Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kehendak Allah dalam Memanage Keuangan Lukas 16: 10-12
Ada seorang yang hidupnya
berkecukupan, dan dapat dibilang berkelimpahan. Kedua orangtuanya bekerja dalam
perusahaan yang telah mereka dirikan sendiri. Karena orangtuanya selalu bekerja
dan bahkan jarang dirumah karena harus ke luar negeri mengurusi perusahaannya ,
ia diasuh oleh pembantunya. Karena jarang di rumah, orang tuanya mamberi uang
saku langsung 1 minggu bahkan kadang 1 bulan. Uang sakunya sejumlah
Rp.100.000/hari. Kalau 1 bulan berarti Rp 3.000.000,- namun uang itu belum
dengan kebutuhannya sehari-hari. Mungkin di benak qta, banyak sekali dan
pastinya dapat beli apa saja yang kita inginkan. Ia pun seperti itu, karena
terbiasa hidup mewah, Ia menghabiskan uang sakunya. Ia hidup dalam keborosan dan
ketika uang sakunya habis dan membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhannya, ia
tidak berpikir panjang lagi dan merampok toko. Hingga akhirnya sekarang ia
harus masuk dalam pusat rehabilitasi di Bogor.
Ini berupakan contoh dari kehidupan orang yang
dapat memenege uang. Tuhan bilang dalam Luk 16: 10, dalam perkara kecil saja
tidak lulus apalagi dalam perkara besar. Allah ingin agar kita dapat mempertanggung jawabkan uang
yang tuhan berikan kepada qta. Pada perikop sebelumnya Yesus membahas
perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur. Namun dalam keadaan yang menyudutkan,
bandahara menggunakan persahabatannya dengan mammon (ayat 9). Dalam memanage
keuangan, sering kali qta jatuh di mana menggunakan uang untuk segala sesuatu
yang kita butuhkan hingga kita merasa membutuhkan uang. Sesungguhnya yang kita
butuhkan bukan uang, namun uang yang menjadi alat untuk membeli apa yang qta
butuhkan. Tanpa qta sadari seringkali juga qta diperbudak oleh uang karena hal
itu. I Tim 6: 10 mengatakan bahwa akar dari segala
kejahatan adalah cinta uang. Kita harus ingat bukan uang yang mengatur qta
untuk apa yang qta beli tetapi qta yang mengatur uang untuk membeli apa yang
benar-benar qta butuhkan.
Amsal 21: 20 “Harta yang indah dan
minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya.”
Dari ayat ini, ata dapat melihat dua pilihan yang ditawarkan kepada qta. Yang
pertama, apakah qta orang bijak? dan yang kedua apakah qta orang bebal yang
sudah menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang gak perlu? Seperti perumpamaan
anak yang hilang, di mana si bungsu meninggalkan ayahnya dan menghabiskan uang
ayahnya dengan pesta pora dan mabuk-mabukan (Luk 15: 11-32).
Qta perlu ingat, Allah menginginkan agar qta setia
dalam semua perkara, baik dalam perkara kecil maupun perkara yang besar.
Seperti perumpamaan tentang talenta, Allah memuji orang yang dapat menggandakan
talenta yang telah Allah berikan. Jangan karena kita mendapat sedikit, qta
simpan saja bahkan qta habiskan. Allah ingin supaya qta mengusahakan dan
bertanggungjawab atas berkat-berkat yang telah Allah berikan.
- Febe Mega Lestary's blog
- 5615 reads