Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Menjadi Seorang Ayah
Salah satu momen yang paling membahagiakan hidupku adalah menunggu kelahiran seorang anak. Itu artinya aku akan menjadi seorang Ayah. Suatu hal yang luar biasa. Terkadang aku heran ada orang yang tidak menginginkan seorang anak atau menyia-nyiakannya tapi biarlah, mungkin mereka punya alasan sendiri. Anak adalah pemberian terbaik yang Tuhan berikan. Suatu Anugerah menjadi Ayah dari 2 orang anak yang sangat aku kasihi sepenuh hati. Apapun akan aku lakukan untuknya. Jika ada orang yang bilang pilih nyawamu atau nyawa anakmu, Aku tidak akan berpikir dua kali untuk menukar nyawaku untuknya, begitu istilahnya. Kasih sayangku begitu melimpah. Aku sering memandangi anakku yang sedang lelap tertidur sambil berkata dalam hati apakah dia tahu bahwa aku begitu mencintainya. Pasti begitu pula Tuhan kita, Dia tentu melihat kita yang sedang tidur lelap dan memberikan berkat-berkatNya pada malam hari sambil berkata pelan ‘Aku selalu bersamamu, kasih setia-Ku selama-lamanya, jangan nakal lagi ya....’ Kasih seorang ayah yang besar ternyata tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kasih Allah kepada kita. KasihNya begitu sempurna sedangkan kasihku kurang sempurna. Ada kalanya gagal. Ada situasi dimana saat anak-anak membutuhkan, aku tidak ada. Ada saat dimana anak-anak membutuhkan arahan tetapi aku merasa tidak mampu. Tetapi Tuhan adalah Ayah yang sempurna, Ia selalu ada saat kita membutuhkanNya, Ia tidak akan mengusirmu, Ia tidak akan pernah meninggalkan ataupun menyangkal dirimu, siang malam mata-Nya akan menjagamu dengan perhatian yang tiada henti-hentinya.
‘Tetapi setinggi langit diatas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia’ Mazmur 103:11 –TB LAI
Sebagai Ayah, aku tentu ingin mewarisi sesuatu kepada anak-anakku dan keluargaku, tidak salah untuk mewarisi hal-hal materi seperti rumah, kendaraan, tabungan pendidikan, bahkan bakat seorang ayah tapi alangkah baiknya jika aku dapat mewarisi hal yang paling penting dalam perjalanan hidupnya kelak yaitu Kesetiaan dan Ketaatan kepada Tuhan Yesus Kristus. Anak-anakku akan melihat bahwa ayahnya akan tetap setia kepada Tuhan Yesus apapun yang terjadi sampai memutih rambutnya, sampai keropos tulangnya, sampai hitam plus keriput kulitnya dan sampai akhir hayatnya. Anak-anakku akan melihat bahwa Ia selalu menjaga ayahnya dengan mata yang penuh kasih dan mereka akan mengikuti jejakku. Anak-anakku akan memikirkan kebenaran ini sepanjang hidupnya, mereka akan berpegang pada kenyataan bahwa Tuhan Yesus Kristus akan membimbing kita sampai di pelabuhan sorga dengan selamat. Itulah arti Sukses bagi seorang Ayah.
*Oleh kasih setia-Nya
Balikpapan, 2008
- johajes's blog
- 4754 reads