Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Jangan Menahan Kebaikan
"Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak
menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya." (Amsal 3:27)
Majalah TIME memuat cerita tentang paket yang dikirimkan kepada
Michael Achorn di Michigan, A.S. Kantor pos menelepon Margaret,--
isteri Achorn--, supaya mengambil kiriman paket Natal. Dalam
perjalanan dari kantor pos, Margaret merasa was-was karena tidak
mengenal pengirim paket tersebut. Namanya memang mirip dengan nama
belakang suaminya,--Edward Achorn--, tapi dia dan suaminya tidak
mengenal siapa orang ini. Bagaimana jika paket ini berisi bom?
Margaret lalu menelepon kantor pos. Tak berapa lama, datanglah pasukan
Gegana dengan peralatan lengkap. Menggunakan robot kendali jarak jauh,
pasukan penjinal bom memeriksa bungkusan yang mencurigakan
itu. Setelah dibuka, ternyata paket itu berisi radio AM/FM dan tape
recorder. Teka-teki tentang isi paket ini terjawab sudah. Namun yang
masih menjadi misteri adalah siapa Edward Achorn itu? Mengapa dia
mengirimkan hadiah Natal kepada Michael dan Margaret? Kita hidup di
zaman yang serba sinis dan penuh kecurigaan. Kita selalu mewaspadai
motivasi yang tersembunyi di balik perilaku seseorang. Bahkan perilaku
baik pun, masih dicurigai. Mengapa dia berbuat baik padaku? Jangan-
jangan dia punya maksud tertentu? Tumben dia berbuat baik, pasti ada
maunya deh!
Ketika gereja kami menawarkan bantuan pembangunan rumah kembali kepada
korban gempa, ada beberapa orang yang menolak. Mereka curiga,
jangan-jangan akan "di-kristen-kan" jika menerima bantuan
itu. Tapi kita tidak menyerah. Setelah melihat bukti ketulusan bantuan
kita, akhirnya mereka juga meminta bantuan itu. Natal dapat menjadi
momentum yang tepat untuk menunjukkan kebaikan. Jangan
menahannya Jangan menahan kebaikan. Tapi jangan menyerah kalau
kebaikan kita ditolak.
Judul Komentar : Betul pa...zaman sekarang memang serba sinis
Pengirim : Nray
Tanggal : Thu, 11 Dec 2008 11:28:19 +0700
Komentar :
Pa Pur betul sekali,zaman sekarang semua serba sinis, ada yang mau berbuat baik malah dicurigai.
Zaman saya kecil kerukunan antar umat itu baik sekali. saya teringat waktu itu setiap kali gereja kami merayakan natal sekolah minggu, saya dan kakak2 saya selalu mengajak teman2 kami yang bukan orang kristen untuk ikut dalam perayaan tersebut karena nanti setelah perayaan selesai kami semua akan mendapat sebuah kado yang pasti isinya adalah mainan anak2. Itu adalah merupakan kegembiraan kami. karena kami merasa kami harus berbagi kegembiraan dengan teman2 kami meskipun mereka tidak merayakan natal.
Dan waktu itu, orang tua mereka tidak pernah menaruh rasa curiga kepada keluarga kami, bahwa kami bermaksud meng "kristen" kan anak2 mereka, sehingga tidak ada larangan bagi anak2 mereka untuk hadir dalam perayaan natal bersama sama dengan kami.
Masa2 seperi itu mungkin di hari-hari sekarang tidak mungkin lagi bisa terjadi.
Karana kehidupan ber
agama di Indonesia sudah ter kotak2 dan dibatasi oleh larangan2 yang seharusnya tidak perlu ada.
Betapa saya merindukan suasana seperti dulu ketika saya masih kecil, kami bertetangga tidak pernah saling curiga.
Tapi kenyataan begitulah hidup, segala sesuatu bisa berubah.
Betul kata pa Pur, dunia boleh berubah tetapi kita sebagai anak Tuhan tidak harus terkontaminasasi dengan perubahan jaman. tetap lah melakukan kebaikan, jangan menahannya
JBU
Judul Komentar :
Memang Aneh
Pengirim :
Purnawan Kristanto
Tanggal :
Thu, 11 Dec 2008 15:34:14 +0700
Komentar :
Memang aneh, ya. Ketika seseorang merasa lebih saleh, dia malah semakin jauh dengan orang yang berbeda iman dengannya. Hal yang sama juga terjadi di kampung saya. Dulu Natal dirayakan orang sekampung, sebagaimana hari Lebaran juga menjadi pesta semua warga. Sekarang, memakai balai desa untuk merayakan Natal saja kesulitan.
Tapi jika ingin meneladani Tuhan Yesus, kita tetap harus berbaik-baik kepada semua orang. Meski dari 10 orang kusta yang disembuhkan, hanya satu yang kembali berterimakasih, toh Tuhan Yesus tidak sakit hati. Sembilan orang yang sembuh dari kustanya tidak lantas menjadi kusta kembali. Ketika kami membuka posko kemanusiaan gempa, ada seorang warga yang mencuri alat handy talkie kami. Bayangkan betapa kesalnya hati kami. Sudah ditolong, malah nyolong. Tapi bercermin dari Tuhan Yesus, kami berusaha tetap mengasihi mereka.
Visit my web!
------------
Communicating good news in good ways
- Purnawan Kristanto's blog
- 3934 reads