Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Realita Hidup Di bawah Matahari (2-habis) (ayubw)
Realita Hidup Di bawah Matahari (2-habis) Dipublikasi Artikel blog by ayubw REALITA HIDUP DI BAWAH MATAHARI (bag. 2-habis) 2. Tanpa Kristus, kita tidak akan pernah menikmati kepuasan hidup yang sejati (v.8) "Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar". Ahli psikologi yang bernama Sigmund Freud, berpendapat bahwa semua tindakan manusia terdorong oleh kecenderungan untuk mencapai kepuasan semata. Walaupun teori ini sekarang tidak diterima oleh psikologi lagi, akan tetapi tidak dapat disangkali bahwa kecenderungan manusia untuk mencari kepuasan masih merupakan suatu (bukan satu-satunya) faktor yang mendorong manusia untuk bertindak. Nah, pertanyaannya sekarang benarkah dengan usahanya sendiri manusia dapat mencapai kepuasan yang sesungguhnya. Sdr, Ketika Pengkhotbah berkata,"mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar", Pengkhotbah sebenarnya mau membukakan fakta bahwa manusia yang hidup di bawah matahari itu pada dasarnya mempunyai nafsu yang tidak pernah dapat dipuaskan. Manusia tidak akan pernah puas dengan apa yang mereka miliki, manusia akan terus merasa lapar untuk mendapatkan yang lebih lagi. Tidakkah kita memperhatikan, seorang pria tidak pernah merasa cukup dengan penghasilannya. Seorang wanita tidak penah merasa cantik. Pakaian tidak pernah merasa cukup bagus. HP/Mobil selalu merasa kurang canggih. Rumah selalu merasa kurang sempurna pengaturannya. Makanan tidak pernah cukup enak. Hubungan cinta selalu kurang harmonis. Hidup manusia mempunyai nafsu raksasa yang tidak terpuaskan. Sebagai contoh Pengkhotbah mengambil contoh kehidupan Raja Salomo. Sdr. Raja Salomo ini mempunyai "Six-W" atau "Enam W" di dalam hidupnya. W yang pertama adalah Wisdom/Hikmat ( 1:16 ). Raja Salomo memiliki hikmat yang dalam melebihi semua orang yang pernah hidup di dunia ini. Dalam Kitab I Raja-raja bahkan diceritakan bahwa setelah mendengar tentang hikmat Salomo yang begitu dalam dan luar biasa, Ratu negeri Syeba ingin berjumpa secara langsung dengan Raja Salomo dan ingin menguji sendiri kebenaran berita tersebut. Ternyata semua pertanyaan Ratu Syeba dapat dijawab dengan mudah oleh Salomo, sehingga ia berkomentar, dalam hal hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar (10:3). Hikmat yang dianugerahkan Allah kepada Salomo menyebabkan seluruh bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat tersebut ( 10:24 ). W yang kedua adalah Wine/Anggur (2:3), Salomo menyegarkan dirinya dengan anggur, tetapi meski demikian akal budinya tetap memimpin dengan hikmat. Artinya ia tidak seperti anak-anak pemuda zaman sekarang yang minum anggur lalu mabuk dan lupa diri. W yang ketiga adalah Wall/Tembok/Rumah (2:4-6). Dalam NIV diterjemahkan dengan, "Aku mengerjakan proyek yang besar/megah, aku membangun bagiku rumah-rumah yang dilengkapi dengan kebun-kebun (jamak-luas) anggur, taman-taman (banyak taman), dan kolam-kolam (banyak kolam)." Ya kalau sekarang, Salomo itu seperti yang punya Istana Group-lah. W yang keempat adalah Wealth/Kekayaan (2:7-8a). Salomo adalah salah satu Konglomerat PL selain saya, Ayub di Alkitab maksud saya. Kekayaan Salomo tidak terbilang besarnya. Begitu kayanya, sehingga seluruh perkakas minuman raja dan semua barang yang ada dalam istananya terbuat dari emas murni, tidak ada barang perak (I Raja-raja 10:21 ). Semua itu belum termasuk ribuan kendaraan pribadinya, waktu itu memang berupa kuda dan kereta kuda, tetapi kalau sekarang ya BMW atau Jaguar-lah. Belum lagi pasukan perang dan budak-budaknya. Alkitab mengatakan bahwa kekayaan Salomo melebihi semua kekayaan raja di bumi (I Raja-raja 10:23 ). W yang kelima adalah Woman/Wanita (2:8b). sebagai Konglomerat, Salomo bukan hanya memiliki 1 istri, bukan juga 2 atau 3. Tidak cukup kata Salomo. Ia hanya memiliki 700 istri dan 300 gundik (I Raja-raja 11:3). W yang keenam, yang terakhir adalah Work/Jerih Payah ( 2:10 ). Di dalam hidupnya Salomo juga berjerih payah. Dalam zaman Salomo-lah, berhasil dibangun Bait Suci yang megah itu. Inilah salah satu bukti jerih payah dan proyek besar yang pernah dikerjakan Salomo. Menurut sdr, apakah yang masih kurang dari Salomo? Menurut ukuran manusia Salomo tidak kurang sesuatu pun, ia memiliki semuanya. Bukankah wajar kalau Salomo berkata,"Kini aku telah memiliki semua yang aku inginkan, aku telah mendapatkan apa yang selama ini dicari-cari oleh banyak orang. Aku kini merasa puas!" Benarkah Salomo berkata demikian? Mari kita simak apa yang dikatakan oleh Salomo sendiri dalam pasal 2:11. Apa yang dikatakan oleh Salomo? "Ketika kau meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah segala sesuatu adalah sia-sia dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari." Sdr, Raja Salomo ternyata tidak pernah mendapatkan kepuasan melalui apa yang ia miliki, padahal kalau dilihat menurut ukuran dunia, ia memiliki segalanya. Lalu bagaimana kita menafsirkan hal ini? Hal ini berarti bahwa kepuasan hidup yang sejati, tidak akan pernah kita dapatkan di bawah matahari ini. Sdr, dunia kita yang materialistis ini terus-menerus memburu kepuasan. Namun makin banyak pengetahuan yang kita dapatkan, nampaknya makin sedikit pula hikmat yang kita miliki. Makin besar jaminan ekonomi yang kita capai, makin besar pula kebosanan yang kita rasakan. Makin banyak uang dan kesenangan dunia yang kita nikmati, makin tidak puas hati kita akan kehidupan. Kehidupan manusia di bawah matahari ini seperti laut yang tidak pernah diam, oleh karena itu usaha mencari kepuasan itu akan terus berlangsung. Lalu bagaimana kita bisa mendapatkan kepuasan hidup yang sejati? Dengan usaha kita sendiri? Dengan usaha kita sendiri, tidak akan mungkin kita bisa memperoleh kepuasan yang sejati. Kepuasan yang sejati hanya dapat kita temukan di atas matahari. Kepuasan sejati hanya dapat kita temukan di dalam diri Allah, Pencipta, yang datang dalam wujud Yesus Kristus." Seorang ahli fisika dan seorang filsuf Blaise Pascal berkata," Ada kerinduan akan Allah dalam hati setiap manusia yang tidak dapat dipuaskan oleh benda-benda apapun, kecuali oleh Allah, Pencipta, yang datang dalam wujud Yesus Kristus." Bagaimana dengan saudara? Sudahkah sdr menemukan kepuasan yang sejati itu? Atau mungkin sdr sudah mulai lelah, letih lesu karena sdr tidak kunjung mendapatkan kepuasan hidup yang sejati itu. Sdr,tidak perlu putus asa, datanglah pada Yesus. Tuhan Yesus mengundang sdr,"Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan/kepuasan kepadamu" Kepuasan hidup yang sejati akan kita dapatkan, ketika kita terus menjalin relasi dengan Tuhan. Jangan biarkan diri sdr menjadi budak kerja, kerja harus menebus dengan bayaran yang tinggi. Meskipun uangnya banyak, tetapi hidup tanpa persekutuan dengan Allah, Pribadi di atas matahari itu, sdr tidak akan pernah puas dan bahagia, karena kebutuhan sdr yang paling esensi/krusial belum terpenuhi. Bapa Gereja, Agustinus di dalam Pengakuannya berkata,"Ya Allah, Engkau menciptakan kami untuk diri-Mu, dan hati kami gelisah sampai kami menemukan ketenangan di dalam Engkau." Jangan terjebak dengan gaya hidup sekular, di mana yang menjadi motto mereka adalah "here and now", mereka hidup hanya untuk "di sini dan sekarang." Hidup hanya memikirkan apa yang dibawah matahari, hal-hal yang bersifat keduniawian. Ingatkah bahwa ada realita hidup yang akan datang, realita hidup di dalam kekekalan, realita hidup sesudah kematian. Pikirkanlah realita hidup di atas matahari. Realita hidup bersama Allah, Pencipta, yang datang dalam wujud Yesus Kristus."Dan jangan pernah mencoba hidup tanpa Kristus. Karena tanpa Kristus, hidup kita tidak ada nilainya. Tanpa Kristus, kita tidak akan pernah menikmati kepuasan hidup yang sejati. Amin (By Job)
- 4475 reads