Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kuasa Dalam Pelayanan
KUASA DALAM PELAYANAN
-
Pendahuluan
Ketika Roh Kudus memenuhi ke-120 orang murid di Loteng Yerusalem dalam Kisah Para Rasul pasal 2, kita melihat perubahan besar terjadi dalam kehidupan dan pelayanan para murid Yesus Kristus. Simon Petrus yang dulunya menyangkal Yesus kini tampil mewakili murid-murid yang lain, menyampaikan firman Tuhan sehingga ribuan orang bertobat. Ia yang dulunya dipandang sebagai “orang biasa yang tidak terpelajar” (Kisah 4:13), ternyata mampu menguraikan kebenaran firman Tuhan dengan sistematis dan memiliki kuasa mengubah dan memperbaharui (transformatif). Dalam Teropong Firman kali ini kita akan merenungkan hal ini dari Lukas 9:1-2 dan ayat 6, yaitu kuasa dalam pelayanan kita
-
Pentingnya Kuasa dalam Pelayanan
Lukas 9:1,2 dan ayat 6 mengatakan sebagai berikut, Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang, Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.
Tuhan Yesus memberikan tenaga (Ing. power; Yun. dunamis) dan kuasa (Ing. authority; Yun. exousia) ketika Ia mengutus murid-murid-Nya, dan mereka pun pergi dengan kuasa dari Tuhan itu. Tugas yang mereka akan lakukan adalah tugas yang berhadapan langsung dengan alam roh, alam supranatural. Ini merupakan mission impossible, tugas yang amat berat, yang tidak akan pernah bisa mereka lakukan dengan kemampuan mereka sendiri. Mereka adalah manusia-manusia yang terbatas dan banyak kekurangan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus memberikan kuasa itu kepada mereka. Kuasa yang sama Tuhan juga berikan kepada kita yang hidup dan melayani di zaman ini. Untuk apakah kuasa itu diberikan oleh Tuhan kepada kita? Setidaknya ada empat hal yang bisa kita lakukan dengan kuasa Roh Kudus yang dikaruniakan-Nya kepada kita.
-
Kuasa untuk Berkreasi dalam Pelayanan
Yang memberikan kuasa itu adalah Tuhan sendiri, yaitu Sang Pencipta, The Creator. Itu berarti bahwa kuasa yang diberikan-Nya memampukan kita untuk bisa berkreasi dalam pelayanan. Kreativitas dalam pelayanan tidak akan membuat pelayanan itu menjemukan, bahkan menjadi lebih efektif. Yesus Kristus sendiri begitu kreatif saat Ia menyampaikan pengajaran-Nya yaitu Khotbah di Bukit (Matius 5-7). Ketika Ia berbicara tentang kekuatiran, Ia menggunakan alam sebagai alat peraganya untuk membuat kebenaran yang disampaikan-Nya lebih mudah diterima pendengar-Nya. Ia menunjuk kepada burung di udara dan bunga-bunga di padang yang dipelihara dan dihiasi oleh Allah Bapa, sehingga anak-anak-Nya tidak perlu kuatir tentang apa yang akan dimakan, diminum, atau dipakai.
Beberapa bentuk kreativitas dalam pelayanan bisa kita lakukan misalnya: menggunakan alat peraga saat mengajar anak-anak, memanfaatkan sarana presentasi saat mengajar orang dewasa, melibatkan jemaat untuk bersaksi ketika kita menyampaikan firman Tuhan tentang mukjizat dan kesembuhan ilahi, pementasan fragmen di kalangan anak-anak remaja, dan sebagainya.
Orang yang kreatif tidak akan pernah menemui jalan buntu. Hikmat Allah yang ada pada-Nya akan memampukannya melihat apa yang orang lain tidak mampu melihatnya. Ia akan selalu menemukan jalan keluar. Ide yang dilontarkannya segar dan menimbulkan inspirasi serta banyak orang merasa sangat diberkati oleh pelayanannya.
-
Kuasa untuk Mengubah Dan Memperbaharui
Kuasa yang Tuhan Yesus berikan kepada kita adalah kuasa untuk mengubah dan memperbaharui kehidupan orang-orang yang kita layani. Yesus mengubah kehidupan seorang perempuan Samaria dalam Yohanes 4. Ia mengubah kehidupan Zakheus dalam Lukas 19. Ia juga mengubah Simon Petrus dari seorang penyangkal menjadi seorang yang dipakai Tuhan, bahkan Tuhan mengubah Saulus, seorang penganiaya, menjadi Paulus, seorang pemberita Injil yang luar biasa.
Orang yang melayani dengan kuasa Allah mampu melihat kemampuan orang-orang yang dilayaninya. Ia seperti seorang tukang pahat yang melihat ada 'karya yang indah' dalam sebuah batu. Jika kepada orang lain diberikan sebuah batu, itu akan tetap sebuah batu. Tetapi jika kepada seorang ahli pahat diberikan sebuah batu besar, ia bersukacita karena dengan keahliannya ia bisa mengubah batu itu menjadi patung yang indah.
Seorang ayah yang melayani keluarganya dengan kuasa Allah mampu melihat potensi positif yang dimiliki istri dan anak-anaknya. Ia akan menghargai potensi mereka dan memberdayakan mereka. Ia bahkan mendukung ide-ide positif yang dimiliki anggota keluarganya yang mengarah kepada perubahan dan pembaharuan. Demikian pula mereka yang bekerja dan melayani di sebuah perusahaan, akan mampu mendatangkan perubahan ke arah yang lebih baik. Yang melayani di tengah-tengah jemaat pun mendatangkan perubahan bagi jemaat yang dilayaninya.
-
Kuasa untuk Mengadakan Mukjizat
Berikutnya, kuasa yang Tuhan berikan adalah kemampuan untuk menghadapi kuasa kegelapan. Roh Kudus yang di dalam kita jauh lebih besar dari roh-roh yang di dalam dunia ini (1 Yoh. 4:4). Itu berarti bahwa kemenangan melawan kuasa kegelapan telah menjadi jaminan bagi kita. Kuasa dosa, Iblis, dan maut telah dipatahkan oleh kuasa kebangkitan Yesus Kristus. Kuasa ini pula yang mampu membebaskan orang dari belenggu kuasa kegelapan. Pelayanan Yesus disertai dengan mukjizat dan tanda-tanda ajaib (signs and wornders), sehingga banyak orang mengalami pembebasan (deliverance). Iblis akan terus berusaha untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan, tetapi Tuhan Yesus adalah Gembala Yang Baik yang memberikan kehidupan yang berkelimpahan (Yoh. 10:10).
Orang-orang yang melayani dalam kuasa Allah menjadi berkat bagi banyak orang. Mereka dimampukan Tuhan untuk membebaskan banyak orang yang terikat oleh kebiasaan dan dosa tertentu, yang terikat oleh kutuk masa lalu, yang dirasuk oleh setan-setan. Mukjizat dan tanda-tanda memang bukan tujuan pelayanan itu sendiri. Tetapi melalui mukjizat dan tanda-tanda, banyak orang lebih terbuka untuk menerima Injil Yesus Kristus, terlebih karena hal-hal itu merupakan janji Tuhan dalam Markus 16:17-18, “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
Di samping itu, hidup di dalam kuasa Tuhan adalah hidup yang terus bekemenangan, sehingga kita mampu menang atas setiap pencobaan atau godaan yang dilancarkan oleh Iblis. Ada godaan dalam hal harta, tahta, dan moral yang dikatakan oleh Alkitab sebagai “keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup” (1 Yoh. 2:16). Dengan bersandar kepada Tuhan, kita diberi-Nya kuasa untuk menaklukkan semuanya itu dan menjadi lebih dari pemenang.
-
Kuasa untuk Bertahan
Dalam pelayanan selalu ada tantangan yang disebabkan oleh orang-orang yang tidak sependapat dengan kita. Akan ada teguran dan pimpinan jika kita tidak melayani dengan baik dan benar, akan ada sindiran dari teman sepelayanan yang belum dewasa rohani, dan sebagainya. Jika kita tidak melayani dalam kuasa Tuhan, kita mudah marah, kecewa, dan kemudian undur dari pelayanan.
Nabi Yeremia pernah berniat untuk undur dari pelayanan karena beratnya tekanan dari sekitarnya, bahkan dari imam-imam yang memusuhinya. Tetapi ketika ia berniat untuk undur, Roh Tuhan – yang digambarkan sebagai api yang berkobar-kobaqr – menguatkan Yeremia, sehingga ia pun tidak jadi undur dari pelayanan, melainkan tetap setia sampai pada akhirnya (Yer. 20:9). Tetaplah bertahan dalam pelayanan, karena mahkota kehidupan telah disediakan bagi kita yang setia (Why. 2:10).-- PFS
- petrus f. setiadarma's blog
- Login to post comments
- 6129 reads