Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Ulat Jati Goreng
Peringatan: Kalau Anda mudah jijik, sebaiknya jangan membaca tulisan ini. Makanan ini masih dikonsumsi oleh orang Gunungkidul, kampung halaman saya.
Cara memasaknya cukup sederhana. Kempompong atau masyarakat setempat menyebutnya 'entung' ini dicuci bersih. Setelah itu ada yang mengukusnya lebih dulu, tapi ada yang lansung menggoreng dengan bumbu bawang putih dan garam. Rasanya? Mak nyuuuuusss! Tapi awas, kalau Anda sering terkena alergi, makanan ini bisa menimbulkan gatal-gatal.
Judul Komentar : Gurih banget.......
Pengirim : antowi
Tanggal : Sat, 13 Dec 2008 13:09:59 +0700
Komentar :
Saya pernah makan yang seperti itu pak, dulu waktu saya masih tinggal di panti asuhan ada teman yang berasal dari gunungkidul bawa oleh - oleh 'enthung' ulat jati.
Rasanya..... wuih mak nyus kata Bondan Winarno
Judul Komentar :
Selamat.....
Pengirim :
Purnawan Kristanto
Tanggal :
Sat, 13 Dec 2008 14:05:11 +0700
Komentar :
Selamat!!! Anda telah lulus uji nyali untuk makanan. Selanjutnya Anda bisa ikut kompetisi Fear Factor
Visit my web!
Judul Komentar :
Udang Pohon
Pengirim :
hai hai
Tanggal :
Sat, 13 Dec 2008 14:49:40 +0700
Komentar :
Saya masih ingatsaat dua SMA dulu, ketika libur semesteran, dalam pengembaraaan saya mampir ke rumah seorang teman wanita di Margasari, Tegal. Untuk makan siang salah satu menu yang dia sajikan adalah entung.
Awalnya saya hanya mencicipi untuk menunjukkan keberanian pada gadis itu. Namun karena rasanya memang nikmat, akhirnya saya makan dengan lahap. Sejak itu makanan itu menjadi salah satu menu istimewa ketika saya ikut team Film Jesus memutar Film ke desa-desa. Kepada teman-teman wanita yang bertanya apa itu? Saya selalu katakan, itu adalah udang pohon. SEtelah mencoba, umumnya mereka menyukainya. Setelah berkali-kali mencoba baru kami beritahu apa yang disebut udang pohon itu?
Wah, Pak Wawan, kenapa tidak mengusulkan kepada salah satu stasiun TV agar anda membina sebuah acara Kuliner dengan judul: KULINEH = Kuliner Aneh atau KULINEHI = Kuliner Aneh Indonesia. Sejak kecil saya bercita-cita membuat rumah makan yang menyajikan makanan-makanan aneh .  
;
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Judul Komentar :
Fear Factor untuk orang Indonesia
Pengirim :
antowi
Tanggal :
Sat, 13 Dec 2008 20:20:30 +0700
Komentar :
Teman saya ada yang mengikuti tayangan Fear Factor. Pernah pada satu episode yang menurut orang asia tenggara gampang sekali. Yaitu tantangan makan Duren. Ya Duren. Seandainya yang ikut berasal dari Indonesia dan suka banget makan duren, apa yang bakalan terjadi? he he he he
Judul Komentar :
Sekarang masih ada yang jual
Pengirim :
kristenberea
Tanggal :
Sat, 13 Dec 2008 21:07:20 +0700
Komentar :
Untuk menikmati tidak harus pergi ke masa lampau. Saat ini masih ada yang jualan enthung ulat jati. Memang tdk sebanyak dulu, apalagi sejak heboh satu keluarga di Playen keracunan enthung ulat jati ini.
Ada mau beli?
Coba saja pergi ke Wonosari, tepatnya di sebelah selatan bangjo Karangrejek. Waktunya sekitar jam 3 sampai jam 5. Kalau sudah habis, langsung terus ke arah Baron, tepat sebelum SMP 3 Wonosari sudah ada lagi orang yang jualan makanan khas Gunungkidul ini.
Selamat mencoba!
Judul Komentar :
Ulat pohon turi
Pengirim :
joli
Tanggal :
Sat, 13 Dec 2008 22:44:52 +0700
Komentar :
Kalau entung pohon jati aku belum pernah makan, namun waktu masih SD sering mencari ulat pohon turi.. itu juga enak dan gurih.. bila di bakar...
Judul Komentar :
Sudah ada di Trans7
Pengirim :
Purnawan Kristanto
Tanggal :
Sat, 13 Dec 2008 23:03:08 +0700
Komentar :
Hai Hai:
Wah, Pak Wawan, kenapa tidak mengusulkan kepada salah satu stasiun TV agar anda membina sebuah acara Kuliner dengan judul: KULINEH = Kuliner Aneh atau KULINEHI = Kuliner Aneh Indonesia.
Wawan:
Dulu di Trans7 ada acara Ekstrim Kuliner. Isinya ya pertunjukkan menyantap makanan yang aneh-aneh. Tapi sekarang sudah tidak diputar. Mungkin karena ratingnya jeblok, atau pembawa acaranya yang nggak kuat karena harus mengorbankan diri menyantap masakan yang nggilani itu.
Bagi wong Nggunungkidul, tayangan seperti itu sebenarnya biasa saja. Selain ulat jati, kami juga menyantap ulat pogon trembesi (entah apa namanya dalam bahasa Indonesia. Tapi di Kalimantan, mirip pohon ulin). Rasanya agak langu.
Kami juga memakan olan-olan, yaitu ulat sebesar jempol tangan orang dewasa yang bersarang di pokok pohon turi. Cara mencarinya, adalah dengan melihat bubur kayu sisa makanan binatang ini di bagian akar pohon turi.
Ada juga lar
on, semut muda (kroto) dan anak tawon. Cara memasaknya adalah dengan dipepes. Binatang-binatang itu dibumbui parutan kelapa, bawang, garam dan cabai, kemudian dibungkus daun pisang, kemudian dipanggang di atas bara api.
Jenis binatang lain yang membutuhkan nyali untuk memakannya adalah "kepik", yaitu serangga sebesar jempol orang dewasa berbentuk segi lima. Biasanya bertengger di pohon kesambi. Binatang ini mengeluarkan bau yang sangat menyengat. Namun aroma yang menyengat ini justru menimbulkan nafsu makan, sebagaimana bau pete, lamtoro, kemangi atau jengkol. Cara makannya adalah dengan menyantapnya mentah-mentah dan dalam keadaan hidup. Anda berani?
Tebakan: Bagaimana cara menghilangkan bau napas pete setelah makan pete? Ada yang tahu?
Hai Hai: Sejak kecil saya bercita-cita membuat rumah makan yang menyajikan makanan-makanan aneh .
Wawan: Itu mungkin dapat menjadi ceruk pasar yang baru. Belajar saja di Thailand at
au Tiongkok. Semua makanan aneh ada di sana.
Visit my web!
Judul Komentar :
Olan-Olan
Pengirim :
Purnawan Kristanto
Tanggal :
Sat, 13 Dec 2008 23:05:27 +0700
Komentar :
Di desa kami namanya Olan-Olan, Cik. Rasanya lebih gurih, tapi ketika masih hidup bentuknya nggilani. Kayak di film horor fiksi ilmiah.
BTW, di Rumah Turi ada nggak ya?
Visit my web!
Judul Komentar :
Tantangannya Kurang Seru
Pengirim :
Purnawan Kristanto
Tanggal :
Sat, 13 Dec 2008 23:08:34 +0700
Komentar :
Tantangannya kurang seru tuh. Mestinya begini: Semua peserta harus menangkap duren yang dilemparkan dari atas sejauh 3 meter dengan tangan telanjang. Setelah membuka dan memakan sama kulitnya ha....ha...ha Sadis ya?
Visit my web!
Judul Komentar :
Desa Mijahan juga ada
Pengirim :
Purnawan Kristanto
Tanggal :
Sat, 13 Dec 2008 23:09:53 +0700
Komentar :
Yap Betul. Kalau kehabisan, bisa juga pergi ke jalan Semanu. Di sekitar desa Mijahan biasanya ada juga yang jualan
Visit my web!
Judul Komentar :
Lezat meski nggilani..
Pengirim :
joli
Tanggal :
Sat, 13 Dec 2008 23:15:50 +0700
Komentar :
Wawan di rumah turi .. bisa di masak-kan apa aja.. karena konsepnya memang "rumah".. di depan halaman Rumah turi ada beberapa pohon turi berbunga merah, namun tadi waktu kopdar ku-coba cari belum ada ulat-nya.. next kopdar ya buat menu khusus.. olan-olan ulet turi bakar, dan botok/pepes sarang/anak tawon yang lezat..
Kenapa ya.. dulu waktu kecil makan semua itu tidak jijil.. padahal kalau lihat photonya wawan itu dan kalau tahu bentuk waktu masih hidup... weeekk semua nggilani.. mungkin sekarang kalau suruh makan lagi.. mungkin dah nggak bisa lagi... nggilani..
Judul Komentar :
Lebih Beradab
Pengirim :
Purnawan Kristanto
Tanggal :
Sat, 13 Dec 2008 23:40:19 +0700
Komentar :
Mungkin karena kita sekarang sudah menjadi manusia yang lebih beradab...he...he...he
Visit my web!
Judul Komentar :
makan ulet hiii.....
Pengirim :
esti
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 00:24:39 +0700
Komentar :
kalo uletnya nyangkut di leher gimana hayoo...
iparku orangnya nyirnyir, melihat aku makan oseng2 daun pepaya atau pare isi bumbu, katanya nggeragas, selama masih ada makanan lain, yang manis , yang gurih, jangan makan yang pahit, itu namanya nggak bersyukur.
Lha iya lah ada yang enak kok cari yang gak enak,..
Menurutku dia saja yang gak tahu rahasianya, kalo dibalik makanan pahit itu terdapat obat yang membuat kita jadi lebih sehat.
Tp kalo makan ulet bisa bikin kita sehat sih, maka aku akan tutup mata dan kusikat habis hidangan p wawan....... eeh ...gleek...
Judul Komentar :
Acara Trans 7 Konsepnya Salah
Pengirim :
hai hai
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 01:16:32 +0700
Komentar :
Saya pernah nonton acara tersebut di Trans 7, menurut saya acara tersebut dikemas dengan cara yang salah karena menekankkan faktor ekstrim yang berlebihan. Membuat para penonton jijik.
Acara demikian akan mengasykan bila dikemas dengan baik dan lebih mengeksploitasi keindahan alam dan kehidupan masyarakat daerah asal makanan itu.
Untuk menghilangkan bau pete sebaiknya makan jengkol. Saya suka makan pete, terutama pete mentah. Pete sangat unik, apabila anda kupas satu biji dan ada ulatnya, maka hampir dipastikan semua pete dalam papan yang sama akan berulat. Itu sebabnya setelah membuka satu biji dan menemukan ulat, jangan buka yang lainnya. Bila anda langsung kunyah biji pete dengan kulit arinya, maka anda tidak akan tahu pete itu berulat atau tidak. Itulah yang saya lakukan selama ini.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Judul Komentar :
to : pur ... jadi gak lombanya ???
Pengirim :
sandra aulia
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 06:43:08 +0700
Komentar :
salam,
Waduh kalau aq emoh makannya selama masih ada makanan yg bisa di makan ... Bukannya jijik tp buat apa ?
Kecuali ada keadaan yg mengharuskannya, mis : waktu SD kelas 2 aq pernah sakit seperti bisul kecil di dahi dan rasanya sakit banget krn gak sembuh-sembuh nyokap membawa aq ke tabib dan kata tabib tsb aq harus makan kecoa di ramu dengan obat cina ...
( bayangkan betapa shocknya aq waktu mengetahui aq hrs mengkomsumsi kecoa ... hi ... Aq sampai menangis histeris dan di pegangin sambil di paksa minum ramuan kecoa itu !!! )
Memang setelah 2 hr bisulnya pecah dan sejak itu aq trauma berat melihat kecoa !
KALAU ADA LOMBA TANGKAP DUREN & MAKAN DUREN SAMA KULITNYA INGAT AQ MAU JADI JURINYA ... ( jika ada yg berminat ikut hub purnawan atau aq .... he ... )
GBU ...
'mulailah sesuatu dengan itikad baik'
S,siera?
Judul Komentar :
Yang berulat lebih sehat
Pengirim :
Purnawan Kristanto
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 10:18:42 +0700
Komentar :
Zaman sekarang justru malah mencari sayur yang berulat. Itu tandanya sayur itu belum disemprot pestisida. Jadi tidak ada racunnya.
Ipar Anda perlu tahu bahwa Allah menciptakan bermacam-macam rasa: Pahit, manis, asam, manis, langu dan juga rasa pahit. Itu perlu dinikmati dan disyukuri juga.
Hari ini di Kompas Minggu, kartun Beni dan Mice mengangkat topik obat sakit tifus: cacing. Hi...... Beneran nggak sih, cacing bisa untuk obat tifus
Visit my web!
Judul Komentar :
Pete VS Jengkol
Pengirim :
Purnawan Kristanto
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 10:22:10 +0700
Komentar :
Hai Hai: Untuk menghilangkan bau pete sebaiknya makan jengkol.
Wawan: Ha..ha..ha...betul sekali. Memang itulah jawaban yang sesuai dengan nafsuku.
Hai Hai: Bila anda langsung kunyah biji pete dengan kulit arinya, maka anda tidak akan tahu pete itu berulat atau tidak. Itulah yang saya lakukan selama ini.
Wawan: Weleh...selama ini saya makan sama kulit arinya tuh. Bahkan teman saya makan sama kulitnya. Konon, ada kepercayaan kulit ari dapat menangkal aroma pete. Entahlah
Visit my web!
Judul Komentar :
Ulatnya Yang Buat Sehat
Pengirim :
HASLAN
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 12:54:32 +0700
Komentar :
By : hafit_bae
Coba - coba buat Komentar, nih yah...!!!
Kalau menurut saya sih kalau ada pete atau jengkol yang berulat, mending ulatnya aja yang dimakan.
Karena apa...???
Karena selain membuktikan bahwa tanaman tersebut tidak mengandung pestisida, hal tersebut juga untuk berjaga - jaga mana tahu kalaupun ada pestisidanya nilainya tidak terlalu berbahaya.
Lagipula.....
Kata orang - orang tua saya nih ulat dari pete or jengkol itu mengurangi bau pete atau jengkol itu sendiri....!!!!
Percaya....???
Coba aja...!!!
Judul Komentar :
Saling menghilangkan
Pengirim :
Liesiana
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 13:12:44 +0700
Komentar :
Hai Hai: Untuk menghilangkan bau pete sebaiknya makan jengkol.
Liesiana :
Setelah bau petenya hilang giliran bau jengkol. Untuk menghilangkan bau jengkol sebaiknya makan pete. Bau jengkol hilang gantian bau pete. Demikian seterusnya.
Judul Komentar :
kalo gayas???
Pengirim :
Anak El-Shadday
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 13:44:13 +0700
Komentar :
tau gayas ga? itu semacam ulat yang suka hidup di dalam batang kelapa yang udah mati.. beberapa orang di desa aku suka menyantapnya, katanya demi kesehatan.
kalo cindil tikus (new baby born from rat) ada juga yang suka nelan mentah-mentah demi jossnya stamina..
kalo makan-makanan yang aneh2 gitu, padahal makanan yang biasa aja banyak namanya bersyukur apa ga ya?
but the one who endure to the end, he shall be saved.....
Judul Komentar :
Gayas mah kecil...!!! Tahu lintah...???
Pengirim :
HASLAN
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 14:09:54 +0700
Komentar :
Waktu aku kecil sakit demam dan orang tua yang saat itu panik membakar lintah yang sebelumnya telah ditaburi garam untuk mengeluarkan lendirnya.
Sesudah itu lintah yang sudah hangus itu ditaburi di minuman kopi yang disuruh minum oleh mereka...
Besoknya badanku mulai mendingan.
Saat ku tanya apa yang dicampur mereka mengatakan bahwa itu lintah.
Coba bayangin bagaimana perasaan aku saat itu...???
He..he...he...
Judul Komentar :
Wah wah serba 'nggilani'
Pengirim :
antowi
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 16:01:56 +0700
Komentar :
Kenapa ya yang buat obat2an mesti yang 'nggilani' ? Dulu waktu masih kecil keluarga kami (Bapak,Ibu,Kakak dan Saya) tinggal di bantaran kali di Jogja. Kami sebagai anak2 sering bermain2 di kali yang kotor, terus kami berdua terkena 'gudig-en' ataupun 'cangkrangen' . Obatnya makan daging tokek he he he
Judul Komentar :
Definisi nggilani
Pengirim :
Purnawan Kristanto
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 20:02:38 +0700
Komentar :
Definisi soal nggilai atau tidak itu sebenarnya ada pada persepsi kita. Jika kita menganggapnya enak, maka begitu melihat jenis makanan tertentu langsung terbit air liur. Tapi jika sudah mengganggapnya jijey maka yang langsung kabur.
Contoh lain, ada sebagian masyarakat yang menganggap memperlihatkan buah dada perempuan itu sebagai pornografi. Sementara pada masyarakat Bali atau suku di Papua itu hal yang biasa.
Visit my web!
Judul Komentar :
Ada Nilai Rohaninya
Pengirim :
Purnawan Kristanto
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 20:06:35 +0700
Komentar :
Hai Hai: Untuk menghilangkan bau pete sebaiknya makan jengkol.
tWawan: Meski untuk bercanda, tapi kalimat di atas ada nilai rohaninya lho. Aroma jengkol itu lebih kuat daripada pete. Jadi untuk menutupi kekurangan tertentu, dibutuhkan kekurangan yang lebih kuat. Pelajaran moralnya: Untuk menutupi sebuah dosa, dibutuhkan dosa yang lebih besar. Untuk menutupi sebuah kebohongan, harus dibuat kebohongan yang lebih besar
Visit my web!
Judul Komentar :
Video Ulat Jati Goreng
Pengirim :
Purnawan Kristanto
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 20:28:42 +0700
Komentar :
Saya mengupload video ulat dan enthung jati goreng di www.beoscope.com. Videonya dapat dillihat di sini, di sini dan di sini.
Visit my web!
Judul Komentar :
Kayaknya Gak Doyan
Pengirim :
Ari_Thok
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 20:34:41 +0700
Komentar :
BIasanya aku suka coba-coba makanan baru untuk sekadar incip. Tapi kali ini melihat gambar-gambar diatas kayaknya gak selera, perut dan lidah sudah memberikan sinyal-sinyal penolakan.
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
Judul Komentar :
Foto biar mantap
Pengirim :
Purnawan Kristanto
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 22:42:29 +0700
Komentar :
Biar penolakan semakin mantap, nih aku tunjukkin foto ulat yang masih hidup:
Judul Komentar :
Tikus sawah-pun saya pernah mencobanya.... hi hi hi.....
Pengirim :
pwijayanto
Tanggal :
Sun, 14 Dec 2008 23:24:26 +0700
Komentar :
salam, www.pwijayanto.net .
Judul Komentar :
Saya cuma pernah makan kadal goreng ...
Pengirim :
dedyriyadi
Tanggal :
Mon, 15 Dec 2008 19:00:37 +0700
Komentar :
Dulu saya punya sakit kulit yang hanya ada di bagian lutut dan siku, oleh orang-orang tua di sekitar saya, saya diminta untuk cari kadal dan dimakan dagingnya. Demikian pula dengan kakak perempuan saya yang tidak bisa kena gigit serangga. Setiap digigit serangga selalu menimbulkan bekas hitam. Dia juga harus makan kadal.
Saya memancing kadal di daerah persawahan dengan cara melempari tumpukan dedaunan kering dengan batu/kerikil. Setelah dia muncul, saya tangkap - baik dengan tangan telanjang atau dipancing dengan kail. setelah itu dipotong kepala, ekor, dan ke-empat anggota geraknya. Isi perutnya dibuang, demikian juga dengan kulitnya. Selebihnya, tulangnya pun ditarik hingga hanya tersisa dagingnya saja.
Ibu saya terpaksa harus membuat bulatan-bulatan tepung seperti membuat bakso agar kakak perempuan saya tidak tahu bahwa daging itu adalah daging kadal. Sedang yang saya makan sih langsung digoreng saja ...
------------
Communicating good news in good ways
- Purnawan Kristanto's blog
- 9304 reads