Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Jangan mau hidup dalam kotak
Sering kali kita membuat kotak dan masuk di dalamnya. Kita berharap ada di dalamnya sepanjang masa.
Beberapa waku yang lalu saya pernah menuliskan tentang pekerjaan kita tidak dibatasi oleh jenis pekerjaan kita. Saya membagikan tulisan ini ke beberapa orang dan setelah sekian lama tidak ada perubahan. Menyedihkan buat saya tetapi pagi ini (ketika saya menuliskan ini) saya merasakan Tuhan juga sedih. Jika ada istilah katak di dalam tempurung, maka banyak orang yang membuat tempurungnya lalu tinggal di dalamnya. Sebagian tempurung tersebut berupa pekerjaan.
”Mengapa Anda tidak mengembangkan diri?” sebuah pertanyaan yang saya sampaikan ke beberapa orang. Jawabannya cukup beraneka ragam.
”Perusahaan tidak membayarku untuk melakukannya.”
”Kemampuan yang aku miliki sudah lebih dari cukup.”
”Pekerjaan tidak menuntutku untuk berkembang lebih lagi.”
”Percuma karena tidak mungkin naik pangkat walaupun kemampuan saya sangat bagus.
"Direktur membenci saya sehingga saya tidak mungkin naik pangkat.”
Jika jawabannya memang seputar pekerjaan dan perusahaan lalu siapa yang menentukan pekerjaan kita? Siapa yang menentukan perusahaan? Lalu siapa yang menentukan direktur kita? Bukankah kita sendiri? Jika kita mau kita bisa berganti pekerjaan, berpindah perusahaan dan menghadapi direktur yang berbeda. Jika kita mau, semua bisa berubah, kita juga bisa mencari perusahaan yang mengembangkan diri kita. Bukankah kuncinya di dalam diri kita bukan dalam diri orang lain?
Pekerjaan kita telah menjadi kotak buat kita dan sialnya kita sendiri sebenarnya yang menentukan apakah pekerjaan kita dengan kata lain kita sendiri yang menetukan kotaknya. Apakah kita ingin kotak yang besar atau yang kecil? Kotak terbuat dari kardus atau dari besi atau dari karet? Apakah kita ingin hari ini tetap berada di kotak yang sama dengan lima tahun yang lalu?
Kotak yang saya maksud adalah cara pandang kita dan wawasan (termasuk keterampilan) kita. Kedua hal ini yang akhirnya menentukan kualitas hidup kita. Kita tidak mampu melihat lebih luar dari cara pandang dan wawasan kita kecuali kita memperluas keduanya. Ada orang yang mengaggap bahwa politik itu kotor hanya karena melihat politikus yang korupsi. Cara pandang ini akan terus melekat kecuali dia keluar dari kotaknya. Dia pergi bertemu dengan politikus yang bersih.
Ide, inisiatif, dan kreatifitas tidak lepas dari cara pandang dan wawasan. Orang yang mempunyai kedua hal itu lebih luas maka akan lebih berprestasi. Mereka bisa mengembangkan diri mereka lebih baik dari yang lain. Teman saya, sangat lihai dalam menemukan ide baru (untuk film) dan kreatif sekali. Buat saya wajar karena dia memang pencinta film. Dan dia tidak pernah mau menerima suatu aturan mentah-mentah. Dia akan mempertanyakan mengapa aturan itu ada, buat apa, mengapa bukan aturan yang lain dsb. Cara pandang dia untuk aturan berbeda. Wajar, dia bisa sangat kreatif karena sesuatu akan dia pikirkan dengan cara yang berbeda dari orang lain.
Masalahnya banyak orang yang menganggap pekerjaannya adalah segalanya tetapi justru membuat dirinya tidak mengembangkan diri. Mereka berkutat di pekerjaannya siang dan malam, mengerahkan segala perhatiannya sampai-sampai tidak mempunyai waktu untuk memandang dengan cara yang berbeda. Mereka tidak sempat membaca buku tentang bisnis atau pengembangan diri sehingga mereka tinggal di dalam tempurung mereka. Memang mereka akan nyaman, tapi sampai berapa lama?
Akan tiba saatnya mereka harus keluar dari pekerjaan dan mereka menyadari bahwa diri mereka sudah sangat tertinggal. Atau posisi mereka akan tetap karena mereka tidak pernah memberikan perkembangan. Mereka sulit memahami mengapa tidak banyak perubahan di dalam hidup mereka. Lebih parah lagi mereka tidak menyadari bahwa mereka ada di dalam kotak yang mereka buat sendiri. Mereka membuat kotak yang kecil dan tidak pernah mengembangkannya.
Kitalah yang menentukan seberapa besar kotak yang akan kita buat. Apakah besar atau kecil. Jangan biarkan perusahaan yang menentukan. Jangan andalkan orang lain untuk memperluas kotak kita. Kita gunakan uang kita sendiri, gunakan semua yang ada di dalam diri kita untuk memperluas kotak kita. Bukankah itu miliki kita? Bukankah kita yang paling diuntungkan jika kotak itu diperluas?
Small thing,deep impact
- Sri Libe Suryapusoro's blog
- 4417 reads