Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Prinsip Kristiani dalam Berniaga
Bila kita berbicara tentang berniaga atau ekonomi pasti yang kita pikirkan adalah uang. Hal ini tidak dapat dihindarkan sebab uang adalah alat tukar dalam kegiatan ekonomi, bahkan telah menguasai segala segi kehidupan manusia. Tidak terkecuali dengan orang beriman, juga tidak dapat melepaskan diri dari kegiatan ekonomi dan uang, sebab kita hidup didalam lingkungan dunia yang sudah terpola dan masuk kedalam sistem ekonomi dunia. Agar kita tetap dapat mengamalkan iman maka kita harus mengerti bagaimanakah pandangan Alkitab atau lebih khusus lagi pandangan Tuhan Yesus terhadap kegiatan ekonomi dan uang? Secara eksplisit kita tidak akan menemukan petunjuk mengenai kegiatan ekonomi di dalam Alkitab, karena Tuhan Yesus mengajarkan hal rohani bukan hal jasmani. Tetapi secara implisit kita dapat menggunakan perkataan Tuhan Yesus sebagai dasar dalam melakukan kegiatan ekonomi, sehingga orang beriman yang melakukan kegiatan ekonomi tidak terhambat imannya.
Terdapat beberapa ayat firman Tuhan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan kegiatan ekonomi dan uang yang sesuai dengan kehendak Nya, yaitu:
1) “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” ( Mat.10:16 )
Perkataan Tuhan Yesus ini mempunyai makna bahwa sebagai seorang beriman yang hidup di dalam sistem dunia (yang sangat kejam) harus menggunakan hikmat, agar tidak mudah tertipu oleh segala upaya-upaya licik yang dilakukan oleh orang-orang dunia. Tetapi ia tidak boleh melupakan kejujuran, keramahan, kebaikan, kemurahan, dan persaudaraan. Prinsip ini berlaku pula bagi orang beriman dalam melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola uang.
Orang dunia menggunakan prinsip “Dengan modal sekecil-kecilnya untuk mendapat laba sebesar-besarnya”, dengan prinsip ini maka semakin kecil modal yang dikeluarkan untuk mendapat keuntungan yang sangat besar dianggap suatu keberhasilan yang diidam-idamkan. Oleh karena itu terkadang untuk mencapai tujuannya tidak segan-segan orang melakukan perbuatan yang tidak pantas; merugikan orang lain, melakukan kecurangan-kecurangan, bahkan ada yang sampai rela bersekutu dengan setan.
Tetapi orang beriman menggunakan prinsip “Cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” dengan mengutamakan kejujuran, keramahan, kebaikan, kemurahan, dan persaudaraan, sehingga memberikan peluang bagi pertumbuhan imannya.
Hal ini dapat dilakukan karena sebagai orang beriman, ia tahu bahwa berkat duniawi berasal dari Tuhan yang memberi semua orang, masing-masing menurut takarannya sendiri-sendiri (ada yang diberi sangat banyak, ada yang diberi banyak, dan ada yang diberi secukupnya saja) dan manusia tidak dapat mengubahnya, baik untuk menambah atau menguranginya.. Jadi selama orang mau berusaha dan bekerja keras dan tidak malas, maka berkat pasti akan diturunkan kepadanya sesuai dengan takaran yang diberikan Tuhan dengan tidak membeda-bedakan, apakah orang itu berbuat baik atau berbuat jahat, berkulit putih atau berwarna, tinggi atau pendek, gemuk atau kurus. Karena Tuhan memberikan semua itu berdasarkan kerelaan dan otoritas Nya sendiri. Maka tidak ada alasan untuk menjadi kuatir karena Tuhan Yesus berfirman bahwa burung-burung diudara pun dipelihara, dan bunga rumput pun dihiasi dengan bunga yang cantik (Mat:6:25-34) apalagi orang yang beriman kepadaNya.
Adalah suatu perbuatan yang sangat bodoh apabila sudah tahu dasar Tuhan memberikan berkatNya itu, lalu berusaha memperolehnya dengan melakukan perbuatan-perbuatan jahat yang dibenci Tuhan.
"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat. 6:25-34)
2) Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi. ( Luk.16:9 )
Ini merupakan perintah yang harus dilakukan oleh orang beriman setelah memperoleh berkat duniawi, karena dengan mempergunakan uang untuk perbuatan-perbuatan baik atau perbuatan kasih yaitu dengan membantu orang yang sedang terkena musibah, orang yang meminta pertolongan, dan orang-orang yang kurang beruntung dalam hidupnya, maka kita seperti sedang menabung harta di Sorga. Efek yang dapat orang percaya adalah pada pertumbuhan imannya, yang pada gilirannya akan menghasilkan buah Roh yang disukai Tuhan.
Luk.16:13 “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Dengan melakukan perintah Tuhan Yesus itu berarti seorang beriman tidak memberhalakan uang (mamon), karena itu ia bukan hamba mamon, melainkan menjadi hamba Tuhan. Bukankah sebagai hamba Tuhan seorang beriman harus melakukan semua yang diperintahkan Tuhan kepadanya dengan taat dan hati penuh sukacita, sehingga Tuhan berkenan terhadap semua yang ia lakukan bagi Nya.
3) Lalu kata Yesus kepada mereka: “Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!” ( Luk.20:25 )
Kaisar atau pemerintah adalah wakil Tuhan untuk mengatur manusia yang hidup di dunia. Dan untuk kegiatannya pemerintah membutuhkan dana atau uang yang diperlukan untuk membayar pegawai-pegawainya, dan membiayai sarana dan prasarananya, sehingga tugas pemerintah itu dapat berjalan dengan lancar.
Pemerintah memperoleh dana berupa pajak yang dikumpulkan dari warga negara yang mampu. Adalah suatu kewajiban bagi seorang warga negara yang beriman untuk membayar pajak kepada pemerintah, karena ini juga merupakan perintah Tuhan Yesus.
Luk.18:24-25 Lalu Yesus memandang dia dan berkata: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”
Ini merupakan suatu keluhan Tuhan Yesus terhadap orang-orang yang mendapat berkat yang sangat banyak dari Nya namun hatinya melekat pada mamon.
Hal ini terjadi karena orang itu tidak beriman atau masih hidup menurut daging . Jadi seorang yang beriman pun bila hidup menurut daging, hatinya akan melekat pada mamon.
Adalah suatu hal yang sangat sulit bagi seorang kaya untuk hatinya tidak melekat pada mamon, sebab kekayaannya itu sudah merupakan suatu kesenangan dan telah memberikan kepuasan kepadanya. Semakin besar kekayaan yang ia punyai maka semakin kuat pula daya tarik mamon bagi dirinya, sehingga semakin sulit pula ia melepaskan diri dari padanya.
Bilamana seorang beriman hidup dalam Roh niscaya seberapa banyak kekayaan yang ada padanya tidak akan membuatnya terikat pada mamon, sebab hatinya telah melekat pada Tuhan. Bahkan kekayaan yang dimilikinya itu bermanfaat baginya untuk mendukung pertumbuhan imannya. Karena ia akan selalu ingat perkataan Tuhan, bahwa “manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat.4:4).
Hal Kerajaan Allah seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu. Mat.13:45-46
- sandiputra's blog
- Login to post comments
- 3564 reads