Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Jadilah
Tgl: 5 desember 2015
Kalender: Minggu Advent I
Teks:
26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Renungan:
Dalam minggu Advent I ini, ada baiknya kita mengingat salah satu pelaku sejarah yang ikut berperan besar dalam proses lahirnya Anak Allah ke bumi, yaitu ibunya. Maria disebutkan di sini adalah seorang perawan yang sedang bertunangan. Memang tidak disebutkan umurnya, tapi kemungkinan antara 15-20 tahun, jadi masih sangat muda.
Ada beberapa hal yang disebut dalam teks ini, seperti bahwa Roh Kudus akan menaungi dia sehingga meskipun dia belum bersuami dia akan melahirkan. Tentu untuk ukuran manusia normal ini adalah hal yang mustahil, tapi ternyata Maria tidak menertawakan atau mencemooh sabda Tuhan tersebut, sebaliknya dengan penuh iman ia menjawab: jadilah padaku sesuai dengan perkataanmu itu (38).
Hal ini kontras sekali dengan sikap Zakharia, bapak Yohanes Pembaptis, yang sekalipun ia adalah seorang imam ternyata sulit untuk percaya bahwa istrinya yang mandul akan melahirkan.
Bukankah seringkali Tuhan menyediakan jalan yang terbaik, yang bagi kita sering tidak masuk akal? Hanya bila kita menjawab, jadilah padaku sesuai sabdaMu, maka tangan Tuhan yang kuat akan menunjukkan kuasa-Nya.
Sebaliknya jika kita menolak atau menertawakan karena gagasan Tuhan tidak masuk akal, maka Tuhan akan undur dari kita.
Pesan Natal: maukah kita membiarkan Tuhan berkarya melalui kita sebagai manusia, dan bukannya menolakNya karena sering memberi perintah yang tidak masuk akal? Itulah yang disebut lompatan iman (leap of faith).
Bagaimana pendapat Anda?
Versi 1.0: 2 desember 2015
VC
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
- victorc's blog
- Login to post comments
- 3795 reads