Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Jatuh
Sudah sejak berangkat dari rumah perasaanku tidak enak. Apakah ini firasat? Akankah terjadi sesuatu? Terus terang aku takut. Aku takut jatuh. Aku takut pesawat yang kunaiki jatuh. Sebenarnya aku takut terbang. Apalagi berita tentang pesawat yang jatuh sudah beberapakali kudengar. Aku tak mau masuk koran dan TV hanya karena aku adalah salah satu korban pesawat naas yang jatuh...
Almarhum! Pasti aku akan mendapat gelar baru itu jika hal itu bernar-benar terjadi. Lalu anak-anak dan istriku? Sama saja. Apakah ada yang akan selamat jika pesawat mengalami kecelakaan dalam penerbangannya?
Kutepis pikiran buruk itu. Kuoleskan minyak gosok di dahi dan keningku. Aku menghela nafas. Pernikahan adik bungsuku wajib kami hadiri, sedangkan waktuku tidak banyak. Aku tak mungkin cuti terlalu lama, dan anak-anak tak bisa terlalu lama membolos sekolah. Pilihannya cuma satu supaya cepat : terbang!
******
Hari masih pagi ketika kami -- aku, istri dan kedua anakku, sampai di bandara. Jam menunjukkan pukul 04.47 WIB. Jadwal penerbangan kami 06.15. Jadi sekalipun masih pagi, kami tidak lebih cepat, pas, karena kami memang harus datang satu jam sebelumnya.
Aku tanya petugas yang ada, apa yang harus kulakukan karena aku memang belum pernah naik pesawat. Mendaftar ulang, membayar boarding pass, dan menunggu....
******
Ketika masuk ke pesawat, aku menemukan nomor tempat dudukku dan keluargaku sudah ada yang menempati. Aku tahu siapa orang itu, karena beliau sering muncul di TV. Wakil rakyat, seorang anggota dewan dari komisi satu, seorang yang seharusnya berjuang untuk kepentingan rakyat. Beliau tidak bergeming, sekalipun tiketnya bukan untuk jam penerbangan saat ini. Pada tiket pak RS dan keluarganya tertulis untuk jam penerbangan pukul 07.45. Apa yang menyebabkan beliau ikut pada jam penerbangan kali ini? Karena sudah telanjur datang pagi, ataukah ada sesuatu yang genting? Terjadi sedikit keributan. Beliau bertanya kepadaku, " Anda belum tahu siapa saya?". Aku menjawab, "Saya tahu siapa bapak, saya justru heran pada kelakuan bapak!". Seorang pramugari menengahi kami. Dan aku mengalah. Aku ajak istri dan kedua anakku turun. Tiket pak RS dan keluarganya ada di tanganku, jumlahnya sama persis dengan tiket keluargaku. Aku akan ikut penerbangan berikutnya.
Aku mengalah karena aku mungkin sudah terlalu banyak nonton film action. Aku ingat adegan film dimana polisi main serobot mobil orang ketika mengejar penjahat. Aku anggap mobilku kini baru saja diserobot seorang polisi.... Dan itu ternyata merepotkan. Karena booking tiket yang kubawa milik pak RS itu bukan atas nama keluargaku.
******
Sampai di bandara tujuan, dari TV yang terpasang aku mendengar dan melihat berita tentang kecelakaan itu. Pesawat dengan nomor penerbangan XXX, yang bertolak dari bandara J pada pukul 06.15, jatuh..... Ada daftar nama-nama korban penumpang pesawat itu. Namaku, nama istriku dan nama kedua anakku ada di daftar itu. Seluruh penumpang diperkirakan tewas.
Aku hanya bisa tertegun, dan menghela nafas panjang....
Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!
- Pak Tee's blog
- Login to post comments
- 4703 reads