Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Perjalanan sang AKU (1)
Tanah ini kosong, belum ada tumbuh-tumbuhan. Bahkan semak-semak dan rumput pun belum ada. Tidak ada orang disini yang mengusahakan tanah ini. Tapi ada uap air disini naik perlahan dari tanah ini. Tanah ini cocok untuk memulainya
Perlahan sang AKU menjejakkan kakinya di tanah itu. Mengambil tanah itu sebagian dan mengamatinya. Warnanya kemerahan dan mengandung air. Sang AKU memukul-mukul tanah itu ditangannya dan memadatkannya. Sang AKU sangat asyik menikmati pekerjaan barunya itu. Tanah itu begitu mudah dibentuk dan sangat lunak.
Sang AKU melempar tanah yang digenggamnya itu kembali ke tanah. Diapun berjalan-jalan mengitari tanah itu untuk melihat apa yang ada didaerah itu. Semenit mengamati, maka konsep pun sudah dibuat. Ya, taman. Tanah ini akan AKU buat taman yang indah dengan berbagi jenis pohon-pohonan yang berbuah dan buahnya berbiji dan lezat untuk dimakan.
Sang AKU memungut kembali tanah merah itu dan membentuk tanah itu menjadi bentuk orang. Lalu sang AKU berdiam didepan tanah berbentuk orang itu. sang AKU berkata "AKU akan masuk kedalam orang berbentuk tanah ini agar AKU bisa membentuk taman dan menumbuhkan tanam-tanaman di taman ini."
Sang AKU membawa diri-NYA kedalam tanah berbentuk orang itu seperti tiupan angin, lalu masuk kedalamnya. Dalam sekejap sang Aku telah menyatu dengan tanah tersebut dan hidup. Ya, sang Aku telah menjadi tanah hidup. Sang Aku menggerak-gerakkan tangannya, melatih mata dan pendengaran. Dan semua berjalan baik. Sang AKU sekarang melihat dirinya dibatasi oleh tanah.
Sesuai dengan rencana awal, sang Aku mulai membuat taman sesui dengan keinginannya. sang Aku lalu menumbuhkan tumbuh-tumbuhan berbiji, segala jenih tumbuhan berbuah yang baik untuk dimakan. Sang Aku bisa menikmati segala jenis buah-buahan. Sang Aku pun juga menumbuhkan pohon kehidupan ditengah taman untuk memperpanjang masa berlaku tanah yang dia tempati. Sang AKU pun menumbuhkan pohon pengetahuan baik dan jahat. Pohon ini dibuat sebagai jalan keluar apabila sang Aku merasa kesulitan akibat terbatasnya pengetahuan yang ada didalam diri-Nya. Tapi sang AKU membuat aturan bahwa apabila sang Aku memakan itu, maka tanah tempat sang AKU berdiam akan terbatas masa hidupnya. Dan sang Aku wajib kembali kepada sang AKU apabila tanah itu tidak bisa didiami lagi.
Sang Aku melihat bahwa diri-Nya sendiri ditaman ini. Lalu sang AKU pun membuat hewan-hewan dari tanah merah dan membuatnya hidup. Sang AKU lalu membawa hewan-hewan itu kepada sang Aku untuk mengetahui bagaimana sang Aku menamainya.
Quid Est Veritas Kata seorang bajingan bernama PILATUS
- Veritas's blog
- Login to post comments
- 3704 reads