Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kata Pengantar
THE INTEGRATED LIFE IN THE TRUTH:
Studi Integrasi Theologi, Spiritualitas, dan Praktika Reformed
oleh: Denny Teguh Sutandio
Kata Pengantar
Kita hidup di zaman postmodern yang diwarnai oleh beragam filsafat yang banyak dipengaruhi oleh filsafat zaman modern (zaman sebelum postmodern), sekularisme, maupun spiritualitas Gerakan Zaman Baru. Beragam filsafat tersebut memengaruhi semua orang, bahkan tidak sedikit orang Kristen yang terpengaruh. Akibatnya, banyak orang Kristen bahkan pemimpin gereja terlalu ekstrim menekankan salah satu filsafat tersebut. Ada yang terlalu menekankan rasionalitas dan akademis (akibat dari pengaruh sekularisme dan rasionalisme di abad modern), sehingga apa yang tidak akademis dianggap tidak “logis”, akibatnya orang seperti ini memiliki hati yang kering dan bisa menjadi sombong. Di sisi lain, ada orang Kristen bahkan pemimpin gereja yang sangat menekankan spiritualitas (lebih tepatnya pengalaman subjektif à akibat dari pengaruh: filsafat relativisme dan spiritualitas Gerakan Zaman Baru) dan membuang pentingnya rasio. Akibatnya, pengalaman atau spiritualitas apa pun bahkan dari setan dianggap dari “roh kudus”, karena mereka tidak mempunyai dasar uji yang tepat yaitu Alkitab. Ada juga yang terlalu menekankan aspek praktika (akibat dari pengaruh pragmatisme dan materialisme terselubung), yaitu mereka sibuk mengurusi bagaimana melayani masyarakat, tetapi sayangnya mengabaikan penginjilan secara verbal. Ketiga kata kunci ini: Theologi, Spiritualitas, dan Praktika adalah tiga hal yang harus dikerjakan secara bersama-sama dengan satu prinsip mutlak, yaitu: Alkitab. Tetapi hari-hari ini, ketiga kata ini ditekankan secara tidak seimbang dan sangat kacau. Oleh karena itu, saya terbeban menyusun makalah singkat ini untuk menyadarkan kita akan pentingnya tiga hal ini dalam perspektif theologi Reformed yang mau kembali kepada Alkitab.
Dalam menyusun makalah ini, pertama-tama saya bersyukur kepada Allah Trinitas yang telah memimpin saya mengenal kedalaman iman Kristen dan wahyu khusus-Nya, Alkitab. Lalu, saya juga bersyukur hanya melalui anugerah-Nya saja, saya bisa menyusun makalah yang mengintegrasikan theologi, spiritualitas, dan praktika dari kacamata theologi Reformed berdasarkan Alkitab. Setelah itu, saya juga berterima kasih kepada banyak hamba Tuhan dari Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII), di mana saya menjadi anggota jemaatnya. Pertama-tama, kepada hamba-Nya yang setia, Pdt. Dr. Stephen Tong, selaku pendiri Gerakan Reformed Injili dan Gereja Reformed Injili Indonesia (GRII), yang pertama kali telah menyadarkan saya akan finalitas Kristus dan pentingnya theologi Reformed melalui pengajaran-pengajaran beliau di dalam Kaset Seminar Pembinaan Iman Kristen (SPIK) maupun di dalam National Reformed Evangelical Convention (NREC). Kedua, saya berterima kasih kepada gembala sidang gereja saya, GRII Andhika, Surabaya, Pdt. Sutjipto Subeno, S.Th., M.Div. yang telah memberikan banyak inspirasi kepada saya sebagai salah satu bahan studi di dalam makalah ini. Juga tidak lupa saya menghaturkan banyak terima kasih kepada Pdt. Billy Kristanto, Dipl.Mus., M.C.S. yang banyak mencerahkan pikiran saya tentang spiritualitas Reformed melalui khotbah-khotbah beliau yang theologis sekaligus devosional di NREC. Selain itu, saya juga berterima kasih kepada Ev. Ivan Kristiono, S.Sn., M.Div. melalui khotbah-khotbahnya di NREC yang membukakan pikiran saya banyak hal tentang konsep postmodern dan theologi Reformed. Tidak lupa saya menghaturkan terima kasih kepada Pdt. Drs. Thomy Job Matakupan, S.Th., M.Div. yang banyak memberi pencerahan kepada saya melalui kelas Katekisasi GRII Andhika, Surabaya. Kepada Ev. Mercy Grace Preally P. Matakupan, S.Th. (istri Pdt. Thomy Matakupan), saya juga menghaturkan terima kasih karena beliau telah mengajar saya di Sekolah Theologi Reformed Injili Surabaya (STRIS) Andhika di kelas Doktrin Allah.
Selain khotbah dan kaset, saya juga mendapatkan banyak pelajaran berharga dari buku-buku yang pernah saya baca. Pertama-tama, saya berterima kasih kepada satu-satunya theolog yang saya kagumi, yaitu Dr. John Calvin yang telah mencerahkan pikiran saya melalui dua bukunya, yaitu Institutes of the Christian Religion dan Golden Booklet of Christian Life (diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: Mutiara Kehidupan Kristen). Selain itu, saya juga berterima kasih kepada Prof. Anthony A. Hoekema, Th.D. yang telah mencerahkan pikiran saya tentang konsep akhir zaman dan manusia sebagai pribadi ciptaan Allah melalui dua bukunya dalam bahasa Indonesia, yaitu: Alkitab dan Akhir Zaman, dan Manusia: Ciptaan Menurut Gambar Allah. Tentang Lima Pokok Calvinisme, saya juga berterima kasih kepada Rev. Prof. Edwin H. Palmer, Th.D., D.D. (HC) yang mencerahkan pikiran saya melalui bukunya dalam bahasa Indonesia: Lima Pokok Calvinisme. Juga, saya berterima kasih kepada Prof. Dr. Ds. Abraham Kuyper, Prof. Dr. Hans Maris, Rev. W. Gary Crampton, Th.D., Ph.D., Rev. Dr. Richard W. (Rick) Cornish, dll. Biarlah ilmu-ilmu yang pernah saya timba dari buku-buku mereka dapat menjadi berkat melalui makalah yang saya susun ini.
Biarlah melalui makalah yang singkat ini, nama Tuhan semakin dijunjung tinggi dan dipermuliakan, sehingga semua orang boleh melihat kemuliaan Tuhan yang sebenarnya yang tidak ditutupi oleh keberdosaan manusia meskipun mengatasnamakan nama “theologi.” Sekali lagi, biarlah Tuhan, hanya Tuhan saja, dipermuliakan. Amin. Soli Deo Gloria.
“Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.”
(1 Tesalonika 5:21)
“Without knowledge of self there is no knowledge of God”
(Dr. John Calvin, Institutes of the Christian Religion, Book I, Chapter I, Part 1, p. 35)
- Denny Teguh S-GRII Andhika's blog
- 7563 reads