Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kala Mama Lupa
Kami empat bersaudara, tiga perempuan dan seorang laki-laki. Adikku yang bungsu adalah satu-satunya saudara laki-laki kami. Waktu itu, kami semua masih sekolah, belum ada yang kuliah. Setiap pagi, mama memberikan uang saku untuk kami sebelum kami semua berangkat ke sekolah. Uang saku itu biasanya ia letakkan di atas meja makan. Aku dan ketiga adikku mendapatkan jumlah yang sama, mama sengaja melakukan ini agar tidak ada yang merasa tidak adil. Hal ini rutin dilakukannya setiap pagi, kadang-kadang ia memberikan jatah uang saku satu minggu sekali. Tapi adakalanya ia lupa sehingga kami harus teriak-teriak memanggil mama yang sedang sibuk di halaman belakang rumah, karena setiap pagi mama selalu berada di halaman belakang. Kalau sudah begitu, biasanya ia akan menyuruh kami mengambil sendiri uang saku kami di dalam tasnya.
Memberikan uang saku kepada anak-anaknya adalah wujud perhatian mama kepada kami, ... salah satu caranya untuk memenuhi kebtuhan kami. Meskipun begitu adakalanya ia lupa, padahal itu adalah kegiatan rutinnya. Sangat berbeda dengan Bapa di Surga ya:), ... Ia tidak pernah lupa pada setiap kebutuhan kita. Setiap hari, setiap waktu, Ia menyediakan setiap kebutuhan kita bahkan sampai hal yang terkecil sekalipun! Bisakah kita bayangkan jika suatu kali ia lupa mengisi udara di dunia ini sehingga kita mati lemas karena kekurangan oksigen? Syukurlah kita punya Allah yang sempurna, Allah yang luar biasa, Allah yang perhatian, yang mencukupkan kebutuhan kita bahkan sejak kita masih dalam kandungan. Allah yang tidak membiarkan ciptaan-Nya begitu saja, hmmm istilahnya faham Deisme. Ia tidak pernah lupa menaruh berkat kita setiap hari di atas meja, tapi Ia membungkus dengan rapi setiap apa yang kita butuhkan sebagai bekal kita hari itu. Ia menyediakan! Bila mama saja perhatian, terlebih lagi Tuhan ya.
- Kolipoki's blog
- 4752 reads