasil meningkatkan kemakmuran negara, dimuliakan. Yang berhasil memadamkan ancamam terhadap negara, dimuliakan. Dikisahkan bahwa kaum Li Shan memimpin kolong langit ini karena Nong (Shen Nong) mampu membudidayakan beratus biji-bijian. Ketika dinasti Xia jatuh maka dinasti Zhou tidak melanjutkannya, sebelumnya dia dimuliakan dengan gelar Ji (Dewa pertanian). Kaum Gong gong memimpin sembilan negara. Namanya Hou Tu , karena kemampuannya mempersatukan kesembilan negara untuk hidup damai, dimuliakan dengan gelar She (Dewa Bumi). Di Ku mampu memetakan rasi bintang dan mengajar rakyat untuk memanfaatkannya. Yao mampu menghakimi sesuai hukum dengan adil spanjang hidupnya. Shun sekuat tenaga meningkatkan kemakmuran rakyat hingga meninggal di hutan. Gun gagal menangani bencana banjir lalu dihukum penjara hingga mati. Yu mampu memperbaiki kinerja Gun dan menyelesaikan tugasnya dengan baik. Huang Di menciptakan beratus peralatan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat. Zhuan Xu mampu menyelesaikan semua tugas-tugasnya. Qi sebagai menteri pendidikan mampu mendidik masyarakat. Ming bekerja keras sebagai menteri pekerjaan umum mati tenggelam karena air bah. Tang memimpin rakyat untuk menjatuhkan raja lalim. Raja Wen memerintah dengan bijaksana. Raja Wu memenangkan perang dan membebaskan rakyat dari penindasan. Mereka semua sangat berjasa kepada rakyat, ibarat matahari, bulan dan bintang kejora, itu sebabnya rakyat sangat menghormati mereka. Gunung, hutan, sungai, lembah, bukit dan pegunungan adalah tempat manusia mendapatkan segala kebutuhannya. Bagi mereka yang tidak tergolong di dalamnya tidak dimuliakan dan tidak diberi persembahan. Li Ji XX:9 - Ji Fa
Hukum sembahyang. ketika melaksanakan sembahyang Di, kaum You Yu (Raja Shun) menyertakan Raja Huang Di. Ketika melaksanakan sembahyang Jiao?menyertakan Raja Ku, Raja Zhuan Zu sebagai leluhur kerajaan dan Raja Yao sebagai Raja teladan. Ketika melakukan sembahyang Di, raja-raja dinasti Xia juga menyertakan Raja Huang Di. Ketika melaksanakan sembahyang Jiao menyertakan Gun (ayah Raja Yu), raja Zhuan Zu sebagai leluhur kerajaan dan raja Yu sebagai raja teladan. Ketika melaksanakan sembahyang Di, orang-orang dinasti Yin (Shang) menyertakan raja Ku. Ketika melaksanakan sembahyang Jiao menyertakan menteri Ming, menteri Qi (Menteri pendidikan Raja Yao) sebagai leluhur kerajaan dan raja Tang sebagai raja teladan. Ketika melaksanakan sembahyang Di ?, orang-orang dinasti Zhou menyertakan raja Ku. Ketika melaksanakan sembahyang Jiao menyertakan menteri Ji (menteri pertanian raja Yao), raja Wen sebagai leluhur kerajaan dan raja Wu Wang sebagai raja teladan. Li Ji XX:1 - Ji fa
Ayat-ayat tersebut di atas terdapat dalam kitab Si Shu dan Wu Jing. Saya bukan pemeluk agama Khonghucu sehingga merasa tidak berhak untuk melakukan apologetika (membela dan mengajarkan ajaran yang benar) atas ajaran agama Khonghucu, namun naluri li (kesusilaan) dan yi (keadilan) saya tergelitik mendapati begitu banyaknya orang Kristen yang menghakimi agama Khonghucu, bahkan mengolok-olok tata ibadahnya.
Sebagai seorang Tionghua Kristen, saya merasa memiliki sedikit kemampuan untuk mempelajari kitab Si Shu dan Wu Jing dan menerjemahkan sebagian ayatnya bagi para pembaca dengan harapan hal itu akan memicu naluri li (kesusilaan), yi (keadilan) dan zhi (hikmat) anda untuk mempelajari kitab-kita tersebut dengan lebih teliti lagi sehingga kita dapat mengembangkan naluri ren (cintakasih) sebagai sesama manusia.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
- hai hai's blog
- 25220 reads
Menurut pandanganku
Ketika pertama kali aku mendengar Konghucu ditetapkan sebagai agama di Indonesia, terus terang saja agak kaget. Apalagi mendengar penjelasan yang bermacam-macam dari mamiku (mami bekerja di Departemen Agama, jadi dia tahu banyak mengenai pro-kontra penetapan itu). Pertentangan yang terjadi di Departemen itu ternyata cukup alot dan rumit.
Ah, apalagi keluargaku menentang keras semua orang yang termasuk dalam trah kakek buyutku untuk berhubungan dengan orang Tionghoa (entah berapa keturunan di atasku pernah menikah dengan orang tionghoa, dan hal itu justru menimbulkan perpecahan keluarga. sehingga, keturunan selanjutnya dilarang keras berhubungan dengan orang tionghoa meskipun darah yang mengalir juga darah tionghoa. dan dilarang keras mengakui bahwa mereka adalah keturunan tionghoa). Jadi, hal itu menyebabkan aku sama sekali tidak memiliki pengetahuan akan Konghucu dan hanya mendengarnya lewat mamiku (yang notabener, benci dengan orang Tionghoa). Dan awalnya aku pun berpikir Konghucu tidak layak ditetapkan sebagai agama.
Sebelum-sebelumnya aku tak pernah membaca apalagi mempelajari kitab agama Konghucu, baru kali ini aku membacanya (lewat tulisan Ko hai hai). Setelah aku membaca blog ini, aku baru tahu jawaban dari orang-orang yang kontra waktu penetapan agama konghucu. Konghucu memenuhi kriteria sebagai agama, kenapa tidak?(Ini dari sudut pandang toleransiku)
Dari kacamata yang lain, meskipun Konghucu telah ditetapkan sebagai agama, namun tetap tak ada pilihan lain bagiku. Jesus is the only way.
"I can do all things through Christ who strengthen me"
Kapan Khonghucu Diakui SEbagai AGama?
Agama Khonghucu adalah agama yang paling banyak disalah fahami dan di fitnah di negeri ini. Umat Khonghucu adalah umat yang mendapat perlakuan paling tidak adil baik oleh pemerintah orde baru maupun oleh penganut agama lain di negeri ini.
Bahkan hingga saat ini hanya sedikit orang yang tahu betapa hebatnya peranan umat Khonghucu dalam bidang pendidikan dan perjuangan melawan penjajah Belanda.
Anda tidak percaya dengan pernyataan saya tersebut? Coba jawab pertanyaan saya di bawah ini.
Kapan pemerintah Republik Indonesia mengakui agama Khonghucu sebagai agama? Anda pasti akan menjawab, setelah orde baru jatuh. Jawaban anda salah!
Apakah agama Khonghucu bersifat monoteisme atau politeisme? Anda pasti akan menjawab, agama Khonghucu adalah agama Politheisme yang menyembah dewa-dewi. Jawaban anda salah!
Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kebebasan beragama warga negaranya dengan Penetapan Presiden No. 1 Tahun 1965 yang diundangkan melalui Undang-undang No. 5 tahun 1969. Dalam penjelasan UU No. 5 tahun 1969 disebutkan; agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khonghucu adalah agama-agama yang dipeluk penduduk di Indonesia.
Agama Khonghucu bukan agama politeisme yang menyembah dewa-dewi. Agama Khonghucu adalah agama monoteisme yang menyembah Tuhan Yang Maha Esa.
Pada masa orde baru memang banyak orang keturunan Tionghua yang menyangkal ketionghuaannya dengan alasan keamanan, politis dan ekonomi. Walaupun tidak pernah dibahas, namun itu adalah kenyataan.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ditulis dalam UU, tapi sebatas fatamorgana
Di jajaran Depag (th 90an), hanya ada Dirjen Bimas Islam & Haji, Dirjen Bimas Kristen, Dirjen Bimas Katolik, Dirjen Bimas Hindu, Dirjen Bimas Budha. Entah mengapa di jaman itu tidak ada Dirjen Bimas Konghucu atau aliran kepercayaan (seingatku waktu SD dulu, aku diajarkan: Indonesia mengakui 5 agama dan aliran-aliran kepercayaan). Ah, Indonesia.... mengapa tertulis dalam UU, tapi tidak ada realisasinya?
Baru sekitar aku SMA, Dirjen Bimas Konghucu muncul. Anehnya (di Solo), orang yang menangani bidang itu, bukanlah orang Konghucu atau minimal Tionghoa. Tapi itu tidaklah mengherankan karena memang dari kalangan orang-orang Konghucu tidak diberi kesempatan untuk masuk ke dalam jajaran Depag. Ah, ironis sekali...
"I can do all things through Christ who strengthen me"
Ha ha ha ... Malu
Udah ah non, jangan diungkap semua kejelekkannya, malu. Kamu tahu apa arti NKRI? Negara Kesatuan Republik Ironi.
Seorang teman Khonghucu bertanya padaku, kenapa kekeh jumekeh membela bahwa Khonghucu adalah agama? Untuk hal itu saya bahkan harus menghadapi sebagian besar orang Kristen yang meyakini bahwa Khonghucu bukan agama dan Kongzi bukan nabi?
Sambil nyengir saya berkata, kalau bukan agama, mustahil mampu bertahan hingga hari ini. Kalau bukan Tian yang bertindak, maka sia sialah usaha manusia.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Itulah Indonesia
waktu kecil aku mendengar nyanyian
Dari sabang sampai merauke.. berjajar pulau-pulau
Sambung-menyambung menjadi satu... ITULAH INDONESIA
Ah, itulah indonesia kamu Ko, indonesia ku juga, dan indonesia kita semua.... ha ha ha
"I can do all things through Christ who strengthen me"
Agama Khonghucu
Bukan Pohon Yang Memilih Burung
“Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil!” Yohanes 7:24
Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Allah berkuasa menjaga dia terus berdiri. Roma 14:4
Sebab dengan wewenang apakah aku menghakimi mereka, yang berada di luar jemaat? Bukankah kamu hanya menghakimi mereka yang berada di dalam jemaat? I Korintus 5:12
Terima kasih atas pujiannya saudara Mulyadi. Memang sungguh disayangkan karena banyak sekali orang-orang Kristen yang menghakimi agama lain membabibuta. Padahal nampak jelas sekali dalam ketiga ayat Alkitab yang saya kutip tersebut larangan untuk menghakimi agama orang lain.
Mengenai agama, anda tentu tahu kutipan berikut ini, “Bukan pohon yang memilih burung, namun burunglah yang memilih pohon tempatnya hinggap.”
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Filsafat/Agama Khonghucu di Kuil Shaolim
Hai pernah ikut belajar filsafat Khonghucu di Shaolim? Berarti kita sama2 ex murid Shaolim dong. Kita satu almamater lho. Maksud gw, guru yang sangat amat ente hormati, pakar filsafat Khonghucu itu kan guru gw juga.
Blog sute ente (dia suheng gw juga), si Denny Teguh kok ngak ente kunjungi. Ente ikut komentar di "Essensi atau Fenomena" aja, biar ramai.
Untuk Yenti di "Essensi atau Fenomena", met kenal. Anda ex Shaolim juga toh? By the way, Denny aktif di SP?
Sorry ya, sedikit guyon. Biar ngak terlalu tegang.
Sute
Sincere
Denny Teguh Kapan Jualan Lagi?
Sincere saya belajar di shaolim untuk kaum awam selama 1 tahun (1986). Waktu dapat giliran ngomong selama 7 menit di depan kelas, saya ngomong tentang orang Samaria yang baik hati. Selain ditegur dengan keras saya juga jadi bahan tertawaan. ALEGORIS! Itulah mantra yang diulang-ulang. Kisah itu sangat membekas, selama bertahun-tahun saya terus memikirkannya dan bertanya-tanya di mana salahnya? Suatu hari saya paham, saya menafsirkan Alkitab, bukan memahaminya.
Oh ya? Anda beruntung kalau begitu. Sebab saya belum pernah mendengar kuliahnya selain yang disampaikannya di mimbar dan buku-bukunya. Namun dia memang sangat mempengaruhi kehidupan saya, juga kutipan-kutipannyalah yang memancing saya untuk mempelajari kitab-kitab Tiongkok kuno. “Serius dan akurat” adalah dua kata yang paling banyak diucapkan oleh guru itu. Soal rela memaksa diri untuk rela belajar dengan sabar dan sungguh-sungguh, nampaknya saya meneladani salah satu muridnya. Dia teman kuliah saya, sudah sarjana, ketika kuliah untuk mendapatkan gelar Master Divinity, dia juga kuliah untuk gelar Sarjana Theologia.
Denny Teguh, saya tidak mengenalnya secara pribadi. Dia pernah menulis beberapa blogg di Klewer lalu menghilang begitu saja. Anda dapat membaca bloggnya di sini. Mungkin anda dapat membujuknya untuk kembali jualan di Klewer?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Bring Denny Teguh Here
Hai, ente ini gimana. Di ajak guyon malah serius. Sungkan kali nih yee, gara2 saya bawa nama besar suhu kite. Ente kelamaan di Jogja sih.
Maksud saya, beliau guru jarak jauh saya. Saya sekolah kayak UT gitu (Universitas Terbuka), belajar dari buku2, dari tulisan2 beliau, dkk, via internet. Belum pernah di test (sebaiknya jangan dulu).
Tulisan si Denny panjang2 sih. Dia takut ngak muat kalau majang di SP. Ajo Den, sekali2 boleh dong ikut gaya Hai2, top tapi pop.
Non Yenti, where is Denny? Bring him here, please!
Sincere
Mari kita komentarin tulisannya dulu
Lho saya keliatan serius toh? Terimakasih pujiannya. Mari kita baca dan komentarin tulisan si Denny Teguh, lalu lacak dia di Internet dan minta dia datang untuk mempertanggung jawabkan tulisannya dengan menulis lagi.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Break Dulu
Hai, you are crowd attractor, do not underestimate your potential. Your record speaks for itself.
Break dulu :
Welcome To My World Jim Reeves (Ray Winkler & John Hathcock)
C D7 G Welcome to my world. Won't You come on in? C G Miracles I guess Still happen now and then. C D7 G Step into my heart; leave your cares behind C D7 G C G Welcome to my world built with you in mind. D7 G D7 G Knock and the door will open; Seek and you will find D7 G A7 D7 Ask and You'll be given The key to this world of mine. C D7 G I'll be waiting here with my arms unfurled, C D7 G C G Waiting just for you; Welcome to my world. (one line instrumental) C D7 G http://www.cowboylyrics.com/tabs/reeves-jim/welcome-to-my-world-2530.html
Amazing Grace
“Amazing Grace (How sweet the sound). That sav’d a wretch like me! I once was lost, but now am found, Was blind, but now I see.”
http://www.yabina.org/artikel/2007/A'1107_2.htm
Yang mau musik Amazing Grace pm saya.
Sincere
Tulisan Anda sangat bagus dan sangat bermanfaat
Silahkan Metta
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Terima Kasih
Wei De Dong Tian
Lin Changqi, anda memuji saya berlebihan, saya tidak berani menerima semua pujian demikian.
“Wei de dong Tian, hanya kebajikan (de) yang berkenan kepada Tian!” Diucapkan oleh nabi Yi kepada raja Yu beberapa saat setelah Yu diangkat menjadi perdana menteri. Kalimat lengkapnya adalah:
Hanya kebajikan yang berkenan kepada Tian, tak ada jarak yang tak dapat ditempuh. Kesombongan membawa rugi, rendah hati membawa berkat, demikianlah Jalan Tuhan (Tian Dao). Shu Jing II:II:21 Yu Shu - Da Yu Mo
Menurut saya kedua ayat tersebut di bawah ini cukup jelas dan tegas menyatakan bahwa orang Kristen tidak boleh menghakimi agama, kitab suci dan nabi orang lain serta tata ibadah orang lain.
Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri. Roma 14:4
Sebab dengan wewenang apakah aku menghakimi mereka, yang berada di luar jemaat? Bukankah kamu hanya menghakimi mereka yang berada di dalam jemaat? I Korintus 5:12
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Khonghucu adalah agama
MLDD?
MLDD
Wah maaf ya saya menyingkat MLDD , membuat sedikit kekurangjelasan. MLDD adalah Mi Le Da Dao atau Budha Maitreya. Beliau datang ke dunia untuk mengikat jodoh kasih dengan semua mahkluk hidup di dunia, pernah terlahir sebagai bhiksu berkantong, dan terakhir Beliau terlahir menjadi patriat Cin Kung.
umat MLDD percaya setiap mahluk ciptaan Tuhan memiiki Hati Nurani yang Maha Bajik, oleh karenanya umat manusia diajak untuk berbuat sesuai dengan kebenaran, moral, berwatak Nurani dengan menjadikan Kasih dalam setiap perilaku dan ucapan.Ajaran nabi Khonghucu dan para Suci sangat berpengaruh dalam MLDD, dalam peribadatan sehari-hari di Fo thang, kami memberi penghormatan kepada beliau.
Karenanya walaupun ada oknum yang menganggap kami menyembah berhala (seperti mungkin mereka beranggapan juga kepada umat Khonghucu), saya tidak membenci saudara kami. Mungkin mereka belum tahu. Biarkan waktu dan perilaku kami yang akan menyadarkan mereka. Xiexiecebei. terimakasih.
maaf, kurang wawasan
hehe, maaf juga, mungkin saya yang kurang wawasan, karena ternyata banyak yang tahu apa itu MLDD, cuma saya yang tidak tahu :)
tapi kalau Budha Maitreya saya tahu, malah akhir tahun lalu saya sempat berkunjung ke salah satu Vihara Maitreya yang cukup besar di Solo. Saya tertarik dengan patung2 Budhanya yang selalu dalam pose tertawa, sepertinya menyenangkan sekali. apa ada filosofi tertentu di balik pose itu?
filosofi tertentu di balik pose itu?
(Saya tertarik dengan patung2 Budhanya yang selalu dalam pose tertawa, sepertinya menyenangkan sekali. apa ada filosofi tertentu di balik pose itu? )
Temanku Wawan,
Ciri khas dari Buddha Maitreya yang sangat menonjol adalah Beliau selalu tersenyum, senyum Beliau mengandung makna pemakluman, pemaafan, kewajaran, dan rasa kekeluargaan yang amat mendalam dan tinggi. Senyuman dari Buddha Maitreya dapat menghancurkan tembok-tembok pemisah yang ada di dunia.
Beragam bentuk perbedaan ras, bahasa, warna kulit, budaya, suku, dan lainnya, dapat Beliau satukan menjadi satu di dalam kebesaran kasih-Nya yang luar biasa.
Meneladani Beliau dengan mewujudkan wajah, prilaku, ucapan, dan berhati kasih adalah sebuah langkah awal untuk semakin merasakan rahmat pengampunan dan pemakluman yang sangat luar biasa dari Beliau.
Karenanya meskipun kita berbeda agama, tapi jikalah aku, anda, dan mereka hidup dalam jiwa kasih kepada sesama tampa pamrih . Maka Kita semua adalah Saudara dalam perjuangan untuk kedamaian universal. Anda meneladani kasih Yesus Kristus, saya membina dalam kasih Maitreyani, dan umat Khonghucu mengikuti Genta Rohani. Mengutip sabda nabi Khonghucu “di Empat penjuru Lautan, semua umat manusia adalah Bersaudara” Sama-sama berasal dari Sang Pencipta.
Mohon maaf kepada Pak Hai-hai, karena saya menulis panjang lebar tentang MLDD Kepada Yenti, salam kenal juga.
XieXie.
makasih
terima kasih atas penjelasannya yang sangat menarik, mas Suyanto, tapi sedikit koreksi, nama saya Daniel, bukan Wawan :)
Silahkan Menulis Suyanto
Silahkan menulis panjang suyanto, menurut saya bagus bila kita mendapatkan informasi dari tangan pertama.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
monggo mas :)
Maaf kepada Mas Daniel
Terimakasih atas sarannya. Ya, saya mohon maaf karena menyebut mas Daniel dengan mas wawan. itu semata khilaf ketik semata, karena tiba tiba saja saat membalas, saya teringat teman saya ya si Wawan itu.
Saya rasa tidak perlulah buka warung di sini, tapi cukuplah sebagai tamu melihat menu yang disedakan teman-teman. Jika ada yang cocok, mungkin saya beli hehe.
Saya sendiri hidup di lingkungan mayortas muslim, dan sangat sedikit teman di kalangan kristen. Buka blog ini pun tak sengaja, lalu saya lihat isinya lumayan sejuk, ya terimakasih lah ke Pak hai-hai dan kerjasama dari teman-teman.
Untuk Yenti, MLDDitu sebutan dalam bahasa mandarin, mungkin teman anda hanya tahu istilahnya dalam bahasa Indonesia, Budha Maitreya. Saya percaya esensinya mungkin teman anda itu tahu.
Ok sekian dulu. Sekali lagi terimakasih.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia.
Nggak perlu maaf Dan:)
Khonghucu Memang Agama
Terima kasih untuk pujiannya Saudara Suyanto. Saya hanya mencoba untuk menyatakan menulis sesuai pemahaman saya. Namun apa yang saya tulis tersebut belum pernah mendapat pengujian dari umat Khonghucu sendiri. Itu sebabnya saya hanya menyebutnya Agama Khonghucu di mata seorang Tionghua Kristen.
Apa yang anda katakan memang benar, saat ini memang banyak sekali orang Kristen yang suka melecehkan tata ibadah orang-orang Tionghua, terutama pada upacara perkabungan (Shang), penguburan (Zhang) dan sembahyang arwah (shi) serta menyatakan bahwa tidak ada agama yang lahir di Tiongkok dan Khonghucu dan Dao bukan agama.
Semoga tulisan saya tersebut di atas dapat menjembatani pemahaman umat Khonghucu dengan umat agama lainnya.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
MLDD
Mi Le Da Dao
Terima kasih sudah memberikan link yang bagus untuk menjelaskan MLDD, Mi Le Da Dao Yenti.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Thx Juga Hai-hai dan Suyanto
semua agama tida bedanya,
Agama Bukan Angin
Kelvin, saya tidak sepakat dengan anda bahwa agama itu laksana angin. Menurut saya agama adalah agama, setiap pemeluk agama harus mempelajari kitab suci mereka dengan baik sebab tanpa itu maka mereka akan menjadi orang yang mempertahankan ANGIN.
Menurut saya setiap orang harus fanatik dengan agamanya namun tetap menjaga semangat toleransinya. Menurut saya ada dua jenis orang beragama yang tidak memahami agamanya dengan baik. Jenis pertama adalah mereka yang tidak memiliki toleransi sama sekali dan jenis kedua adalah mereka yang terlalu pengecut untuk mengakui bahwa ajaran agama mereka BEDa dengan ajaran agama lainnya. Keduanya sama-sama buruknya.
Setahu saya, orang yang mengajarkan agama orang lain SESAT juga akan mengajarkan bahwa denominasi lain SESAT dan gereja lain SESAT serta pengkotabah lain SESAT dan orang lain SESAT. Cara hidup dan berpikir demikian jelas berlawanan dengan ajaran Alkitab dan logika.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
mohon saudara HAI HAI tidak bosan ........
Yu Wei Shangdi Bu Gan Bu Zheng
Wei de dong tian, wu yuan fu jie. Man zhao sun, qian shou yi, shi nai Tian dao.
Hanya kebajikan yang berkenan bagi Tian (Tuhan Yang Mahatinggi), tidak ada jarak yang terlalu jauh untuk ditempuh. Kesombongan awal kehancuran, rendah hati membawa berkat, demikianlah jalan suci Tian. Shujing II:II:21 – Da yumo
Kalimat tersebut adalah salam dari nabi Yi kepada raja Yu pendiri dinasti Xia (2070-1600SM) sebelum dia memberi nasehat kepada raja. Kalimat “Wei De dong Tian (hanya kebajikan yang berkenan kepada Tian)” hingga hari ini menjadi ucapan SALAM di antara umat Khonghucu.
Huang yi Shangdi, wei Tian you de. Muliakanlah Shangdi (Tuhan Raja Segenap Alam) karena Tian hanya memberkati kebajikan. Shijing
Saudara Santiaji, di dalam Sabda Suci V:26 tercatat, suatu hari Kongzi bertanya tentang cita-cita murid-muridnya, setelah mengungkapkan cita-citanya, seorang murid bertanya, apa cita-cita Kongzi? Jawabannya mungkin mengecewakan murid-muridnya, namun Kongzi mendedikasikan seluruh hidup untuk mewujudkan cita-cita itu.
Kongzi berkata, “Aku ingin membahagiakan orang-orang lanjut usia, dapat dipercaya oleh handai taulan dan mengasuh yang muda dengan kasih sayang.”
Tentang cita-cita saya hanya berani meneladani Kongzi, namum tentang mengabarkan kebajikan, saya senantiasa meneladani raja Wuwang pendiri dinasti Shang, “Yu wei Shangdi, bu gan bu zheng!”
“Setelah Mengzi, Li (kesusilaan) tidak pernah diajarkan lagi secara penuh.”
Kalimat tersebut diucapkan oleh salah satu guru Tiongkok kuno abad ke 18. Senang sekali bertemu dengan anda, mari kita bersama-sama membujuk handai taulan untuk mempelajari Li sepenuhnya.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Terima kasih lagi.
Kesombonan Awal Kehancuran
Saudara Lin Changqi, apa yang anda katakan benar. Cita-cita sederhana namun sulit sekali untuk mewujudkannya, namun walaupun sulit tetap harus mengejarnya seumur hidup kita. Memang tidak masuk akal, ketika seseorang menilai (apalagi melecehkan) ajaran agama orang lain tanpa pernah mempelajari ajaran agama tersebut dengan cara yang benar, namun itulah yang banyak terjadi selama ini.
Saudara Lin Changqi, maaafkan saya tidak berani menerima pujian dan ucapan terima kasih anda. Apa yang saya lakukan adalah hal biasa, seseorang yang mengetahui duluan memberitahu handai taulan yang belum mengetahuinya. Bukankah itulah yang diajarkan oleh orang-orang Tionghua dari generasi ke generasi?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
apa sama seperti Yudas?
Xunzi Bukan Sunzi
Santiaji saya merasa lebih nyaman ketika dipanggil hai hai, jadi silahkan panggil saya hai hai. Anda benar, yang saya maksudkan adalah raja Da Yu pendiri dinasti Xia atau He. Pengetahuan anda sungguh akurat.
Li umumnya diterjemakan sebagai “kesusilaan”. Li mencakup seluruh aspek hidup manusia. Li adalah AJARAN bagaimana seorang manusia menjadi seorang manusia sesuai dengan KODRAT penciptaannya. Di dalam sistem kasta alam semesta Tiongkok Kuno, diajarkan bahwa pada mulanya adalah Tian, Tuhan yang empunya peta dan Di, Tuhan yang mewujudkan peta dari Tian serta Shangdi, Tuhan yang mengendalikan segala ciptaan agar bertumbuh kembang sesuai dengan kodratnya atau tujuan penciptaannya; Ketiganya adalah Dayi (Yang mahaesa). Di menciptakan bashen (malaikat) untuk membantu pekerjaanNya, manusia sebagai makluk yang paling mulia di bumi ini, binatang, tumbuhan dan alam.
Li adalah kesusilaan, ajaran bagaimana manusia menjadi manusia sesuai kodratnya. Kodrat manusia adalah menyembah Dayi (ketiganya yang esa), menghormati bashen, mencintai sesama manusia, berbakti kepada orang tua dan mengelola alam secara bijaksana untuk kepentingan manusia demi memuliakan Dayi (Tian, di dan Shangdi). Agama Tiongkok kuno yang saat ini dikenal dengan nama agama Khonghucu memang unik, tanpa mempelajarinya dengan benar, mustahil mampu memahami keagungannya.
Sunzi (544-496SM) dan Xunzi (perkiraan 300-230SM) adalah dua orang yang berbeda, namun sering sekali disalahpahami sebagai orang yang sama. Sunzi (Suntzu) adalah penulis kitab Sunzi bingfa (the art of war) sedangkan Xunzi (Hsuntzu) adalah penulis kitab xunzi.
Xunzi sering disebut kontroversi karena dianggap mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Kongzi (551-479SM) dan Mengzi (372-289SM). Yang paling kontroversial adalah ketika dia mengajarkan bahwa pada dasarnya semua manusia itu JAHAT, bertentangan dengan ajaran Kongzi dan Mengzi bahwa semua manusia lahir dengan benih-benih KEBAJIKAN di dalam hatinya.
Apakah ajaran Xunzi bertentangan dengan ajaran Kongzi dan Mengzi? Xunzi adalah seorang penganut Rujiao atau Kongjiao atau penganut agama Khonghucu. Ketika menulis kitab Xunzi, dia menulis dalam konteks seorang Konghucu. Itu sebabnya untuk memahami tulisannya dengan benar seseorang harus memahami kitab Sishu dan Wujing dahulu. Ketika mengajarkan bahwa pada dasarnya semua manusia itu JAHAT, dia mengajarkannya dalam konteks semua manusia memiliki benih-benih KEBAJIKAN di dalam dirinya. Dengan pemahaman demikian maka dia mengajarkan bahwa Li harus diajarkan secara penuh karena tanpa Li manusia akan menjadi jahat.
Saudara Santiaji, Xunzi bukan Yudas dalam ajaran Kristen, apabila ingin membandingkan, maka Xunzi lebih tepat dibandingkan dengan Agustinus dalam sejarah gereja Kristen. Xunzi tidak mengajarkan hal baru apalagi hal yang bertentangan dengan ajaran Kongzi dan Mengzi, namun dia mengajarkan agar orang Tionghua lebih realistis dalam memahami ajaran agama. Saya belum pernah mempelajari kitab Xunzi secara tuntas, hanya membaca terjemahan bahasa Inggris dan kupasan atas kitab itu serta melakukan konfirmasi dengan membaca beberapa ayat dalam tulisan mandarin, namun itulah kesimpulan saya tentang Xunzi.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@lin : intinya kurang komplit
Jesus Freaks,
"Live X4J, die as a martyr"
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Surat Galatia 5:19-23
Ajaran Kasih Di Dalam Agama Khonghucu
JF dan Santiaji, maaf saya menyela.
Tentang agama Khonghucu nampaknya buku “Agama-Agama Manusia” karya Huston Smith sejak diterbitkan oleh penerbit Obor sejak tahun 1985 menjadi acuan bagi orang-orang Kristen tanpa menyadari bahwa tulisan Huston Smith tentang agam Khonghucu itu salah sama sekali. Markus Tan mengutip habis-habisan bab keempat buku “Agama-Agama Manusia” lalu mencampurkannya dengan ajaran para praktisi hongsui dan menuangkannya di dalam bukunya “Imlek dan Alkitab,” isinya benar-benar kacau balau dan menyesatkan. Kedua buku itu hingga saat ini dianggap sebagai SUMBER pengetahuan tentang agama Khonghucu dan kebudayaan Tionghua Indonesia.
Dalam kedua buku tersebut, dikatakan bahwa hubungan antara umat Khonghucu dengan Tian (Tuhan) tidak dilandasi oleh rasa CINTA namun RASA takut dan NGALAP berkah. Lebih lanjut diajarkan bahwa Tian adalah adalah surga tempat leluhur tinggal, leluhur yang paling mulia namanya Shangdi. Leluhur diberi SESAJEN agar memberkati keturunan semarganya. Bila sesajen kurang, maka orang Tionghua akan mendapt malapetaka. Sungguh sebuah ajaran yang gegabah dan ngawur.
Bila kita mempelajari kitab Sishu dan Wujing secara teliti, maka nampak jelas sekali bahwa umat Khonghucu tidak pernah menyembah leluhur, namun menghormati leluhur. Tian, Di dan Shangdi selain disembah sebagai Dayi (Ketiganya Yang Esa) juga disembah sebagai leluhur yang tidak pernah menjadi manusia, namun menciptakan manusia dan alam semesta. Bukankah menyembah Dayi sebagai leluhur adalah BUKTI bahwa umat Khonghucu menyembah Tuhan dengan cinta kasih?
Mengasihi sesama manusia dan mengasihi Dayi memang dua hal yang berbeda, bagaikan langit dan bumi. Ketika memberi PEERSEMBAHAN di altar Jiao (altar perbatasan), dikorbankan seekor lembu jantan muda tanpa cacat yang dipelihara secara khusus di bawah kendali langsung Raja. Bahkan sebelum dikorbankan diadakan pengujian dengan batok kura-kura untuk bertanya kepada Tuhan apakah berkenan dengan persembahan itu. Sedangkan ketika menyajikan makanan guna menghormati leluhur hanya dipilih seekor lembu yang dianggap layak. Lembu yang dikorbankan di altar Jiao dibakar habis sedangkan yang disajikan kepada leluhur itu adalah makanan semua peserta upacara. Dengan kata lain, sajian untuk leluhur itu adalah makan-makan sambil mengingat leluhur.
Orang tua dan leluhur adalah jalan seorang manusia terlahir di dunia, penghormatan kepada arwah leluhur (dibatasi maksimal 5 generasi bagi raja) adalah cara untuk mengingat dari mana kita berasal dan kewajiban kita meneladani hidup leluhur yang memuliakan Dayi. Hal itu bisa dibandingkan dengan kebiasaan orang Israel ketika berdoa kepada Allah dengan berkata, “Allah Abraham, Allah Yakub…”
Dalam kitab Liji dikisahkan bahwa orang yang tidak menghormati leluhurnya (dalam tindakannya sehari-hari) disebut anak tidak berbakti namun yang mencemari penyembahan kepada Tian, Di dan Shangdi akan dihukum mati.
Seberapa jauh agama Khonghucu mengajarkan untuk mengasihi Tuhan? Kitab Sishu dan Wujing tidak mengajarkan tentang keberadaan tempat yang disebut atau dapat ditafsirkan sebagai surga dan neraka. Hanya diajarkan, ketika manusia mati, tubuhnya membusuk jadi tanah, namun arwahnya kembali kepada penciptanya. Apabila orang-orang jahat hidup sukses, itu bukan berarti tidak ada penghukuman dari Tuhan, namun karena waktunya belum tiba. Tanpa iming-iming Surga dan ancaman neraka namun tetap menyembah Tian dan hidup dalam kebajikan, bila bukan karena KASIH lalu karena apa?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
maaf telat respons
halo ..... lama nian sdr2 gak nongol di thread ini!