Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
100% BEBAS...
Malam sudah merambat, lampu kamar telah dipadamkan, aku mulai dikeloniibu. Usiaku masih 6 tahun. Lagu pengantar tidur yang biasa ibu senandungkan sudah makin sayup-sayup kudengar.Tangan ibu yang dengan lembut membelai lututku masih samar-samar terasa. Ibu memang selalu membelai lututku sebelum aku terlelap.
Infeksi tulang di lututku seringkali menimbulkan rasa ngilu yang tak tertahankan olehku. Ngilu itu biasanya semakin parah apabila aku seharian bermain lari-lari dengan teman-teman.
Tak terhitung dokter, orang pintar atau apapun itu yang telah didatangi oleh ibuku untuk membuatku sembuh, tetapi tak ada hasil yang nyata terasa. Setiap malam rasa ngilu itu datang, datang dan datang lagi tanpa pernah bisa kucegah. Akhirnya jika sakit itu datang akupun hanya bisa menangis dan ibuku membelainya.
Ketika hampir saja aku terlelap. Tiba-tiba…seseorang membuka pintu kamar dengan paksa, dan membantingnya dengan sangat kasar. Mataku, sontak terbuka lebar, bingung, takut…
Ada satu sosok besar hitam yang menyibakkan kelambu tempat tidurku dengan kasar, memaki-maki, menaiki tubuh ibuku, dan tangannya mulai memegang kepala ibu, mencekiknya. Ibu meronta-ronta, dan akupun mulai menangis dan menjerit.
Aku takut ibuku mati. Aku tak mau ia mati!
Akupun berteriak sambil menjerit, “Pergi kamu, jangan sakiti ibuku.”
Tiba-tiba sosok hitam itu mendekatiku. Aku mengenalinya… ayah.
“Jangan ayah, jangan...” hanya itu yang bisa aku ucapkan
Tetapi sebelum aku sempat berteriak lebih keras,tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang semakin lama semakin mendekat sambil berteriak-teriak. Sebelum aku sempat menyadari apapun yang terjadi dan siapa yang berdatangan, tiba-tiba ayah menatapku dengan tatapan yang sangat mengerikan, mendorongku ke arah dinding dengan keras. Aku merasa sakit, dan tiba-tiba gelap…
***
Usiaku 7 tahun. Aku berada di antara kerumunan atau tepatnya barisan orang yang sedang berjalan mengelilingi pohon Jati Keramat di desaku. Aku mecoba melongokkan kepalaku untuk melihatnya, tetapi orang-orang yang didepan dan disebelahku terlalu tinggi. Aku tak mengerti apa yang akan aku lakukan, aku hanya ingat tadi ibuku mengajak aku untuk sembahyang di punden.
Aroma dupa semakin lama semakin menyengat, aku terdorong dari belakang dan dari sebelah. Sesaat kemudian aku mendengar suara seperti gumam yang di ucapkan banyak orang. Aku bingung.
Tiba-tiba ibu yang tadi berdiri di sebelahku sudah terdorong ke depan, sedangkan aku semakin terdesak ke belakang. Mataku semakin nanar... aku mencoba mencari sesuatu yang bisa kupegang, tetapi semua orang seolah-olah saling mendorong tanpa peduli apapun.
Tiba-tiba seorang lelaki mendekatiku dan memegang tanganku.
“Ibu... ibu, tolong bu...” teriakku lagi
Dengan kasar orang itu menyeretku, dan dengan sigap ia membelah kerumunan orang, dan sampailah di suatu pintu sebuah ruangan yang tampak gelap dengan sesuatu yang tertutup kelambu putih dengan bau kemenyan yang menusuk.
Aku berteriak, tetapi tidak ada seorangpun yang menghiraukanku, dan ibuku... aku tak tahu dimana dia berada. Terakhir aku baru tahu, kalau aku di persembahkan
kepada danyang punden keramat didesaku.
***
Usia 12 tahun. “Adik anda menderita infeksi tulang pada lutut. Tidak jelas apa penyebabnya dan bagaimana virus itu bisa masuk kesana, dan obat apa yang paling manjur untuk menyembuhkannya. Saya hanya berusaha mengobatinya, tetapi semuanya kembali kepada kehendak Tuhan” kata dokter itu kepada kakakku dengan muka tanpa ekspresi
Aku hanya bisa bengong mendengar perkataan dokter itu. Selama ini aku telah menurut untuk melakukan apapun yang dinasehatkan meminum obat tiada henti, menjalani pemeriksaan demi pemeriksaan yang menyakitkan, tidak mengikuti kegiatan olah raga apapun yang bisa mengakibatkan sakit itu menjadi semakin sakit, tetapi...
Aku bingung dengan hidupku. Mengapa semua ini menimpaku...
***
Usia 17 Tahun. Perasaanku menegang. Dia mulai datang lagi. Menggodaku untuk melayaninya. Aku gelisah…hahhh…
Perasaan aneh,yang kumiliki mulai dari kecil ketika kesadaran akan keberadaanku itu mulai muncul….
Aku di kamar, merenung,anganku terbang ke awan. Ah… tiba-tiba.. kurasakan dia datang lagi. Kali ini aku tak kuasa menolaknya… Akupun melakukannya lagi, lagi dan lagi, hingga terpuaskan. Tidak puas dengan rangsangan yang biasa, aku mulai mencari hal-hal lain, apapun itu… untuk memuaskannya
Aku mencoba mencari jawaban mengenainya, dan menemukan literatur-literatur yang membahasnya: Masturbasi bukanlah dosa, Lebih baik masturbasi daripada hubungan seks bebas, Jalan pintas menuju kenikmatan tanpa konsekwensi negatif, dll.
“Itu bukan dosa, ga usah takut dan kuatir” seseorang mengatakannya dulu
Tetapi, perasaan bersalah itu terus menghantuiku, mendatangiku dari hari kehari, tahun ke tahun. Tak ada yang bisa mengatakan padaku tentang kebenarannya. Aku merasa kotor dan tak layak bagi Tuhan. Meskipun seratus kali aku mencoba menolaknya, dia datang dan datang lagi, menghempaskanku kepada jurang dalam yang seolah tak terseberangi, kepada kegelapan kenikmatan yang jahat, masturbasi! Aku terjerat, tanpa pernah tahu jalan keluarnya!
Hingga, Dia datang, menghampiriku, membawaku kembali padaNya, dan mengatakan kebenaran yang tak pernah kuketahui selama ini yaitu Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Tuhan, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Aku tak pernah mengira semudah itu melepaskannya, bukan aku tapi Dia yang lakukan.
Hanya butuh penyerahan tanpa syarat padaNya…dan SUDAH SELESAI dan kegelapan itupun TAK PERNAH MUNCUL LAGI DI HIDUPKU!
***
Semua sakit jasmani dan rohani, mampir atau lebih tepatnya menghuni tubuhku dengan suksesnya. Menyaksikan kekerasan demi kekerasan, kejahatan demi kejahatan, pelecehan demi pelecehan, terjadi di depan mataku, menjadi korban, dan terakhir menjadi pelakunya. Berpindah dari satu kepercayaan kepada kepercayaan yang lain. Berpindah dari satu rancangan kecelakaan ke rancangan yang lain. Dari satu rancangan kematian kepada rancangan kematian yang lain. Hampir mati, bahkan hampir menjadi gila atau kehilangan akal sehat yang sebenarnya. Semuanya berlanjut dan terus menerus terjadi hingga aku berusia 20 tahun.
12 tahun yang lalu. Jika Yesus Kristus, tidak datang datang padaku melalui seseorang yang memberitakan pertobatan kelahiran kembali itu, aku tak akan pernah tahu bagaimana hidupku hari ini jika terus hidup seperti itu, mungkin telah berakhir di penjara atau di neraka...
Hingga 8-9 Agustus 1996, semuanya ”Sudah Selesai!”
Aku, tak pernah meminta kesembuhan atau apapun waktu menerima pertobatan kelahiran kembali itu. Aku hanya tahu aku sangat berdosa dan tidak layak, tidak punya dalih apapun! Bahkan aku tidak memiliki alasan satupun untuk dilayakkan menerima anugerahNYA! Tetapi, DIA memberikan aku semuanya.... AKU DIBEBASKAN, DISEMBUHKAN, DIMERDEKAKAN dari SEMUANYA ...!!!
Aku, menerima karya terbesar dalam kehidupanku!! Semuanya... penyakit, kegilaan, kejahatan, apapun itu ... lenyap!!! Dan tak pernah lagi datang dalam hidupku!! Aku, 100% berubah!! 100% bebas!! 100% sembuh!!! Halleluya!!!!
Untuk waktu 12 tahun luar biasa yang telah YESUS KRISTUS berikan, kerjakan dan masih akan terus dikerjakanNya untukku...
- iik j's blog
- 4514 reads
kisah hidupmu?
iik j, benarkah ini kisah hidupmu?
tak terbayangkan bagiku, tapi syukurlah, semuanya sudah selesai... puji Tuhan :)
ini 100% asli hidupku
ralat komentar...
ah, aku mau meralat komentarku di atas...
sebenarnya bukan benar2 tak terbayangkan, hanya kaget saja akan kejujuranmu, karena kalau aku melihat pada diriku sendiri, sebenarnya sama saja, banyak hal2 yang mungkin tak terbayangkan bagi orang lain, hal2 yg menjijikkan dan menakutkan... hanya saja aku tidak seberani kamu mengungkapkannya secara terbuka... tapi, puji Tuhan, dia juga sudah menyentuhku, dan sedang mengubahku... menjadi semakin indah setiap hari...
Amin. Yesus luar biasa... :)
Pukulan Yang Tidak Mematikan
Pukulan yang tidak mematikan akan membuat yang dipukul semakin KUAT.
iik, terima kasih untuk kisahnya! Anda menceritakannya dengan lugas, itu pertanda anda memang sudah benar-benar bebas! Terimalah rasa HORMATku!
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Bahan Gereja
Kesaksiannya sungguh menguatkan sesama ik! Memang bahan bangunan gereja (alias orangnya) penuh dengan kerusakan, mulai dari kesalahan kita sendiri, dan juga dari kepahitan-kepahitan hidup (seperti cerita iik di atas).
Herannya, Tuhan memakai 'bahan-bahan' tersebut, sungguh aneh!
1 Korintus
Thanks @hai Hai & @Rusdy