Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
cinta yang terlewatkan
Waktu itu adalah saat dimana aku berada di persimpangan, untuk memilih jalan bagi cintaku. Ada dua jalan yang terbuka dihadapanku. Dua jalan ini begitu menarik perhatian, dengan keindahannya masing-masing yang berbeda satu dengan lainnya.
Bingung....bingung ku memikirnya. Oh, seandainya keduanya bisa kujalani bersama-sama. Tapi tidak mungkin. Aku harus memilih, aku harus memutuskan mana yang harus ku jalani.
Waktu cepat berlalu, hari berganti bulan..Aku telah memilih untuk melangkah di jalan yang ku pandang baik. Bukan...dua2nya baik menurutku, yang ku pandang terbaik itulah yang ku jalani.
Keindahan demi keindahan di awal jalan ini mempesonaku, semua yang kulihat indah sungguh mempesona. Yakin ku akan pilihanku, benar sungguh benar, ini adalah pilihan yang tepat.
Sekilas masih terlihat persimpangan itu, tapi kebimbangan ku telah lenyap. Aku telah pergi meninggalkannya.
Sampai saat ketemukan arah jalan yang ku pilih mulai tidak menentu, jalan ini mulai menyayat kakiku, menghabiskan semua tenagaku, langkah ku pun semakin berat.
Dimana keindahan yang kulihat di awal jalan ini?
Dimana pesona yang membuatku nyaman?
Mengapa mataku hanya bisa melihat kegelapan dihadapanku?
Mengapa hilang semua itu?
Ternyata jalan ini buntu,
Ternyata keindahannya semu,
Ternyata banyak kerikil tajam yang tersembunyi dibalik indahnya rerumputan,
Ternyata ku salah memilih.
Dengan kekuatan yang tersisa ku berbalik arah, bergegas kembali ke pesimpangan itu. Persimpangan itu terlihat jauh sekali, ternyata ku telah jauh melangkah meninggalkannya.
Aku harus kembali, aku harus berbalik dari jalan ini. Melangkah dan terus melangkah, sakit sayatan kerikil tajam mengiringi ku. Tapi semakin dekatnya persimpangan itu dari penglihatanku membuat ada kekuatan untuk ku terus melangkah.
Semakin dekat dan semakin dekat, tak sabar, aku pun berlari dengan sekuat tenaga. Dan sampai juga ku di persimpangan, akhirnya aku keluar dari jalan yang mengerikan itu, meski tak terhitung luka yang menyakitiku, kekuatan seakan tiada lagi.
Tapi ku tersenyum saat memandang jalan yang telah ku abaikan, seakan dia juga tersenyum kepada ku dan memberiku kekuatan baru... oh sungguh indah saat ku memandangnya, ada ketenangan dan kedamaian, semua yang baik darinya dula tak terlihat karena terhalangi oleh jalan yang ternyata mengerikan itu.
Aku berdiri lagi di persimpangan itu, seperti waktu itu. Tapi kali ini tidak mau lagi aku melihat ke jalan yang mengerikan itu. Mataku tertuju kepada jalan yang pernah ku abaikan, kakiku melangkah menghampirinya dengan senyum, kedamaian dan ketenangan yang kurasakan saat memandangnya.
Tapi.....
Kenapa?
Kenapa sekarang ada gerbang terkunci yang menutup jalan itu?
Aku yakin dulu tidak ada sesuatupun yang menghalanginya....
Aku tersentak...
Persimpangan itu berbicara kepada ku...
'Kau tidak boleh masuk ke jalan itu!'
Kenapa? Aku bertanya...
Dia menjawab..
'Karena saat kau masuk kejalan yang kau pilih pertama, beberapa saat setelahnya ada orang lain yang datang dan meminta untuk diberikan kesempatan masuk ke jalan yang kau abaikan, dia beroleh kesempatan itu'
'Pergilah ke tempat lain dan temukan jalan yang baru untukmu'
Ku terdiam...sejenak hening dalam penyesalanku..
Dan dengan menarik nafas yang dalam ku katakan kepada persimpangan itu...
'Aku akan tetap disini..........menunggu sampai orang itu keluar dan jalan ini terbuka lagi untuk ku, meski tak tau sampai kapan.'
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Persimpangan itu adalah Tuhan ku yang memberikanku kesempatan dan kehendak bebas untuk memilih jalan bagi cintaku.
__________________
KEN"
1 user menyukai ini
- marchi kuncoro's blog
- Login to post comments
- 3472 reads