Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Selamat datang Bulan Desember (Ulah)
Selamat datang Bulan Desember Dipublikasi Artikel blog by Ulah Bulan Desember merupakan bulan yang "spesial" bagi sebagian besar kaum Kristiani. Bahkan dapat dikatakan bagi seluruh umat Kristen. Pada bulan ini umat Kristen disibukkan dengan berbagai aktivitas. Berlatih paduan suara, drama, vokal group, hingga masak memasak untuk menyiapkan kue-kue.Di berbagai daerah yang mayoritas Kristen juga telah diliputi dengan suasan yang sama. Berbagai lagu-lagu gerejawi dikumandangkan di berbagai tempat. Gereja dan bagian kota juga dihias dengan berbagai macam hiasan. Semuanya untuk satu tujuan, menyambut datangnya Sang Raja.Kesibukan itu tidak hanya terjadi di luar gereja, tetapi juga di dalam gereja. Para guru sekolah minggu, sibuk menyiapkan hadiah natal yang hendak diberikan kepada para muri sekolah minggunya. Jemaat berbondong-bondong menyibukkan diri dengan latihan-latihannya. Gereja-gereja berusaha menghias diri dengan berbagai ornamen yang megah. Bahkan tidak kalah hebohnya, ada yang berusaha membuat bulan Desember menjadi yang paling mewah dibanding bulan-bulan lain. Semuanya dikemas dalam sebuah kalimat, "untuk menyambut datangnya Sang Raja". Kalimat kemasan yang bagus.Bila kita menengok ke belakang sebentar, kita akan mendapatkan hal yang sedikit berbeda. Ketika Yesus lahir, suasana disibukkan dengan pendataan penduduk. Sensus penduduk, begitulah istilah yang sering dikatakan. Kelahiran sang Kristus tidak memiliki arti apapun, pada waktu itu. Berduyun-duyun orang menuju ke kota kelahirannya dan berusaha memenuhi tuntutan sang penguasa. Suasana yang sama sesungguhnya juga terjadi saat ini. Di tengah-tengah menyambut kehadiran Kristus sang Juru selamat, manusia masih disibukkan dengan berbagai aktivitasnya. Demo, kampanye, korupsi, mencuri, menghujat, dan sebagainya. Walaupun demikian, tidak menutup fakta ada pula yang berusaha mendekatkan diri dengan memberi kepada orang lain, merendahkan hati, berdamai, dan lainnya.Saya teringat ketika saya hendak menggunakan sebuah hotel untuk sarana sosialisasi kegiatan organisasi. Kami meminta diberikan sebuah fasilitas ruang VIP yang menjadi transit bagi para undangan penting kami. Namun ada sebuah jawaban dari pihak hotel, ruang tersebut hanya diberikan bila undnagna pentingtersebut minimal seorang menteri. Ketika saya tanyakan mengapa harus minimal seorang menteri? Karena mereka akan memberikan sambutan yang khusus.Natal pertama dan Natal saat ini merupakan dua peristiwa yang disikapi secara berbeda. Natal pertama tidak ada penyambutan apapun. Ketika Kristus lahir, hanya kandang domba, palungan, gembala, dan jerami yang memberikan sambutan pertama. Tidak ada ruang VIP yang diberikan. Kaum termarjinalkan merupakan gambaran yang tepat untuk menggantikan kandang domba, palungan, dan jerami. Saat ini, banyak kaum termarjinalkan yang memerlukan perhatian di saat Natal. Sudahkah kita memberikan perhatian pada mereka?Kerendahan hati merupakan kunci utama untuk mampu menjangkau kaum termarjinalkan. Para majus dari timur, merupakan contoh para pemimpin yang memiliki kerendahan hati untuk dapat bergabung dengan kaum termarjinal. Kita sering kali lupa dan tetap tinggal dalam kemewahan istana kita, termasuk gereja, sehingga tidak menjangkau kaum yang tersisih tersebut.
- 4465 reads